Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-
Jeongin melangkahkan kakinya mengikuti si pelayan restoran. Jaehyung telah mereservasikan room untuk janji makan malam hari ini hingga sekarang, Jeongin tanpa bisa berpikir macam-macam harus makan malam disini malam ini.
Sentuh tubuhku, maka aku akan mematahkan tangannya. Jeongin mengulangi kalimat itu dalam kepala bulatnya. Jeongin hanya akan makan dengan Choi Kang Hee. Jika Choi Kang Hee melakukan hal lebih, Jeongin tidak akan bersikap lembut-lembut.
Sembari melangkahkan kakinya mengikuti si pelayan, Jeongin mengitari pemandangan sekitarnya. Restoran makanan Jepang dengan interior yang tidak terlalu kuno. Semua interior sangatlah modern. Para pelayan juga semuanya terlihat masih muda dan bergaya trendy. Bahkan beberapa warna rambut pelayan berwarna blonde dan unik. Lagu yang terputar dalam restoran juga bergenre r&b, bukan lagu instrumental Jepang yang biasanya bisa didengar di rumah makan Jepang.
"Hi, Chef~"
Mata Jeongin ikut mengarah ke arah yang sama dengan mata si pelayan. Si pelayan yang sedang menuntun Jeongin itu baru saja menyapa seorang lelaki muda yang sedang menggunakan seragam mirip koki Jepang. Koki tersebut sedang berdiri di tengah restoran, seperti sedang menunggu seseorang.
Jeongin menurunkan tatapannya ke nametag si koki.
'Main Chef' 'Lee Minho'
Oh. Sepertinya lelaki sana adalah yang katanya main chef mantan Model yang digosipkan para staff itu.
Jeongin lalu menaikkan kembali tatapannya ke wajah si koki untuk aksi scan.
Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik.
Tiga detik adalah waktu yang cukup untuk Jeongin men-scan wajah si koki.
Ya.. Lumayan tampan untuk ukuran koki restoran Jepang.
Dan setelah puas menggulirkan mata sana-sini, Jeongin kembali menatap belakang kepala si pelayan yang sedang menuntunnya.
"Tuan Hwang sudah dekat katanya."
Jeongin membulatkan mata saat mendengar marga tak asing keluar dari bibir si pelayan. Hwang? Hwang Hyunjin?
Mata Jeongin kembali terarah ke arah Minho, lelaki yang sedang ditatap oleh si pelayan. Jeongin berniat mencari tahu siapa Tuan Hwang yang sedang dimaksud itu—
—namun sayang. Si pelayan dan Minho sudah tidak lagi berbincang. Minho bahkan telah pergi dari posisinya hingga Jeongin tak bisa lagi mencari informasi.
Jeongin menggigit bibir bawahnya gelisah. Jangan bilang kalau ternyata koki sana adalah teman Hyunjin dan Tuan Hwang yang dimaksud itu adalah Hyunjin.
Setelah kejadian lalu di ruang tunggu, Jeongin sangat berharap kalau ia dan Hyunjin tidak akan lagi dipertemukan. Jeongin itu malu. Sangat-sangat malu untuk melihat wajah Hyunjin. Jeongin belum siap.