Part 52

2.4K 126 19
                                    

Mobil yang dikendarai billy kini berhenti di depan sebuah villa yg begitu megah.
Akhirnya mereka sampai di villa yg akan menjadi tempat liburannya selama kurang lebih dua minggu. Ayah segera turun lalu membuka pintu bagasi mobilnya untuk menurunkan barang bawaan mereka.
Saat audi akan membawa kopernya, billy dengan cepat menahanya.

"Biar gue aja." Kata billy, "kamu masuk aja duluan!"

"Tapi kamu pasti cape." Sanggah audi.

"Iya emang capek, jadi siapin makanan gih didalem!" Ucap billy, sebari menaik turunkan kedua alisnya.

"Kamu ngecium wangi nya gak?" Tanya audi sambil mengedus-ngedus.

"Wangi apaan?"

Mereka kini berjalan berdampingan untuk masuk kedalam villa.

"Emm.." Audi semakin merasakan aroma wangi tersebut.

Ketika mereka masuk kedalam, ruangan yg pertama kali mereka temui ialah dapur. Namun keadaan dapur villa mereka kosong, audi mengadahkan penglihatannya kesemua juru ruangan siapa tau ada orang yang meninggalkan masakan.

Namun belum juga audi menemukan sesuatu, suara gelak tawa terdengar dari halaman belakang.

"Siapa mereka?" Tanya billy.

"Gak tau, ayo kita liat!"

Dihalaman belakang banyak orang yang sedang berpesta barbeque .

Bahkan ayah dan bunda telah bergabung bersama mereka.

"Billy!!" Panggil seorang perempuan.

"Via?" Ucap billy bersamaan dengan audi.

Via mendekati mereka,
"hei audi! Lama gak ketemu. Kalian baru nyampe kan? Ayo gabung sama kita!"

Via adalah anak dari paman mereka, via memang seumuran dengan billy bahkan via dengan billy sewaktu kecil selalu bermain bersama, karena via tinggal dirumah oma mereka.

"Ayo, kamu lapar kan?" Tanya audi, billy mengangguk.
"Kamu tunggu disini, biar aku ambilin barbeque buat kita."

Billy mengangguk seraya tersenyum. Hatinya menghangat ketika audi menyebut mereka dengan kata 'kita' .

Selang beberapa menit, audi kembali dengan dua piring barbeque.
"Ini rasanya enak loh!" Kata audi.

"Siapa dulu yang buat?"

"Paman Meo--ng" Audi tertawa saat dia menyebutkan nama pamannya dengan menirukan suara kucing.

"Meo aja ga usah
ditambah -ng" koreksi billy.
"Ini aku suapin!" Billy memberi satu suapan dari piringnya untuk audi.

"Bil" panggil audi pelan.

"Hm."

"Kamu pasti kaget waktu tadi ayah bicara."

"Emang keliatan banget ya?"

"Aku juga bisa ngerasain hal sama dengan kamu, karena disini yang ikut bermain bukan kamu aja, aku juga. Apa kita harus berakhir?"

Billy merasa terhempas saat mendengar pertanyaan audi.

"Kita tau perasaan ini salah. Tapi kita tetep keras kepala, kita ngelawan takdir kita. Kebayangkan dosa kita?"

Billy memejamkan matanya sesaat sebelum menatap audi.

"Kalau bicara soal itu, jangan sekarang ya! Aku cuman mau nikmatin liburan bareng kamu disini dengan tenang."

"Aku gak mau pisah dari kamu, bil."

"Hei, emang siapa yang bakalan pisahin kita? Janji kita, apapun yang terjadi kita akan selalu bersama. Iya kan?"

Audi mengangguk.

Meskipun dalam hati audi merasakan nyeri begitu dalam.

Bagaimana jika mereka tidak bisa bersama karena keadaan mereka?

Apa audi akan bisa mencari laki-laki yang akan dicintainya?

Apakah audi sanggup melihat billy bersanding dengan perempuan lain?

Karena, harapan mereka bisa bersanding selamanya itu mustahil.

Audi menghela napas, biarlah sekarang mereka jalani cerita mereka seiring waktu berjalan. Audi hanya berdoa semoga ada keajaiban dari Tuhan untuk mempermudah hubungan mereka.

"Hei, ko ngelamun?" Billy menyentuh tangan audi yg memegang piring yang setengah barbeque nya mulai habis.

"Eh. Eng..enggak ko. Kamu masih mau barbeque nya?"

"barbeque ini emang enak. Biar aku yang ambil! Kamu habisin barbeque nya!"

"Eh iya"

Billy beranjak untuk mengambil barbeque nya sendiri.

Sepeninggalan billy audi kembali memakan makanannya,

"Gue boleh duduk disini, gak?"
Audi menoleh kearah suara.

"Via.. lo kaya ke orang lain aja, sini duduk aja." Audi menepuk kursi disampingnya.

"Gue liat tadi kalian berdua, lagi ngobrolin apa sih?" Tanya via.

"Gak apa-apa ko."

"Dulu kan kalian gak saling kenal, padahal kalian adik kaka, aneh ya orang tua lo?"

Audi tertawa untuk menyembunyikan kegugupannya.

"Eh, selesai pesta barbeque nanti orang tua kita mau jalan jalan ke kebun, lo mau ikut?"

"Mending kita biarin orang orang tua itu menostalgia, kita anak-anak nya bikin acara sendiri gimana?"

"Yah padahal gue pengen keliling kebun."

"Oke, oke kita keliling kebun tapi gak bareng mereka, gue, lo, billy, sama ka dimas aja gimana? Gue tau tempat yang keren disini."

"Oke sip kalau gitu, gue kasih tau dulu ka dimas biar dia siap-siap."

"Oke, gue manggil billy dulu."

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang