𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 𝚏𝚒𝚏𝚝𝚢 𝚏𝚒𝚟𝚎

419 54 13
                                        


B E H I N D T H E S C E N E

B E H I N D   T H E   S C E N E

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

Setelah menarik batangnya keluar dari tubuh Jeongin, Hyunjin beralih menengkurapkan tubuhnya di samping Jeongin. Terlihat Jeongin yang telah tepar. Lelaki Yang itu sedang menutup mata; mungkin lagi berusaha beristirahat sebelum lelaki itu akan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Hyunjin tahu Jeongin sedang tidak dalam keadaan benar-benar tertidur karena nafas Jeongin belum teratur seperti orang tidur. Dada Jeongin masih naik turun dengan cepat.

Tuk. Hyunjin menyentuh poni basah Jeongin dengan jarinya. Dimainkannya surai Jeongin itu dengan pelan, agar Jeongin tidak akan merasa terganggu. Hyunjin mengelus, memutar-putar, menggulung-gulungkan jarinya itu di atas poni Jeongin lalu, "Haha..." dengan volume suara sepuluh persen, Hyunjin mengeluarkan tawa kecilnya. Lelaki Hwang itu terkikik kecil saat matanya menangkap wajah Jeongin yang terdapat di bawah poni. Wajah Jeongin saat sedang menutup mata begini benar-benar terlihat menggemaskan. Kepalan tangan Jeongin yang terkumpul di atas dada juga terlihat lucu. Bukan hanya itu. Kulit putih yang terlihat lembut seperti adonan roti, bulu mata lebat, ujung hidung yang bulat dengan bibir yang imut. Rasanya Hyunjin ingin membubuhi wajah Jeongin dengan puluhan kecupan.

Hyunjin tidak percaya seseorang bisa terlihat se-lovely ini di matanya. Apapun hal yang Jeongin buat terkesan cute. Bahkan anak kecil yang pernah Hyunjin lihat sebelum-sebelumnya tak mampu membuat hati Hyunjin sekagum ini. Setiap kali Hyunjin melihat Jeongin, rasa seperti meledak-ledak menyerang hati dan kepala Hyunjin. Tangan Hyunjin juga jadi gatal; gemas ingin meraih kulit Jeongin untuk diremas-remas sana-sini.

Srek— Dengan gerakan super hati-hati seolah-olah sedang menghadapi seorang bayi, Hyunjin mengelus surai hitam Jeongin menggunakan telapak tangan besarnya. Tidak mempedulikan apakah surai Jeongin itu basah akan keringat, Hyunjin tidak segan-segan untuk mengelusnya. Lelaki Hwang itu mengelus surai depan Jeongin, hingga sebagian helai Jeongin masuk keluar menyentuh sela jarinya.

"Uhuk..."

Kegiatan Hyunjin terhenti saat batuk kecil keluar dari bibir Jeongin. Sepertinya Jeongin butuh suatu asupan mineral. Suara Jeongin terdengar sungguh serak, menyayat hatinya. Kasihan sekali. Batin Hyunjin sambil menatap iba Jeongin.

Hyunjin pun meraih nakas samping meja dengan tangan panjangnya. Lelaki Hwang itu menggapai satu botol air mineral yang ada disana, lalu—

Glek glek glek.

—Hyunjin menuangkan air tersebut sebanyak-banyaknya ke dalam mulutnya.

Srek!!

Glup glup glup!!!

Seperti di salah satu scene romantis di anime, Hyunjin beralih memindahkan air yang berada dalam mulutnya itu ke dalam mulut Jeongin. Hyunjin menarik pipi Jeongin setelah mulutnya berhasil diisikan cairan air. Kemudian tanpa membuang waktu, Hyunjin menekan dagu Jeongin hingga mulut Jeongin terbuka. Hyunjin langsung menyalurkan cairan transparan itu ke dalam mulut Jeongin. Hyunjin melakukan proses itu tanpa bertanya-tanya, membuat mata Jeongin harus kembali terbuka saking kagetnya. Baru kali ini Jeongin meminum air yang berasal dari mulut orang lain. Jeongin baru saja mendapatkan air dari mulut Hyunjin seperti burung baru lahir yang sedang menerima makanan dari Induknya.

| 𝚂𝙴𝙰𝚂𝙾𝙽 𝙸 | 𝙱𝙴𝙷𝙸𝙽𝙳 𝚃𝙷𝙴 𝚂𝙲𝙴𝙽𝙴 ;  𝙷𝚈𝚄𝙽𝙸𝙽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang