𝙲𝚑𝚊𝚙𝚝𝚎𝚛 𝚏𝚘𝚛𝚝𝚢 𝚏𝚒𝚟𝚎

436 48 4
                                        


B E H I N D   T H E   S C E N E

B E H I N D   T H E   S C E N E

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

"Bagaimana dengan Saudara-Saudaramu?"

Saudara.... Hyunjin mengulangi kata itu dalam benak kepalanya. Ya. Hyunjin punya Saudara. Empat bahkan.

Paling bungsu diantara lima bersaudara dan memiliki perbedaan usia yang jauh. Pasti orang-orang akan mengira kalau Hyunjin bertumbuh dalam kasih sayang yang penuh pula dari Kakak-Kakaknya. Tapi aslinya, tidak sama sekali.

Suatu saat akan disayang jika dirinya terus mencoba. Hyunjin dulunya berpikir begitu saat semua Kakaknya tidak menyayanginya. Walaupun para Kakaknya menindasnya, membencinya, tidak menerimanya, Hyunjin tahan. Mereka itu sedarah. Mereka itu Keluarga. Mungkin Hyunjin kurang bersikap manis jadi para Kakaknya itu bersikap buruk begitu padanya.

Namun.

Saat Hyunjin menginjak usia ke dua belas tahun... Hyunjin sadar, kalau para Kakaknya itu tidak akan pernah menyayanginya sampai dunia berakhir.

"Tidak usah jelaskan jika kau tidak ingin menjelaskannya."

Hyunjin melirik Jeongin yang gelisah sendiri ditempatnya. Lelaki Yang itu terlihat sedang menyesal telah melempari pertanyaan menyangkut Saudara Hyunjin. Jika Jeongin tahu mata Hyunjin akan menggelap saat ditanya hubungannya dengan para Saudaranya sana, mana Jeongin akan bertanya begitu tadi?

"Ayo pulang. Kita sudah terlalu lama duduk disini." Demi mengusir rasa bersalahnya, Jeongin memutar topik. Lelaki Yang itu menarik tangan Hyunjin untuk membawa tubuh Hyunjin keluar dari kafe.

 Lelaki Yang itu menarik tangan Hyunjin untuk membawa tubuh Hyunjin keluar dari kafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang Jeongin merupakan tipikal orang yang pesimis. Jeongin suka memendam suatu hal seharian dengan pikiran berlebihan. Mungkin masih merasa tidak enak karena telah menyentuh momen sensitif Hyunjin mengenai Saudara lelaki itu, semenjak pulang dari kafe Jeongin terus saja bersikap sangat patuh dan jinak terhadap Hyunjin. Jeongin membukakan pintu untuk Hyunjin, mengelap air yang ada di tangan Hyunjin saat Hyunjin mencuci tangan, membawakan segelas air untuk Hyunjin yang mungkin merasa haus dan kini—

| 𝚂𝙴𝙰𝚂𝙾𝙽 𝙸 | 𝙱𝙴𝙷𝙸𝙽𝙳 𝚃𝙷𝙴 𝚂𝙲𝙴𝙽𝙴 ;  𝙷𝚈𝚄𝙽𝙸𝙽Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang