Dua hari yang lalu, Ijun dan Rijal menyuruh anak laki2 nya untuk pulang,
Selama lima tahun mereka sudah menitipkan anak laki2 nya di rumah org tua rijal, sama seperti anak perempuannya yg lebih lama mereka di titipkan pada org tua ijun.
Alasan mereka terlalu sibuk bekerja, sehingga sulit utuk mengurus anak2nya. Untung saja org tua mereka bisa di andalkan.
Namun ada satu hal, kedua anak mereka belum pernah bertemu.**
Ting tong !!
Suara bel berbunyi tepat saat pantat billy baru saja menyentuh sofa ruang tv. Mbok susi keluar dari kamarnya, lengkap sudah mengenakan mukena.
"Den!" Panggil mbok susi.
"Tolong bukain pintu den, bibi mau shalat dulu, maaf den" ucap mbok susi, jadi sebenarnya siapa yg jd pembantu siapa yg di suruh, pikir billy sedikit kesal. Namun dia tetap saja bangun utk membuka pintu, suara bel berbunyi semakin cepat.
"Tunggu bentar!!" Teriak billy meskipun org di luar tak akan mendengar.
Suara bel semakin cepat berbunyi,
"Sabar sabar woiii, lagian siap-pa ssh?" Ucapan billy terhenti saat matanya menemukan sosok perempuan dngn rambut di ikat cepol, sedikit acak acakan, wajahnya yg sedikit kucel tapi terkesan imut, bibir mungilnya mengerucut sebal, dan bola mata hitamnya menatapnya membuat jantung billy berdetak kencang, Billy sampai terpana oleh nya.
Namun tatapan mereka harus terputus saat bunda ijun baru saja turun dri mobil dan menghampiri mereka.
"Loh kenapa masih di sini??" Tanya bunda mengejutkan keduanya.
"Bunda??" Panggil billy, lalu mencium tangan bunda.
"Halo sayang" bunda mengusap pucuk kepala billy.
"Apa bunda?" Pekik audi.
Audi baru saja ingin membuka mulutnya kembali namun bunda segera menahan perkataannya,
"Eh, audi bukannya kamu mau ke toilet? Bil, bantuin ayah turunin barang dri mobil!" Ucap bunda memotong perkataan audi.
"Bundaa. Dia siapa?" Tanya audi penasaran, begitupun dngn billy
"Nanti bunda cerita, ayo masuk dulu" titah bunda. Tak mau berdebat saat sesuatu memaksanya ingin keluar audi buru2 lari dan mencari toilet di rumahnya.**
Semuanya telah berkumpul di ruang keluarga saat audi keluar dari toilet.
Tak sengaja ia melirik ke arah billy yang kebetulan billy jg sedang melihat ke arah nya. Deg. Tiba2 detak jantungnya berdetak kencang, saat tatapan mereka bertemu, audi segera memalingkan pandangannya, lalu melangkah mendekati mereka.
"Bun, sebenarnya dia siapa?" Tanya audi, setelah ia duduk di samping billy.
"Adik kamu" jawab ayah terlalu santai, dan tanpa beban. "Jadi dia adik aku?" Tanya audi seperti tak yakin.
"Iya, selama ini kita sibuk kerja, jadi kita menitipkan kalian sama nenek kake kalian." Jelas bundanya.
"Tapi bund, bunda ga pernah ngasih tau aku klo aku punya kaka??" Billy mulai membuka suara, "ye emang lo kira bunda cerita klo gue punya adik?" Protes audi.
Mereka saling bertatapan, tapi tatapan skrng beda dr tatapan sebelumnya, seperti ada emosi yg tertahan dr diri mereka.
"Ayah mau kalian bersikap baik satu sama lain, meskipun kalian baru bertemu, tapi ingat kalian ini adik kakak" ucap ayah, billy memutuskan pandangan terlebih dulu, sebagian kecil dirinya merasa kecewa mengetahui fakta bila perempuan di sampingnya ini adalah kakanya. Sial kenapa harus jadi kaka gue sih? Batinnya menggerutu.
"Bunda ga mau denger kalian ribut apalagi bicara kasar di rumah ini, mulai skrng kalian bangun cerita baru bersama sama. Bunda dan ayah akan berusaha tidak terlalu sibuk" ucap bunda, tak ada yg menjawab perkataan bunda, kedua anaknya, baik audi maupun billy diam merasa kesal dan terkejut.
"Audi, billy, kalian adalah anak bunda sayang" ucap bundanya lagi, perlahan emosi audi menurun. Dia berani menatap bundanya, lalu tersenyum. Sementara billy masih menatap ke lain arah, blm berani melihat bundanya.
"Audi mau istirahat bun" ucap audi. "Kamar kamu di atas, sebelahan dngn kamar adik kamu" jawab bunda.
Audi berdiri lalu berjalan menaiki tangga. Bila harus jujur, sebenarnya audi kecewa dngn kenyatan dia memiliki adik yg telah besar, dan baru bisa bertemu skrng.
Tapi, audi bisa memakluminya, dari kecil dia tinggal di rumah nenek dan kake jarang utk pulang ke jakarta. Mungkin, adiknya di titipkan juga di rumah oma dan oppa, pikir audi.**
Masih dengan perasaan kesal, billy membuka pintu kamar dngn sekali hentakan,
Saat pintu terbuka, saat itu juga suara perempuan menjerit tak tertahan.
"Aaaaaa!!!" Teriak audi, Mata billy membulat melihat sosok audi, yg baru saja keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yg menutupi setengah badannya. Billy segera menutup kedua matanya oleh tangannya,
"Gue galiat. Guegaliat. Guegaliat astagfirullah serius guegaliat dikit eh" cerocos mulut billy.
"Aaaaah billy Keluarrrr!!!" Teriak audi geram, sibuk menutup anggota badan lainnya. Billy membuka matanya sblm benar benar keluar, melihat audi telah melototi dirinya, billy segera lari keluar kamar.
"Adik kurang ajar, dasar mesum" ucap audi kesal.Setelah audi mengenakan baju piyamanya, dia menemui billy di kamar sebelahnya.
Sebelum masuk dia mengetuk pintu terlebih dulu,
"Woi buka woiii!!" Teriak audi, billy membuka pintu
"Apa??" Tanya billy.
"Loe, eh kamu, tadi ngapain masuk kamar aku?" Tanya audi.
"Itu kamar gue, lo aja yg salah masuk" jawab billy.
"Dengerin yah, sekarang kamar itu punya aku, jadi km gaboleh masuk kesana lagi, dan kamu ga inget apa kata ayah sama bunda, kita ga boleh bicara kasar, jadi pergunakan bahasa yg sopan, apalagi aku ini kaka kamu"
Ucap audi, billy hanya diam.
"Sekarang panggil aku kaka" titah audi, alih alih memanggil kaka, billy hanya memutar bola matanya, lalu menutup pintu, hingga ia hilang dri pandangan audi.
"Ish adik nyebelin" protes audi.An : halooohaaa...
Akhirnya bisa update. Hihi meskipun masih pendek, gpp ya? Yg penting lanjut iya kan? Siapa yg penasaran sama ceritanya?? Ngacungg!! Hehe. Btw makasih buat yg udh ngvote dan komentar di part sebelumnya... sorry klo komen kalian blm di bales, soalnya ini pke hp dan lambat bangett..
Ditunggu vote dan saran nyaa..
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
FanfictionAudi Marissa : "Jangan sampai aku jatuh cinta pada dia, Dia itu adik ku" Billy Davidson : "Sebenarnya aku ingin mengatakan aku menyukai mu tanpa harus memanggil mu , kaka"