Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-
Saat Jeongin menonton film atau membaca novel tentang dua manusia yang melakukan segala hal tanpa ikatan status berpacaran, Jeongin sempat tidak mengerti. Mereka melakukan segala kegiatan yang patut dilakukan oleh sepasang kekasih, namun jika ditanya apa hubungan mereka, mereka malah menjawabnya dengan kalimat 'kami hanya teman dekat'.
Jeongin akan marah atau merasa tidak masuk akal dengan alur cerita klise begitu. Kenapa berhubungan intim jika hanya berteman saja dan kenapa tidak berpacaran saja jika ingin berhubungan intim begitu? Jeongin yang waktu itu masih muda dan polos jelas-jelas tidak mengerti dan tidak ingin mengerti hal begituan.
Namun. Sekarang Jeongin tahu jawabannya.
"Ah..!" Seraya terhentak dengan tidak berdaya, Jeongin menggulirkan kepala kecilnya. Tidak bisa menolak untuk membagi suhu tubuh, namun tidak juga ingin terlibat dalam suatu hubungan yang terlalu terikat. Itu adalah hubungan Hyunjin dan Jeongin sekarang. Mereka berdua melakukan segala kegiatan yang pantas dilakukan oleh seorang Suami Istri, namun nama hubungan Hyunjin dan Jeongin hanya bertitle 'hanya rekan kerja' or 'just friend'.
Semenjak Hyunjin meng-unboxing lubang Jeongin, kedua lelaki muda nan tampan itu sibuk menempelkan tubuh mereka. Tidak peduli waktu, tempat, situasi bahkan suasana. Dua lelaki berbeda marga itu tidak bosan membagi suhu tubuh. Hujan tidak bisa menghentikan. Sinar matahari tidak mampu mengganggu. Suara burung bernyanyi di luar pun tidak terdengar di telinga Hyunjin maupun Jeongin.
Sedang menonton TV yang menunjukkan film genre komedi bersama, Hyunjin menerkam Jeongin dengan alasan film komedi tersebut membuat Hyunjin bosan. Sedang memakan ice cream di balkon sembari menikmati angin sore yang sejuk, Hyunjin kembali menerkam Jeongin dengan alasan anginnya terlalu dingin dan Hyunjin butuh kehangatan untuk tubuhnya. Sedang meminum kopi di kafe sekitar, Hyunjin menerkam Jeongin di dalam toilet dengan alasan kopi yang dipesannya sungguh pahit dan Hyunjin butuh bibir Jeongin untuk meredakan rasa pahit kopi.
Hyunjin menerkam Jeongin di segala tempat, segala waktu. Hyunjin berperilaku layaknya binatang buas yang sedang dalam masa birahi.
Anehnya. Jeongin tidak menolak. Jeongin ikut melingkarkan tangannya di leher Hyunjin jika Hyunjin menempelkan tubuhnya ke tubuh Jeongin, ikut membalas ciuman Hyunjin jika Hyunjin memasukkan lidah dalam mulutnya, dan ikut memasrahkan diri jika Hyunjin beralih membuka kancing bajunya. Tidak berbeda jauh dengan keadaan Hyunjin yang sedang buta akan nafsu, Jeongin yang baru kali ini membuka matanya dalam hal beginian pun tentu saja jadi lunak.
Lagipula walau Jeongin menolak, Hyunjin akan merayunya dengan berbagai cara hingga Jeongin akan ikut bergaul dalam kegiatan panas yang Hyunjin buat. Jeongin tidak akan bisa berpikir jernih dan normal jika Hyunjin sudah meminta tubuh lelaki Yang itu.