Part 58

2.3K 130 18
                                    

Bel pulang berdering nyaring dihari pertama sekolah, Billy segera keluar dari kelas XI nya menuju tempat parkir dimana mobilnya berada.
Hari ini sesuai rencananya, billy akan menemui kakaknya dibogor untuk melepas rindu yang akan meletus karena hampir seminggu mereka tak berjumpa.

Setelah beberapa jam perjalanan, ia sampai ditempat yang dituju. Matanya menyipit saat melihat kakak nya baru saja turun dari mobil yang mengantarkannya pulang. Dari dalam mobil billy tidak bisa melihat siapa laki-laki yang membelakanginya, namun melihat dari bahasa tubuh keduanya terlihat mereka telah dekat.

Billy segera melepaskan sabuk pengamannya saat melihat laki-laki itu masuk kembali kedalam mobil, ia berlari untuk menangkap tangan Audi sebelum membuka pintu rumahnya.

"Bi-billy?" Audi terlihat terkejut. "Kamu, ngapain disini?"

Billy membawa Audi kesamping rumah mereka, menghindari nenek atau kakeknya.

"Kamu ngapain kesini, hah?" Tanya audi emosi, ia berusaha melepaskan genggaman tangan billy.

"Aku kangen sama kamu." Ujar billy,

Audi diam, menatap bola mata billy yang juga menatapnya.

"Kamu harus pergi dari sini." Kata audi membuat hati billy seperti ditusuk jarum.

"Aku gak akan pergi sebelum bicara sama kamu, emangnya kamu gak kangen aku?" Billy sengaja memelankan ucapnya, berusaha membuat audi mengerti perasaanya saat ini.

"Sekarang.Aku.gak.pernah.
kangen.apalagi.mencintai.
kamu.lagi." ucap audi dengan penuh penekanan berharap adiknya ini mengerti status mereka, keadaan seperti ini membawa mereka seperti berdiri dipinggiran jurang.

Billy menatap audi begitu dalam tanpa berkedip mencari kebenaran dari ucapan kakaknya barusan hanya untuk membuatnya pergi dari sini, tapi billy tak perduli. yang ia tau bahwa audi juga masih mencintanya cukup untuk memperjuangkan cintanya.

billy yakin bahwa kakaknya juga masih mencintainya.

"Kamu bohong." Lirih billy, meraih dagu audi untuk menatapnya, billy mengecup bibir tipis kakaknya. Yang awalnya hanya kecupan berubah jadi lumatan.

Audi yang tak menginginkan hal ini langsung mendorong tubuh billy menjauh darinya.

"Hentikan, bil! Kita udah berakhir, kenapa kamu gak ngerti juga hah?" Ucap audi cukup keras, cairan bening muncul dipelupuk matanya.

"A-audi, dengerin aku, aku gak bisa mengakhiri ini, please kamu ngertiin perasaan aku." Ujar billy.

"Kamu yang seharusnya ngerti dengan kondisi kita, hiks." Tak terasa air mata itu tumpah diiringi isakannya. Billy memeluk tubuh mungil kakaknya dengan erat.

"Satu jam aja, aku butuh kamu, please .." Billy berbisik, melepas pelukan mereka dan membawa audi kedalam mobilnya.

Sesampainya ditempat yang dipilih billy untuk menghabiskan waktu satu jam mereka, keduanya belum ada yang berbicara.

Billy menghembuskan napasnya, menghirup lagi udara sejuk perkebunan.

"Aku bisa gila kalau terus-terusan kaya gini." Gumam billy, ia membawa audi untuk duduk disampingnya.

"Mereka ngelarang kita ketemu__"

"Mereka yang kamu sebut itu orang tua kita." Potong audi membuat billy menghentikan ucapannya.

"Kamu bener."

"Gimana kabar ayah sama bunda?" Tanya audi.

"Kita semua gak baik-baik aja, aku yang kangen kamu hampir gila, bunda yang mikirin kamu ngebuat dia sakit dan ayah yang ngerawat keliatan kelelahan banget."

"Aku pengen banget nemuin bunda, tapi aku gak sanggup liat mata mereka. Aku ngerasa jadi anak paling durhaka."

Audi menunduk, menyembunyikan air matanya yang kembali menetes.
Tangan billy merangkulnya, membuat kepala audi bersandar dipundaknya.

"Maaf." Lirih billy, merengkuh badan audi kedalam pelukan.
"Aku bakalan berusaha buat memperbaiki hubungan kita," jeda sebentar, billy memejamkan matanya sebentar.
"Aku bakalan jadi adik yang baik buat kakak." Ucapnya.

Audi mendongkak memperlihatkan mata sembabnya, "Kamu..?" seperti kehabisan kata karena keterkejutanya audi membungkam bibirnya dengan kedua tanganya.

Billy menghindar untuk tidak menatap kakaknya,
"Ya, karena takdir kita memang kaya gini, .. kakak adik." ujar billy pasrah dengan keadaan mereka.

Tangan audi kini membingkai wajah adiknya yang bersedih,
"Kita adalah sodara dan hubungan itu gak akan putus. Kita harus ikhlas menerima semua ini, bil." Ucap audi.

Billy mengangguk, sekarang ia yakin, bahwa semuanya harus berakhir.

Billy tak bisa lagi memperjuangkan cinta nya, mereka akan hidup kembali seperti semula.

Selayaknya, kakak dan adik yang lain.

Sisa satu jamnya mereka habiskan untuk menikmati suasana kebun, melihat perjalanan matahari kembali kerumahnya.

Dan, ketika esok saat matahari kembali bersinar, mereka berharap perasaanya akan berubah.

**

Hei, akhirnya ada sedikit mood untuk melanjutkan cerita ini, beberapa waktu yang lalu, aku terserang penyakit,super,males.

Kurang dari satu jam ngetik, maap aja klo typo dan yaaah ceritanya emang harus gini.

Beberapa part lagi ending ya, biar aku bisa fokus buat ngelanjutin cerita yang lain, jadi rencana setelah cerita ini beres aku mau fokus sama cerita Naomi dan David.

Btw, jangan lupa vote dan komentar kalian !

Ni bonus foto cogan !

Ni bonus foto cogan !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang