"Udah?" Audi memutar bola mata begitu mendapat jawaban dari billy."Udah, lo dimana?" Jawab audi ketus.
"Gue kesana sekarang"
Setelah panggilan terputus audi memasukan kembali handphonenya.
"Gimana?" Tanya febby yang duduk didepannya.
"Bentar lagi dia kesini, kita harus siap-siap."
"Oke."
Audi dan febby pun meninggalkan cafe tersebut.
**
Lima belas menit kemudian, mobil juke warna putih yang dipakai billy terlihat memasuki area parkir cafe.
"Itu dia" tunjuk audi.
Audi sengaja melambaikan tanganya agar billy melihat kearah mereka."Ayo, pulang" kata billy, sambil mengulurkan tangan kanannya.
Audi menolak uluran tangan itu, "kita anterin febby dulu, bil""Kenapa?" Tanya billy. Dia sempat berdecak.
"Mobilnya tiba-tiba nggak bisa dihidupin, iya kan feb?"
Febby yang ada disebelahnya pun mengangguk.
"I-i-iya, kayanya besok baru bisa dibawa kebengkel."Billy nampak berpikir, melihat jam ditangannya.
"Ya udah." Kata billy akhirnya.
Mereka bertiga berjalan ke arah mobil yang akan mereka tumpangi.
Setelah billy menekan tombol kunci mobilnya, audi segera membuka pintu belakang.
"Loh, lo ngapain duduk dibelakang?" Kata billy.
"Em. Gue pengen duduk dibelakang aja, feb lo yang duduk di depan."
Febby menurut.Billy menautkan kedua alisnya, kurang suka dengan pilihan audi.
"Feb, lo kasih tau aja alamat rumahnya sama billy." Kata audi, "gue agak pusing, kayanya harus ditidurin bentar biar agak enakan"
"Oh, iya gpp ko."
Tiba-tiba billy menepikan mobilnya, dia melihat kearah belakang, audi yang sedang pura-pura tertidurpun nggak berani membuka mata.
"Kenapa?" Febby memberanikan diri untuk bicara setelah lama diam.
"Gpp. Dia tadi makan apa bisa pusing gitu?" Terdengar nada khwatir dari billy, febby menyadari itu
"Um. Tadi cuman minum hot chocholate aja, mungkin dia kecapean."
Billy menghela napasnya, lalu kembali keposisi mengemudinya.
"Kalau gitu, gue harus cepet nganterin lo, biar bisa bawa audi pulang."
"Um. Iya."
Kembali terjadi hening.
"Bil" panggil febby.
"Hm" billy hanya menjawab dengan gumaman."Belok kanan!" Febby memberi arahan, "Kalau boleh tau, lo punya hubungan apa sama audi?"
Pertanyaan febby membuat audi yang sedang pura-pura tertidur pun tersendak.
Keduanya menoleh kearah belakang, namun audi masih tetap memejamkan matanya.
"Ouh, kayanya suara gue ngeganggu tidur dia" ujar febby, dia merutuki dirinya sendiri telah bertanya hal sensitif seperti itu.
"I-iya" jawab billy berusaha menutupi rasa gugup. Kembali dia berkonsentrasi pada jalanya.
Hingga lima belas menit kemudian mereka sampai didepan rumah febby.**
Tepat pukul 22.00 mobil billy memasuki area parkir rumahnya. Merasa mobil telah berhenti audi membuka matanya, sebelum billy keluar dari mobil audi sudah lebih dulu turun dari mobil.
Sambil bersiul dia jalan kedalam rumah.
Billy yang mengkhwatirkan keadaan audi langsung menyusulnya.
"Hey, lo gpp?" Tanya billy.Audi memberhentikan langkahnya. Menyadari kesalahannya.
"Eh- gue, eng.."
"Bukanya tadi lo ngerasa pusing?"
"Iya tadi.."
"Oh, atau lo cuman pura-pura?" Audi yang gugup menjadi sulit mencari alasan.
"Lo sengaja?" Desak billy.
"Sengaja apaan sih? Tadi gue beneran pusing ko." Elak audi.
"Terus sekarang kenapa keadaan lo baik-baik aja?"
"Ya.. gue udah sembuh."
"Aneh."
"Emang kenapa sih, lagian kan yang pusing gue. Ko elo yang repot?"
"Karena gue khwatir sama keadaan lo" jawab billy tepat menatap bola mata audi.
Beberapa detik mereka saling terkunci dengan tatapan mereka, sampai audi mengakhiri duluan.
"Gue udah gpp." Jawab audi lalu masuk kedalam kamarnya.
Harusnya semua baik-baik saja, karena rencana awalnya telah berhasil. Tapi, dengan melihat tatapan mata itu, kenapa hatinya kembali gelisah?
**
Yeyy.. update dua kali :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
FanfictionAudi Marissa : "Jangan sampai aku jatuh cinta pada dia, Dia itu adik ku" Billy Davidson : "Sebenarnya aku ingin mengatakan aku menyukai mu tanpa harus memanggil mu , kaka"