Part 29

2.3K 133 11
                                    

Suasana rumah nenek masih sama. Hanya tanaman dihalaman rumah bertambah banyak. Kamar yang biasa dipakai audi pun tidak ada yang berubah. Keadaannya bersih dari debu karena nenek rajin membersihkannya.

Air mata bunda masih mengalir dari pertama datang ke rumah ibu nya sampai sore ini harus kembali kejakarta.

"Bun.. jangan nangis!" ucap audi saat dia harus mengantar kembali orang tua nya didepan rumah.

"Kamu yakin ga mau pulang lagi?" Tanya bunda ditengah isak tangisnya.

Audi menggeleng. "Aku mau disini dulu, bun"

Bunda semakin mengeratkan pelukanya, begitupun audi membalas pelukan bundanya.

"ijun, biarin dulu audi tinggal disini, mungkin nanti kalau keadaanya udah baik, dia kembali lagi kejakarta." Ucap nenek.

"Iya bu, aku nitip anak aku disini, kalau ada apa-apa, kabarin kita." Ucap ayah audi yang merasa sedih juga.

Bagaimana mereka bisa melepas audi dengan mudah  yang baru saja tinggal beberapa bulan bersama, kini harus berpisah lagi.

Tapi, kalau dengan cara ini keadaan audi membaik, mereka menerima keputusan anaknya.

Yang dibutuhkan anaknya saat ini hanya ketenangan.

Meski ketenangan harus didapatkan dengan cara memisahkan.

Memisahkan dua anak mereka.

Mobil yang ditumpangi kedua orang tua udi melaju semakin jauh meninggalkan perkarangan rumah nenek.

Air mata audi lagi lagi menetes, tapi ia tak mau larut dalam kesedihan terus.

Dia harus bisa melupakan semua yang terjadi.

**

Kicauan burung dipagi hari membangunkan audi dari tidurnya.

Sinar matahari yang masuk memalui cela jendela yang tak tertutup rapat menyapa wajahnya. Audi menggeliat ditempat tidurnya.

Udara pagi hari dirumah neneknya memang sangat segar, berbeda dengan udara rumahnya dijakarta yang sudah bercampur dengan polusi kendaraan.

Suara pintu kamarnya terbuka membuat audi menoleh kearahnya.

Nenek dengan balutan baju rapih tapi non formal masuk kedalam membawa segelas teh anget dan sepiring roti bakar .

"Waktunya sarapan!!" Seru nenek.

Audi menerima napan yang dibawa neneknya lalu menyimpan diatas meja yang ada dibalkon kamarnya.

"Nenek, aku kan bisa turun ke bawah buat sarapan di meja makan" ucap audi sambil menyeruput teh anget nya sampai berbunyi.

Nenek mengelus rambut cucuknya penuh kasih sayang.

Akhirnya rindu pada cucu nya terbayar dengan kedatanganya kerumah meskipun hanya untuk beberapa hari saja.

Ya, karena audi masih bersekolah dijakarta. Dia hanya izin untuk beristirahat dirumah neneknya dibogor.

"Nenek pagi ini mau ke kebun, kamu mau ikut ga?"

Audi berpikir sambil menguyah roti bakarnya.

"Aku siap-siap dulu, nek!" Ucap audi.

"Nenek tunggu kamu dibawah ya"

"Iya nek."

**
Kegiatan penduduk yang tinggal di wilayah perkebunan sangat berbeda dengan penduduk yang tinggal dikota.

Jika pagi orang kota, pekerja sudah rapih dengan dasi,  orang desa diperkebunan sudah siap dengan keranjang untuk wadah hasil petikan daun teh nya.

Sambil menunggu neneknya yang sedang mengobrol dengan beberapa orang pemetik daun teh. Audi memilih berkeliling menikmati keindahan pemandangan.

**

Dari jarak yang tak jauh, samar - samar audi mendengar teriakan seseorang.

Perempuan itu memanggil nama teman kecilnya.

Audi berlari menuju jalan setapak untuk mencari sumber suara.

Hingga matanya menemukan sosok yang dicarinya.

"Azof!!" Teriak audi sambil melambaikan tanganya.

Azof yang telah melihat audi berdiri dipinggir jalan tak fokus dengan jalanan.
Membuat dia limbung membawa sepedahnya.

"A-audi?" Eja azof terbata.

"Azof, tunggu!!" Dan suara teriakan dari belakang azof membuat dia menoleh kebelakang, dalam hitungan detik sepedahnya terjungkal bersama dirinya.

Brukk.

"Aduuhh!" Azof mengaduh.

"A-azof" audi berlari menghampiri azof yang sudah tersungkur.

"Azof kamu enggak apa-apa?" Audi membantu azof berdiri.

"Eh, azof jatuh?" Tanya perempuan yang sama memakai baju seragam SMA dengan azof.

"Iya nih. Gara-gara kamu terus ngejar aku" jawab azof ketus.

"Salah kamu yang ninggalin aku."

Azof mengusap sikutnya yang ada luka akibat gesekan dengan tanah.
Matanya melirik audi.

"Eh, audi?" Audi hanya mengangguk sebagai respon.

"Maaf ya, gara gara aku manggil, kamu jadi jatuh." Sesal audi.

"Eh enggak, bukan gara-gara kamu ko. Tadi emang nginjek batu." Jawab azof.

"Kamu mau berangkat sekolah?"

"I-iya. Oiya kenalin ini temen
Aku. Semenjek kamu pindah, dia sering nemenin aku." Ucap azof memperkenalkan temannya.

"Audi" sapa audi menglurkan tangan kanannya.
"Fita" jawab fita sambil membalas uluran tangan audi.

"Kamu lagi liburan atau.."

"Liburan." Jawab audi cepat.

"Ouh.. sekarang kamu tinggal di rumah nenek?"

"Iya, kapan-kapan kamu main kesana ya." Ucap audi.

"Iya nanti pulang sekolah aku main ke rumah nenek kamu. Sekarang aku harus berangkat sekolah udah hampir mau telat nih."

"Oh ya udah, sekali lagi maaf ya."

"Enggak apa-apa." Azof mengambil kembali sepedanya yang tadi tergelepak.

"Azof" ucap fita.
Melihat fita azof menggeleng kepala, tapi ada rasa kasian.

"Ya udah ayo naik!" Akhirnya fita bernapas lega setelah lelah berlari mengejar azof yang mengenakan sepedah.

Fita duduk di jok belakang sepedah azof. Tanganya memegang erat ke tas gendong azof.

"Kita duluan ya, Audi" azof pamit.  Sambil mengayuh kembali sepedahnya.

"Nanti pulang sekolah jangan lupa!" Teriak audi saat sepedah azof membawanya semakin jauh.

Azof membalas dengan mengangkat jempol tanganya sebagai jawaban "oke" tanpa melihat kebelakang.

Hati audi merasa senang setelah bertemu teman masa kecilnya.

Jadi enggak sabar nunggu azof pulang sekolah.
Gumam audi sambil tersenyum.

**

Yeyyy fans nya #nombang mana???

Untuk beberapa part kedepan, billy nya disimpen dulu ya :D

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang