Part 11

3.1K 141 12
                                    

Baru juga masuk kelas, audi sudah di bondongi banyak pertanyaan oleh teman sebangkunya.
Seperti perjanjian dengan adiknya bahwa status mereka harus di sembunyikan, maka audi hanya memberi tahu jika billy itu temannya.

"Emang lo kenal dimana sama dia?" Tanya febby blm menyerah, bahkan wajahnya terlihat sangat blm puas dengan jawaban audi.

"Waktu hari pertama sekolah gue dikerjain sama billy, lo inget kenapa gue masuk terlambat?"

Febby mengangguk, "tapi setau gue billy itu cuek, jarang banget bercanda gitu sama temennya apalagi ngejailin"

Tiba-tiba ingatan icha kembali ke saat menemukan billy sdng berdiri dengan gaya cool nya di kantin, memang terlihat sangat jaim. sebersit ingatan juga muncul saat tidak sengaja bertemu dengan billy saat tingkah billy jauh dri kata cool, bagaimana bisa seorang billy berteriak memanggil temannya layaknya suara bencong yg sering ia temui di pasar malam? Geli. Perubahan sikap billy juga terjadi bila mereka bertemu di rumah, terkadang billy jadi sangat menyebalkan, tapi bisa juga membuat dia tersenyum. Aneh.

"Mungkin dia punya dua kepribadian" ceplos audi,

"Hah? Ya ga mungkin lah. Cowo ganteng gitu masa" febby mendelik sebal ke audi karena telah mengatai billy.

"Ye becanda kali, lagian bukan urusan gue" kata audi dengan gaya cueknya.

"Atau jangan-jangan dia suka sama lo audi" ucap febby, audi membeku. Ga mungkin dia suka gue karena gue kaka nya feb. Ucap audi yg hanya ia pendam dalam hati demi rahasianya tidak terbongkar.

"Hahah ga mungkin lah . Gue aja ketemu sama dia baru beberapa kali" sergah audi. Sedikit gugup.

"Bisa aja kan, kalau itu terjadi gue org pertama yg patah hati"

"Umm.maksud lo? Lo suka sama billy?"

"Ya iya lah masa gue patah hati suka sama lo, udah lama gue tuh naksir billy. Tapi ga pernah ada kesempatan buat deketin dia" curhat febby.

"Oh... kalau lo suka, jangan nyerah buat ngejar dia"

"Ngejar? Gue ini cewe. Gue ga mau ngejar cowo duluan"

"Ya seengganya lo harus ada usaha"

"Usaha apa?"

"Kasih sedikit perhatian mungkin"

✴✴✴

Sebut saja Marcell kejam, teman macam apa dia saat billy baru saja masuk ke dalam kelas dan ingin menempelkan pantat nya di kursi, kepalanya sudah di toyor oleh tangan marcell.

"Apaan sih curut??" Kesal billy.

"Maksud lo kemarin apa??"

"Apa apa nya?"

"Lo pergi dari kafe dan ninggalin bon minuman lo yg belum lo bayar"

"Astaga kampret! Gue kira apaan."

"Jelas ini lebih dari apaan, gara2 lo ninggalin gue sendiri, jadi gue yg bayar tagihan lo curut"

"Aish cuman minuman doang"

"Ga bisa dibilang cuma dong, gue gabiasa bayarin tagihan makanan cowo dikafe, dih lo kira gue cowo apaan" ucap marcell sambil mengangkat tangan seperti pengemis berlaga preman menagih hutang.

"Bilang aja lo pelit, gobs"

"Ga mau tau ganti"

Billy memberikan selembar uang warna biru utk mengganti bayaran minuman yg jelas harganya tidak sebanyak itu, klo billy mau dia bisa meminta kembalian nya pada marcell, tapi melihat wajah ceria mercell setelah memasukan uangnya ke dalam saku, billy jd engga tega.

"Good. Jadi kemarin lo kemana?"

"Gue pulang"

"Pulang sambil narik tangan kaka kelas yg cantik itu?"

"Lo liat??"

"Ya iya lah bego. Lo anterin dia kerumahnya?"

"Em.. iya. Eh engga."

"Yg bener yg mana? Sampe rumah atau enggak?"

Billy bego. Gimana kalau marcell tau kalau mereka tinggal serumah.

"Gue ga tau dia minta di turunin di belokan kompleks gitu. Ntah itu udh nyampe rumah nya atau blm, karena gue langsung pergi"

"Oh.. dan ada angin apa lo nganterin dia?"

Jegleg. Pertanyan marcell seperti bom jatuh dihadapannya, ia juga tidak tau kenapa langsung membawa pulang audi padahal mereka sdng bersama teman masing-masing.

"Kepo lou" ucap billy membuang muka ntah utk apa.

"Aww.. atau ada yg lagi jatuh cinta nih" goda marcell.

"Jatuh cinta?" Ulang billy.

"Iya" marcell meyakin kan dngn menaik turun kan kedua alisnya.

Billy tertawa membuat marcell mengernyit bingung.

"Kenapa?"

"Lo ngaca sana, muka lo kaya cabe cabean baru dapet mangsa"

"Aih najis"

Mereka tertawa.

Beginilah sebenarnya sikap billy jika sedang bersama marcell, sikap jaim dan cool yg sering ia lihatkan depan perempuan hilang bila sudah berhadapan dengan marcell.
Mereka itu sedikit somplak dan Gesrek meskipun mereka laki-laki.

✴✴✴




Seisi kantin sudah dipenuhi siswa yg sdng mengisi perut mereka. Billy dngn gaya cool yg bisa saja menghipnotis siswi perempuan kini berjalan menuju stand minuman, siswi perempuan yg tdi mengantri di depanya dengan senang hati menggeser tempat mereka seakn mempersilahkan utk billy mendapatkan minuman lebih dulu. Setelah mendapat minuman dan membayar billy berbalik sedikit memberi senyuman yang melelehkan perempuan yg ada di sampingnya.

"Thanks ya buat kesempatan gue duluan" ucap billy.

Perempuan itu hanya mengangguk sambil tersenyum, menjadi lebih salah tingkah. Billy melihat mereka dengan heran, kenapa pipi mereka menjadi merah seperti tomat busuk sih? Eh. Billy menahan tawa nya. Lalu pergi dri hadapan mereka sebelum pipi perempuan-perempuan tadi meledak saking merahnya.
S

ementara audi yg memperhatikan di meja yg menghadap stand minuman terkagum heran.
Sehebat itu kah pengaruh adiknya utk perempuan.
Audi sempat berdecak jengkel, dalam hati ia bertanya, kenapa laki laki yg bisa menghipnotis banyak perempuan itu harus menjadi adiknya? Bagaimana jika ia masuk ke dalam salah satu perempuan yg telah jatuh pada pesona seorang billy?.


















An: haloo baru bisa lanjut. Semoga nanti bisa lebih sering cepetan update ya.
Jangan lupa vote dan komentar. Please jangan cuman komentar 'next' aja, karena pasti aku lanjut ko.
Seenganya masukan atau kalian ngedongeng di kolom komentar biar panjang. Haha

Sebenarnya kata itu menyakitkan jika tak ada keterusannya.

Sorry klo banyak typo.

Dan kalau ada yg mau ditanyain tentang cerita ini, bisa di tampung disini.
Thx.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang