Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-
"Tidak."
Saat bantahan keluar dari bibir Jeongin, Hyunjin membangkitkan tubuhnya.
Jeongin pun mencuri pandangan sedikit ke belakang demi mengecek. Apakah Hyunjin berniat pergi karena merasa sakit hati dengan bantahannya barusan? Dengan perasaan was-was, Jeongin tanpa sadar mengkhawatirkan perasaan Hyunjin.
But no, no. Hyunjin ternyata hanya berniat duduk di sebelah Jeongin, untuk mengintrogasi Jeongin lebih dalam. Hyunjin mendudukkan pantatnya di kursi samping Jeongin. "Jangan begitu." Dan dengan suara yang kini keluar lembut, "Coba lihat aku." Hyunjin berujar seraya memutar wajah Jeongin agar Jeongin menatap wajahnya.
Wajah Hyunjin dan Jeongin pun kini saling bertatapan. Dua mata lelaki itu kembali menyatu, namun kali ini dengan suasana yang lebih soft.
"Lihat baik-baik." Sambil membuka kacamata hitam miliknya serta kacamata hitam milik Jeongin, Hyunjin mengikis jarak antara wajahnya dengan wajah Jeongin. "Bukankah aku sangat tampan?" Lalu Hyunjin berkata dengan percaya diri. Hyunjin menggunakan seratus persen pesonanya untuk memperlihatkan betapa indahnya ciptaan Tuhan yang satu ini ke arah ciptaan Tuhan terindah yang lainnya.
Kelopak mata Jeongin terbuka tertutup cepat saat wajah Hyunjin memenuhi pandangannya. Hyunjin sedang menatap obsidian hitamnya sangat lekat, seolah-olah Hyunjin tidak tertarik dengan pemandangan lain yang ada dalam kafe.
Deg deg! Jeongin bisa merasakan jantungnya berdegup kencang tiba-tiba. Hey, Yang Jeongin! Ada apa denganmu! Batin Jeongin gugup. Jeongin adalah Aktor handal yang sudah banyak kali melakukan tatapan mata dengan lawan mainnya. Bukan satu dua kali Jeongin mengikis jarak antara wajah begini.
Tapi....
Hwang Hyunjin. Lelaki itu selalu berhasil membuat Jeongin rusak seketika. Hyunjin membuat Jeongin seperti kembali pada masa Jeongin masih menjadi Aktor rookie yang selalu kaku untuk melakukan scene romance.
"A-apa yang kau lakukan..." dengan nada bicara yang terputus-putus, Jeongin bersuara.
Sambil terus mengikat tatapannya dengan Jeongin, Hyunjin menangkup kedua pipi Jeongin, "Aku sedang menunjukkan wajahku padamu." Hyunjin lalu menjelaskan pada Jeongin dengan nada polos yang tidak mengandung arti lain. Ia benar-benar hanya sedang menunjukkan wajahnya pada Jeongin agar Jeongin tahu, wajahnya ini bukanlah wajah biasa.
Jeongin menggulirkan matanya atas reaksi percaya diri Hyunjin. Hyunjin memang tampan, namun entah kenapa Jeongin tidak ingin mengiyakan fakta itu. "So-sombong sekali." Jeongin berkata dengan nada sok dinginnya.
"Tapi kau menyukaiku sedikittt walau aku sombong kan?"
"Kata siapa aku menyukaimu?"
"Sudah kubilang berkacalah dahulu sebelum berbohong. Kau tahu? Wajahmu sungguh kentara saat kau sedang berbohong, Yang Jeongin."