𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 𝚝𝚑𝚒𝚛𝚝𝚢 𝚎𝚒𝚐𝚑𝚝

502 61 17
                                        


B E H I N D T H E S C E N E

B E H I N D   T H E   S C E N E

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

Tit. Tit. Tit.

Tiririt—

Suara pintu terbuka membuat Hyunjin berlari kencang ke arah pintu. Bagaikan anjing yang kesenangan karena Tuannya telah pulang ke rumah, Hyunjin menghampiri Jeongin dengan mata sungguh berbinar. "Akhirnya kau pula—"

"Kemari, Hwang Hyunjin." Melewati Hyunjin yang bersiap memeluknya, Jeongin melangkah acuh ke arah ruang tengah. Sambil membawa angin malam yang menempel dari luar, Jeongin mendudukkan pantatnya di sofa panjang. Tak, tak. Lalu Jeongin menepuk-nepuk sisi sampingnya; memberikan gestur terhadap Hyunjin agar Hyunjin akan ikut duduk disampingnya.

Hyunjin mengikuti perintah Jeongin tanpa membangkang. Entah mengapa situasi ini terasa deja vu untuknya.

Dan setelah pantat Hyunjin menempel di permukaan kulit sofa, Jeongin menatap mata Hyunjin lekat. Jeongin mengikat pandangannya dengan pandangan Hyunjin, dengan harapan Hyunjin akan menjawab segala pertanyaannya dengan jujur.

"Kenapa." Hyunjin bersuara sedikit ketus. Reaksi acuh Jeongin yang melewati pelukannya di pintu masuk tadi menjadi luka kecil untuk Hyunjin. Hyunjin sudah lama tidak menerima reaksi datar dari Jeongin belakangan ini, membuat Hyunjin agak tercengang saat Jeongin melewatinya dengan jahat tadi. Biasanya Jeongin akan mendekapnya jika Hyunjin merentangkan tangan, membalas ciumannya jika Hyunjin membenturkan bibir, dan akan memeluk Hyunjin jika Hyunjin meminta.

Hyunjin menatap Jeongin sebal.

Tanpa tahu Hyunjin merasa sebal padanya, "Apakah kau masih menggali informasi ku tanpa sepengetahuanku, Hwang Hyunjin?" Jeongin bertanya to the point. Jika benar Hyunjin sedang menggali informasinya tanpa sepengetahuannya, Jeongin ingin menceramahi Hyunjin. Didunia ini, ada orang yang akan merasa tidak nyaman jika privasi mereka digali. Jeongin yang merupakan seorang publik figur memang tidak keberatan jika kehidupan pribadinya digali begini.

Tapi. Kalau salah ya salah. Sikap Hyunjin menggali informasi seseorang begini sangatlah tidak baik. Stalking atau menguntit, itu adalah sebutan untuk sikap Hyunjin yang satu itu. Bagaimana kalau Hyunjin jadi terbiasa dengan sikap buruknya itu hingga suatu saat nanti Hyunjin malah menstalking kekasihnya atau orang yang lelaki Hwang itu sukai? Jeongin merasa iba terhadap orang yang akan menerima perilaku stalking Hyunjin itu.

"....." Hyunjin tidak menjawab pertanyaan Jeongin. Lelaki Hwang itu malah menggulirkan bola matanya perlahan ke arah dinding, demi menghindari tatapan intimidasi Jeongin.

"Lain kali jangan begitu. Kau tidak boleh menggali informasi seseorang tanpa sepengetahuan orang itu."
"Kau ingin ditangkap karena tuduhan menguntit?"
"Pokoknya jangan."
"Mengerti?"

Ceramahan Jeongin melintas di kepala Hyunjin. Jeongin memarahinya dulu karena ia ketahuan menggali informasi Jeongin tanpa sepengetahuan Jeongin. Waktu itu Hyunjin juga telah berjanji kepada Jeongin untuk tidak berbuat demikian lagi—namun diam-diam Hyunjin masih menggali informasi mengenai Jeongin dari belakang sampai detik ini.

| 𝚂𝙴𝙰𝚂𝙾𝙽 𝙸 | 𝙱𝙴𝙷𝙸𝙽𝙳 𝚃𝙷𝙴 𝚂𝙲𝙴𝙽𝙴 ;  𝙷𝚈𝚄𝙽𝙸𝙽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang