Part 48

2.3K 148 23
                                    

Billy masih menautkan tangannya dengan tangan Audi saat mereka menaiki anak tangga rumahnya.

Wajah Billy terlihat
Sangat marah.

"Bil.." audi mencoba menenangkan.

"Kenapa.kenapa.kenapa mesti dia? Arggh" Billy mengepalkan tanganya keudara sambil bergumam.

"Bil, kamu kenapa?"
Billy melirik Audi yang berdiri disampingnya.
Tanpa berkata apa-apa Billy langsung masuk kedalam kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Audi. Merasa bingung, Audi ikut masuk kedalam, didalam Billy sedang memukul kepalanya ketembok.

"Billy, Lo kenapa sih? Cerita sama gue?" Teriak Audi tak terkontrol.

"Kenapa harus dia," gumam Billy. "Audi, kamu harus janji sama aku, apapun yang terjadi, kamu harus tetep sama aku. " ucap billy.

Audi memeluk billy yang tak berdaya ntah karena apa.
"Aku janji, aku bakalan tetep stay sama kamu."

"Tapi, kamu harus cerita ada apa sebenarnya?" Tanya Audi yang merasa ada sesuatu antara Billy dan Aga.

Tok.tok.tok

Suara ketukan pintu membuat audi melepas pelukannya.

Audi membuka pintu kamar billy, lalu melihat Marcell berdiri didepannya.

"Eh? Ada Kak Audi." hubungan Audi dan Marcell semenjak hari itu menjadi canggung.

"Billy ada didalam, Ka?" Tanya Marcell setelah lama mereka hanya saling pandang.

Audi memalingkan wajahnya kebelakang, lalu melihat Marcell kembali.
"Ada." Jawab Audi. "Lo masuk aja" audi sedikit bergeser memberi ruang untuk marcell berjalan. "Eh," audi menahan lengan marcell saat mereka berpapasan. "Sori, ya!"

Marcell menautkan kedua alisnya, "Sori buat apa, ka?"

"Ya.. buat yang lama, sori."

"Oh.. iya enggak apa, ka. aku ngerti ko."

"Ya udah, temuin gih temen lo."

"Iya, ka."

Beberapa detik audi hanya berdiri didepan pintu kamar billy yang telah tertutup sebelum masuk kedalam kamarnya sendiri.

Mood nya untuk berpesta telah hilang, didalam kamar audi kembali mengulang kejadian beberapa menit lalu saat Aga menembaknya, Audi merebahkan badannya dikasur sambil menatap langit-langit kamarnya. Matanya mulai berkaca-kaca jika mengingat takdir hidupnya sendiri.
Menyianyiakan cinta seseorang seperti; Aga, dan Marcell atau mungkin masih banyak laki-laki yang mencintainya namun ia tolak, hanya untuk menjalin cinta bersama adiknya.

Hubungan yang salah.

Disaat kita ingin mendapatkan cinta yang kita inginkan, disitu kita harus mengorban cinta yang lainnya.

**

Billy berjalan melewati kolidor setelah keluar dari kelasnya saat pelajaran terakhir berakhir.
Tepat saat Billy ingin naik tangga untuk menjemput Audi dikelasnya. seseorang menarik tangannya menahan langkahnya.

"Lo?" Billy memincingkan kedua matanya. "Mau apa Lo?"

"Dasar berengsek!" Seorang itu memaki. "Berani-beraninya Lo ganggu rencana gue, bocah ingusan!"

bguh. Billy terhuyung kebelakang saat mendapatkan bogem yang lumayan keras membuat sudut bibirnya berdarah.

"Cih," billy berdecak, sudah mengira hal ini akan terjadi.

Billy harus berhadapan lagi dengan orang yang dari dulu dibencinya.

"Lo gak ada kapok-kapoknya cari masalah sama gue?" Bentaknya lagi, kini seorang itu menarik kerah baju seragam billy lalu menempelkan punggung billy ditembok, membuat ruang gerak billy terbatas.

"Gue cuman mau ngelindungin cewek itu dari cowok berengsek macam, lo." Geram Billy.

"Hah," bguh . Seorang itu memukul kembali pipi billy dan menjatuhkan badan billy kelantai.

"Lo gak tau apa-apa tentang gue."

"Gue tau semuanya tentang, lo." Potong Billy cepat yang telah berdiri. keduanya telah berdiri berhadapan.

"Lo adalah cowok terberengsek yang pernah ada. Gue ga akan pernah maafin kesalahan lo, dan gue gak ada pernah biarin kedua kalinya cewek yang gue sa.."

"Apa?" Bentak orang itu. "Cewek yang lo apa, hah?"

Billy diam, namun sorot matanya memancarkan permusuhan yang dalam.

"Bukan urusan lo." Akhirnya billy membuang muka lebih dulu.

"Jelas ini urusan gue, karena lo udah berani-beraninya bawa lari cewek yang gue cinta."

"Cih, cinta. Lo sendiri ga tau apa arti dari cinta. Mulai sekarang lo jangan deketin Audi lagi, karena gue gak akan biarin audi ngalamin hal yang sama dengan cewek lainnya."

"Kurang ajar!" Bguh.

"Stop!!!" Tepat setelah Aga melayangkan satu bogem lagi, Audi berdiri dibelakang mereka dengan wajah yang terlihat cemas dan ketakutan.

Aga gelagapan, tak akan bisa mengelak.

"Audi, aku bisa jelasin sama-a aku.. tadi, didia.."

"Diem!" Bentak Audi, bibirnya bergetar katakutan, "gue udah liat semuanya, Aga. Gue ga nyangka lo ngelakuin hal ini." Aga menatap Audi tajam, merasa tersinggung. "Sikap lo gak jauh beda sama berandalan. Gue nyesel... Aaa" belum sempat audi menyelesaikan ucapannya Aga melayangkan tangan kanannya keudara membuat audi teriak ketakutan. Namun, sebelum tangan itu mendarat dibagian wajah audi, billy telah menahan tangan Aga.

"Jangan pernah ulangi hal yang bodoh untuk kedua kalinya, brengsek!" Bhug, kini Billy yang memberi bogem keras membuat Aga tersungkur. "Gue ingetin sekali lagi, jangan lo ganggu apa yang udah jadi milik gue." Ucap billy penuh penekanan sebagai ancaman.

Billy membawa audi dari tempat tersebut.

Sampai mereka tiba diparkiran audi masih terisak. Tubuhnya bergetar hebat, membuat billy ketakutan hal yang dulu pernah dialaminya kembali terulang pada audi.

Billy merasa dejavu.


**

I'm back .. jangan lupa vote dan komen! Ada yg bisa nebak ada masalah apa antara aga dan billy selain tentang audi?
Yang komen bener aku kasih hadiah liburan kebali :p

hahaha gak deng bercanda.. :D

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang