𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 𝚏𝚒𝚏𝚝𝚢 𝚎𝚒𝚐𝚑𝚝

385 40 8
                                        


B E H I N D   T H E   S C E N E

B E H I N D   T H E   S C E N E

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

Tidak ada manusia yang sempurna. Semua manusia diciptakan dengan balance-nya masing-masing. Dan Jeongin, sekali lagi merasa kalimat itu benar adanya setelah ia melihat akting Hyunjin yang tak juga membaik. Tiga hari sudah Jeongin melatih akting Hyunjin. Berbagai cara Jeongin buat agar akting lelaki Hwang ini akan naik level; dari tingkat lumayan jadi tingkat tidak buruk. But. Nihil. Akting Hyunjin tidak membaik sama sekali. Baru kali ini Jeongin melihat hal macam begini.

"Apa masalahnya ya...." Dengan pikirannya yang tidak habis pikir dengan akting kaku Hyunjin, Jeongin mencari tahu akar masalah. Diajarkan Jeongin sebaik apapun, Hyunjin terus saja tidak bisa menyerap ajarannya. Aksen akting Hyunjin tetap menyedihkan. Hyunjin terus beraksen seperti sedang membaca buku bahasa asing. Aksen yang keluar dari mulut Hyunjin tidak terdengar jelas. Bukan hanya itu saja. Nada bicara dan ekspresi Hyunjin saat berakting tidak menyatu indah, main sendiri-sendiri. "Coba kita latihan dengan naskah lain." Jeongin pun mengangkat pantatnya demi menggapai naskah lain yang perannya akan lebih mudah untuk dikuasai Hyunjin. Mungkin naskah-naskah sebelumnya yang dipakai Jeongin untuk diajarkan ke Hyunjin ini masih sulit untuk Hyunjin kuasai.

Tak. Baru saja tangan Jeongin hendak menggapai ujung naskah yang ada di atas meja, tangan Hyunjin telah menghentikan segala pergerakan Jeongin. Hyunjin menahan bahu kiri Jeongin, srek! Dan menekan bahu sempit itu hingga tubuh Jeongin kembali terduduk.

"Kepala ku sakit."

"....."

"Mataku juga kering karena terlalu banyak membaca naskah."

"....."

Jeongin menatap Hyunjin jemu. Kalimat di atas sudah dikatakan berulang kali oleh Hyunjin. Hyunjin beralasan ini itu agar Jeongin akan segera membebaskan lelaki itu dari sesi latihan.

"Bagaimana kalau kita istirahat dulu?" Sambil memeluk lengan Jeongin kali ini, Hyunjin membujuk Jeongin agar Jeongin akan membiarkannya istirahat kali ini. Berlatih tiga jam setiap hari selama tiga hari berturut-turut membuat kepala Hyunjin pusing. Dari dulu Hyunjin paling tidak suka belajar; yang artinya Hyunjin tidak suka yang namanya berlatih, belajar, menghafal dan hal seperti itu. Dan sedari tiga hari lalu, Hyunjin terus dihadapkan dengan kegiatan belajar, menghafal, berlatih.

Awalnya Hyunjin kira berlatih akting itu tidak akan membosankan dan semenderita ini jika Jeongin lah yang mengajarinya. Namun. Hyunjin salah. Setelah Jeongin tidak memberikan peluang apapun untuk Hyunjin yang mencari kesempatan mencium wajah Jeongin di sela-sela latihan, Hyunjin jadi bosan. Belajar akting tanpa bisa mengecup wajah Jeongin itu sungguh membosankan.

"Bagaimana kalau kita driving sebentar untuk mencari udara segar? Cuaca hari ini sangat hangat. Kita juga tidak pernah driving bersama. Ayo keluar sebentar." Seraya menggoyang-goyangkan lingkaran tangannya di lengan Jeongin, Hyunjin memelas. "Besok aku berjanji akan fokus latihan." Lanjut Hyunjin dengan tatapan memohon.

| 𝚂𝙴𝙰𝚂𝙾𝙽 𝙸 | 𝙱𝙴𝙷𝙸𝙽𝙳 𝚃𝙷𝙴 𝚂𝙲𝙴𝙽𝙴 ;  𝙷𝚈𝚄𝙽𝙸𝙽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang