𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 𝚝𝚑𝚒𝚛𝚝𝚢 𝚗𝚒𝚗𝚎

583 61 23
                                        


B E H I N D   T H E   S C E N E

B E H I N D   T H E   S C E N E

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

Satu minggu telah lewat. Perang dingin antara Hyunjin dan Jeongin masih to be continue tanpa terlihat akan berakhir. Kedua manusia itu tidak saling baku campur suara. Dua lelaki itu tidak baku saling campur tatapan. Dua Aktor itu tidak baku saling sentuh sama sekali. Jeongin akan melakukan segala hal dalam rumah dengan tatapan menunduk, sedangkan Hyunjin menghabiskan waktu dirumah Jeongin dengan tatapan lurus ke segala arah dinding. Dua makhluk ciptaan yang di atas itu sama sekali tidak melakukan kontak langsung.

Dan sampai detik ini—

"....."

"....."

—Hyunjin maupun Jeongin tidak saling menegur. Bahkan hubungan mereka berdua lebih memburuk daripada saat dua manusia itu pertama kali bertemu dulu. Jika dulunya Hyunjin dan Jeongin masih membentuk kontak mata walau mata mereka tajam layaknya pisau baru serta masih bertukar kalimat walau kalimat mereka tajam seperti silet, setidaknya Hyunjin dan Jeongin masih melakukan kontak tipis. Setidaknya Hyunjin dan Jeongin masih saling baku meraung dulu.

Namun sekarang? Tidak sama sekali. Bahkan Hyunjin dan Jeongin tidak saling baku tatap walau satu detik saja. Mereka berdua seperti enggan untuk melakukannya.

Hubungan layaknya pasangan honeymoon antara Hyunjin dan Jeongin berubah sekejap. Kini kedua lelaki itu lebih terlihat seperti pasangan tua yang hendak menuju ke gedung hukum untuk bercerai.

"Pelanggan nomor tiga puluh lima!! Minumannya sudah siap!!"

Drrkk...

Suara kikisan kaki kursi dengan lantai marmer kafe memecah keheningan meja. Hyunjin dan Jeongin sekarang sedang berada di kafe sekitar kediaman Jeongin yang baru saja open hari ini. Walau sedang dalam hubungan berkelahi, Hyunjin dan Jeongin tetap melakukan kegiatan bersama seperti biasa. Dua lelaki itu tidur di ranjang yang sama, bangun di ranjang yang sama, makan di meja makan yang sama, menonton TV bersama, duduk di balkon memakan ice cream di sore hari bersama bahkan mengunjungi kafe sekitar rumah jika jadwal Jeongin kosong, bersama. Hyunjin dan Jeongin masih tetap beraktivitas bersama. Hanya mata dan mulut mereka saja yang tidak saling baku bersama.

Seperti yang biasa Jeongin lakukan di kafe, Jeongin bangkit dari duduknya untuk mengambil minumannya dan minuman milik Hyunjin di meja pick up. Tak. Dan setelah Jeongin berhasil membawa dua gelas minuman kembali ke meja mereka, Jeongin kembali mendudukkan pantatnya di kursi kafe. Jeongin mendorong pelan segelas ice americano ukuran small ke hadapan Hyunjin, lalu menarik segelas ice americano ukuran large kedepannya.

Slurp, slurp. Dua suara menyeruput tercipta. Hyunjin menyeruput kopinya dengan tatapan menuju ke bagian luar kaca kafe, dan Jeongin menyeruput kopinya dengan tatapan menuju ke dalam gelas kopi. Hyunjin dan Jeongin hanya menyeruput kopi mereka dalam keadaan diam, dengan cepat.

| 𝚂𝙴𝙰𝚂𝙾𝙽 𝙸 | 𝙱𝙴𝙷𝙸𝙽𝙳 𝚃𝙷𝙴 𝚂𝙲𝙴𝙽𝙴 ;  𝙷𝚈𝚄𝙽𝙸𝙽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang