Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-
Setelah tertidur secara paksa karena kelelahan menangis yang menyerangnya, Hyunjin langsung disambut dengan wajah yang dua minggu ini sungguh ia rindukan. Ada Jeongin di dalam mimpi Hyunjin—lebih tepatnya Jeongin berada dalam layar besar yang ada di depan Hyunjin.
Seperti suatu film yang sedang ditayangkan di layar besar dalam bioskop, layar lebar itu sedang menayangkan Jeongin. Terlihat scene Jeongin yang sedang mencibir disana. Bibir Jeongin sibuk bergerak; entah sedang marah-marah ke siapa. Hyunjin tidak tahu apa yang membuat Jeongin marah-marah dalam layar sana. Hyunjin hanya terus menatap wajah Jeongin dari jauh.
Zrrkkk.....
Layar menghitam tiba-tiba, lalu menunjukkan layar baru. Seperti baru saja mengganti siaran, pemandangan wajah Jeongin yang sedang marah-marah tergantikan dengan pemandangan wajah Jeongin yang sedang menangis.
"Je-Jeongin-ah—!!" Hyunjin bangkit dari kursi lalu berlari mendekati layar besar saat wajah menangis Jeongin ditunjukkan dalam layar. Walau tahu kalau ia tidak bisa apa-apa, Hyunjin tetap menghampiri Jeongin yang ada dalam layar besar itu dengan panik.
Zrrrkkk....
Sebelum Hyunjin sampai di depan layar, layar kembali terganti. Kini layar besar itu dipenuhi dengan senyuman Jeongin. Jeongin sedang tersenyum sambil memakan ice cream.
Melihat Jeongin yang kini tidak menangis, langkah kaki Hyunjin pun jadi lebih slow. Tidak ada lagi wajah sedih Jeongin. Sekarang layar sedang menunjukkan wajah tersenyum Jeongin.
Tak. Tak. Tak.... Hyunjin bergerak pelan menuju ke depan layar.
"My future in your eyes. I love you now and I'll love you more. Every day that I get to be yours."
*Masa depanku ada di matamu. Aku mencintaimu sekarang dan aku akan lebih mencintaimu. Setiap hari aku bisa menjadi milikmu.
Saat Hyunjin telah sampai di depan layar dengan jarak menyisakan tiga langkah saja, layar yang mulanya tidak ada suara itu kini mengeluarkan suara. Layar besar itu menunjukkan Jeongin yang waktu itu sedang driving bersama Hyunjin.
Hyunjin menengadahkan kepalanya sedikit guna menatap jelas Jeongin yang sedang bernyanyi. Scene yang sedang diputar sekarang adalah scene yang sangat disukai Hyunjin dalam kehidupannya.
"......." Hyunjin terus memendam scene itu tanpa suara. Jika manusia bisa bertahan tanpa berkedip, rasanya Hyunjin rela untuk tidak berkedip hanya untuk memendam wajah bernyanyi Jeongin tanpa ketinggalan sedetik pun.
"Oh, when I saw you, I saw my whole life at first sight."
*Oh, saat aku melihatmu, aku melihat seluruh hidupku pada pandangan pertama.