Part 46

2.5K 151 37
                                    

Mereka bagaikan dua kutub magnet yang berbeda namun tak bisa saling menarik. Benteng yang menjadi penghalang mereka sangat kuat, dan tak bisa diruntuhkan oleh apapun.
Itu lah sebabnya, mereka harus melupakan semua perasaan dalam hati mereka. Namun, bagaimana jika perasaan cinta dalam diri mereka tak bisa dihilangkan begitu saja?

Apa Tuhan akan marah jika bersodara tapi mereka jatuh cinta?

Tanganya menangkup gelas teh yang sudah menghangat, sudah dua jam lamanya Audi duduk dibalkon kamarnya malam ini.
Merenung dengan dirinya yang telah salah langkah.

Mencintai seorang adiknya sendiri. Menurutnya, Itulah kesalahan terbesar dalam dirinya.

Handphonenya berdering nada pesan masuk;

"Sayang, hari ini bunda ada acara dengan rekan bisnis ayah kamu, oiya bunda juga enggak pulang selama dua hari karena ayah kamu ada kerjaan diluar kota, dan ayah kamu menyuruh bunda ikut denganya. Kamu jaga diri baik-baik ya, bunda sayang kamu."

From: Bunda

Baru saja audi ingin membalas pesan bundanya, handphonenya lowbate.

"Bunda lupa hari ulang tahun aku." Lirih audi.

Audi menyimpan lagi handphonenya diatas meja, tangannya kembali memeluk kedua kakinya, menenggelakam kembali kepala ditengah-tengah lututnya.

Suara langkah kaki membuat audi mendongkak, audi melihat billy masih dengan pakaian yang sama saat tadi sore mereka bertemu dimall. Billy langsung duduk dikursi sebelah. Terdengar helaan napas berat. Billy mengeluarkan sesuatu dari paper bag yang ia bawa.

"Menurut lo ini bagus gak?" Merasa pertanyaan itu untuk dirinya, audi melirik billy dengan malas.

"Bagus." Ucapnya asal.

"Nih, buat lo."

Billy menyodorkan, boneka beruang ukuran kecil berwarna coklat tua, diperutnya ada gambar love berwarna merah.

tidak munafik, setelah melihat boneka itu audi memang menyukainya.

Tepat saat boneka itu telah dipegang oleh audi, billy kembali berkata;

"Tadinya gue beli buat Ichel, tapi dia enggak suka."

Jleb. Audi merasa tenggorokannya jatuh keperut, rasanya menelan ludah sendiri sangat sulit.

Perempuan itu lagi. Ichel, yang menjadi alasan audi memikirkan billy dari tadi.

Sebenarnya jika billy bertemu lagi dengan Ichel, ada kemungkinan billy akan kembali pada mantan kekasihnya dan billy akan move on dari audi. Otomatis, perasaan terlarang itu akan hilang.
Tapi, kenapa hati audi merasa sakit jika mengingat hal itu. Kenapa ada gelayer gelayer cemburu membuntuti hatinya?

"Kenapa diem? Ga suka ya gue kasih bekas buat Ichel?" Tanya billy saat melihat audi hanya diam dan menatap boneka tersebut.

Audi menghela napas, dia berdiri melihat kerlap kerlip lampu malam kota jakarta dari balkonnya.

Tangan billy tiba tiba melingkar dilehernya dari arah belakang, degub jantungnya menjadi begitu kencang, bahkan hembusan napas billy bisa ia rasakan.

"Kenapa Tuhan bisa membuat gue jatuh cinta sama lo, sementara Tuhan gak bisa mempersatukan kita?"
Ucap billy, "Kita saling mencintai, tapi tanpa bisa memiliki. Menurut lo, itu adil gak?"

Hening, bahkan semilir anginpun enggan meramaikan keheningan malam ini.

"Gue enggak bisa berhenti mikirin lo, asal lo tau. Gue nyesel kenapa harus terlahir kedunia dengan rahim dari ibu yang sama dari lo. Andai.. ibu kita berbeda, besar kemungkinan kita bisa bersama."

"Shht..." Audi memegang lengan billy, mengelus pelan lengan tersebut. "Kamu gak boleh bicara seperti itu, bagaimanapun bunda telah melahirkan kita, jangan sesali apapun, karena ini bukan kehendak kita."

Billy membalikan badan audi hingga mereka kini berhadapan.

Ditatapnya seluruh bagian wajah audi, dari mulai bola mata hitam indah yang selalu memancarkan keteduhan, hidungnya, pipinya yang merona merah , hingga tatapan itu jatuh pada bibir merah tipis audi.

Kedua tangan billy terulur sehingga membingkai wajah audi, tatapan mereka terkunci dititik yang sama.

"Aku mencintai mu, ka" ucap billy, sebelum ia memiringkan wajahnya dan refleks audi memejamkan kedua matanya.

Bibir billy telah mendarat dibibir audi.

Awalnya hanya menempelkan namun merasa tak ada perlawanan, terjadilah ciuman lembut nan dalam antara mereka.

Audi menggigit bibir bawahnya saat billy menarik diri darinya, billy mengelus bibir bawahnya dengan jempol kanannya, sebelah alis billy terangakat dengan mengulum senyum. pipi audi terasa semakin hangat dan merona .

"Kamu enggak menolak ciuman aku, ka?" Tanya billy heran.

Audi hanya mengangkat bahu tanda tak tahu, mungkin audi lelah selalu lari dari kenyataan perasaanya.

"Aku enggak tau." Ucap audi, audi mengangkat kedua tanganya depan dada,
"Aku nyerah, aku gabisa terus lari buat nyembunyiin perasaan aku, jadi aku mau ngebiarin semua mengalir gitu aja kaya air." Billy tak bergerak mendengar ucapan audi, begitu bahagianya mendengar peruntunan audi membuat dia speechless.

"Mungkin hanya waktu yang akan menghentikan kita."

Billy langsung memeluk audi, pelukan yang sangat erat. Pelukan yang dibalas tak kalah erat oleh audi.

"Cinta memang buta, mungkin memang harus takdirnya kita seperti ini." Ungkap billy penuh kebahagian dalam pelukannya.

"Mungkin aku akan terbiasa dengan kedekatan kita." Ucapan audi membuat billy melepas pelukannya, billy tersenyum begitu indah.

"Aku yakin kita bisa bersama selamanya, kalau perlu kita akan pindah keluar negeri dan memulai kembali hidup baru." Persetan dengan dewa dewi yang sedang mengutuk mereka. Billy tak peduli yang terpenting, keduanya kini bahagia.

Billy melihat jam ditanganya.

Pukul 00.02

Senyum dibibirnya semakin mengembang, setelah mengambil boneka beruang yang disimpan audi diatas meja. Diberikannya kembali boneka itu ke audi.

"Sebenernya aku bohong kalau bilang beli boneka ini buat Ichel. Aku emang beliin boneka ini buat kamu."

Audi berdecak, "Ck, enggak percaya." Ucapnya.

"Nih kalau kamu enggak percaya, denger aja."

Billy memijit tombol yang tertutup bulu halus yang ada dibagian perut boneka, sehingga boneka itu mengeluarkan suara.

"Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday to you. Selamat ulang tahun audi jelek, tapi ngangenin." Jeda lima detik.
"I love you."

"Masa beliin buat Ichel tapi diisi suara aku disana buat ngucapin ulang tahun ke kamu?" Billy menyindir.

"Kamu tau ulang tahun aku?"

"All I know about you." Jawab billy.

Audi tersenyum, senang. Audi mengecup singkat bibir billy, sebelum audi memeluk billy.

"Thanks for everything" bisik audi disebelah telinga kanan billy. Membuat billy mengeratkan pelukannya.

***


Adfgjkskaxzgka.

Part ini yang paling aku tunggu, akhirnya nyampe juga ke scenes yang ehem ehem, yey... bentar lagi scenes yang udah lama muncul semenjak buat cerita ini yang selalu dibayang-bayangin biar enggak lupa muncul, akhirnya...

Semoga menuju ending cerita ini, ceritanya enggak ngebosesnin. Dan kalian masih mau baca juga kasih vote nya!!

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang