"Ayo pulang!!"
Billy bangkit dari duduknya membuat audi tidak menyandar lagi dibahunya, audi mengerucutkan bibirnya karena posisi nyamannya terganggu.
"Masih ada sepuluh menit lagi," kata audi saat melihat jam ditanganya.
Billy hanya tersenyum dan membersihkan rurumputan yang menempel dicelananya.
"Bil, mungkin besok kita udah gak sama lagi, tapi sekarang kan.." Audi seperti kebingungan ketika ingin menyampaikan sesuatu.
"Ada apa?" Tanya billy dingin.
"Sekarang, maksud aku, sekarang kita masih.. mm,
give me a hug last, please!"Billy tercenung seperkian detik mendengar permintaan kakaknya, hampir saja billy langsung menarik badan audi kepelukannya. namun tak mau mensulitkan dirinya dalam pembuatan benteng yang akan baru akan dibuat, billy memilih hanya mengusap lembut rambut kakaknya, tanpa mengidahkan permintaannya itu.
"Kita pulang, ya!" Ucap billy sambil berlalu.
Berjalan menjauh dari tempat audi berdiri, dan itu cukup membuat audi tahu diri.
Mereka akan merubah keadaan, maka mereka harus saling menjaga perasaan.
Ketika mobil billy berhenti didepan rumah neneknya, dan saat audi dan billy turun dari mobil, mereka bisa melihat bahwa nenek sedang menunggu cucunya.
"Ka-kalian?" Nenek kaget dengan kebersamaan kedua cucu nya. Sebelumnya, anaknya telah memberitahu nenek agar tak memperbolehkan kedua cucu nya bertemu.
"Kenapa, kenapa kalian bersama?" Nenek terlihat marah."Nenek, tadi kita.."
"Kita masih ada urusan yang belum selesai, nek. Sekarang aku udah bawa pulang cucu perempuan nenek dengan masih utuh." Cela billy memotong ucapan audi.
"Orang tua kalian sudah menitipkan sesuatu kepada nenek, jadi nenek harap kalian mengerti."
"Itu yang tadi kita bicarakan, tapi semua sudah selesai. Aku pamit pulang, nek!"
Ucap billy, lalu tersenyum.Namun audi tau, bahwa senyum billy hanyalah cara untuk menutupi lukanya.
"Nek, aku sama billy udah bicarain tentang masalah ini. Dan aku janji, kita gak akan buat bunda, ayah, dan nenek kecewa lagi." Ucap audi menenangkan perasaan neneknya.
**
Panggilan masuk yang baru ia terima langsung membuatnya beranjak untuk segera pulang kerumah, mendengar kondisi istrinya yang menurun secara tiba-tiba membuat ayah rela meninggalkan pekerjaannya.
"Tuan," panggil seorang pembantu ketika ayah sampai dirumah.
"Gimana keadaan istri saya, mbo?""Nyonya sudah meminum obatnya, tapi kondisinya masih belum stabil."
"Apa billy ada dirumah?"
"Den billy belum pulang, tuan."
"Oh, baiklah. Terimakasih, mbo." Ayah langsung lari untuk masuk kedalam kamarnya.
"Bunda, sayang.. kamu gpp?" Ayah sangat khwatir dengan keadaan bunda, menyadari kondisi istrinya semenjak masalah anak mereka semakin tidak baik.
"Ayah, anak kita..hiks" bunda langsung menangis.
"Shtt.. anak kita baik-baik aja, bun. Aku mohon jangan terlalu banyak pikiran saat kondisi kamu seperti ini."
"Tadi ibu, menelfon, dia bilang kalau mereka ketemu lagi." Bunda semakin terisak didalam dekapan ayah,
"Aku takut mereka.." Bunda tak melanjutkan ucapannya, membuat tangisanya semakin keras.
Bunda terisak dengan memegang dadanya yang semakin sakit karena penyakit jantungnya.
"Bun, udah jangan terlalu dipikirkan, ini memperburuk kondisi kamu." Ucap ayah, menenangkan, ayah sendiri sudah tidak sanggup melihat kondisi istirnya. "Bahkan, bahkan, Billy bukan anak kandung kita."
Tanpa sadar seorang anak laki-laki berdiri didepan pintu kamar mereka. Mendengarkan, Melihat, Semua ucapan ayahnya.
Seperti mendapat serangan pisau belati yang tepat mengenai jantungnya.
Dunianya seakan runtuh karena kehidupannya seperti direnggut paksa.Billy berdiri mematung ditempatnya, diam seribu bahasa, mati rasa, ia tak mengerti perasaannya kini.
Haruskan dia senang? Senang karena bukan sodara kandung dengan anak perempuan mereka.
Atau sedih? Sedih karena sebenarnya mereka bukanlah orang tua kandungnya, dan ia tak tahu dimana orang tuanya.
"Billy.." Bunda bergumam, membuat air mata billy mengalir begitu saja.
"Bi-billy," ayah bangkit "Sejak kapan kamu berdiri disini, nak?"
"Ayo masuk! bunda udah nunggu kamu dari tadi."
Billy diam. Bertahan diposisi mematungnya.
Kenyatan apa ini?
Apa mereka akan selalu menutupi ini?"Billy, kamu kenapa sayang? Bunda sangat khwatir kam.."
"CUKUP!" Billy membentak, tak sanggup dengan kenyatan ini.
"Aku udah denger semuanya, kalian bukan orang tua kandung aku kan? Dan kalian akan selalu menyembunyikannya? KENAPA?"
"DIAM BILLY! Aku ini bunda mu!" Sanggah bunda.
"Laki-laki ini sendiri yang mengatakan, bahkan aku bukan anak kandung kalian."
Billy mengarahkan jari telunjuknya kearah ayahnya.Ayah dan bunda terkejut dengan sikap anak laki-laki nya yang ternyata sudah mengetahui kenyataan.
"Dia adalah ayah kamu!!" Bunda balik meneriaki billy.
"Apa aku harus percaya setelah mendengar ucapanya sendiri? Aku bahkan berpikir telah jadi anak durhaka pada kalian. Apa masih pantas aku memanggil kalian dengan ayah dan bunda?" Billy terisak dengan air mata yang terus mengalir.
"Sekarang aku tanya, siapa orang tua kandung ku?"Ayah dan bunda saling bungkam.
"Katakan!! Cepat katakan!!" Billy mendesak kedua orang tuanya.
Bunda memegang dadanya yang berdenyut semakin sakit.
"Orang tua kandung kamu telah tiada." Lirih bunda dan setelahnya ia tak sanggup menahan dirinya sendiri untuk tak menangis terisak.
Belum juga billy merasa dunianya kembali, sekarang apa lagi, orang tuanya telah tiada? Seakan tiada lagi kesempatan untuk nya hidup.
Billy merasa tidak sanggup.
**
"Ayah?" Audi terkejut dengan kehadiran kedua orang tuanya dipagi hari.
"A-ada apa, kenapa bunda?""Apa billy ada disini?"
"Billy? Dia.. dia gak ada disini, kenapa?"
"Billy pergi dari rumah."
"Pergi?? Ayah.. sebenarnya kemarin kita ketemu, dan kita udah.. sepakat buat .. lupain perasaan kita. Tapi, kenapa billy pergi?"
"Sebenarnya.."
Ucapan ayah terpotong ketika handphone nya berdering.
Ayah langsung menerima panggilan tersebut.Dan seketika tubuh ayah menegang.
**
KYAAAkhirnya!!!!
Akhirnya, ternyata mereka, aaaaa!!!! Nah loh kemauan kalian kan akhirnya terkabul juga.Gilssss. Mereka bukan sodara kandung tuh!
Setelah ini, insyallah part terakhir dan satu epiloge.
Duuuhh senengnya, akhirnya cerita ini udah nyampe past part.
Gimana perasaan kalian setelah baca part ini, sedih, seneng, bahagia, kaget, atau biasa aja?
Komen rusuhh yaaa!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
FanfictionAudi Marissa : "Jangan sampai aku jatuh cinta pada dia, Dia itu adik ku" Billy Davidson : "Sebenarnya aku ingin mengatakan aku menyukai mu tanpa harus memanggil mu , kaka"