Part 24

2.5K 142 14
                                    

Billy berhenti berjalan saat dirasa handphone disaku celananya bergetar.

From : A

Tungguin gue di parkiran.

Ada seulas senyum saat billy membaca pesan tersebut.
Audi ingin pulang bersama, pikirnya.

Tepat saat billy memasukan kembali handphone kedalam sakunya, orang yang memintanya menunggu telah datang.

"Pulang bareng?" Tanya billy, audi mengangguk.
Sekali lagi billy tersenyum, senyum yang lebih lebar dari sebelumnya, sampai audi berkata;

"Marcell mana?"
Senyum itu perlahan luntur.

"Ngapain nanyain dia?" nadanya so ketus.

"Em, ada perlu. Tungguin dia bentar ya!"

"Hm." Billy hanya bergumam.

Belum sampai lima menit, yang ditunggu akhirnya datang.

"Ka audi, ko belum pulang? Nungguin gue ya?" Tanya Marcell. "Orang ganteng mah pasti ada yang nungguin" tambahnya.

Audi tersenyum kikuk.
Lalu membawa marcell sedikit menjauh dari jangkauan billy.

"Apa?" Tanya marcell hampir berbisik.

"Gue terima tawaran bantuan lo" ucap audi.

Marcell menegang sebentar diposisi berdirinya.
Sampai tangan lembut audi menyentuh telapak tangannya.

"Aku butuh bantuan kamu"
Dan marcell tersadar, ini nyata.

"Aku pasti bantuin kamu" ucapnya.

"Tapi, selain kamu bantuin aku, kita juga harus bantuin billy biar deket sama seseorang." Kata audi.

"Kamu bermaksud jodohin billy sama siapa?"

"Febby."

"Oh.. iya aku ngerti. Kalo gitu kita mulai dari sekarang gimana?" Tanya marcell sambil menggenggam tangan audi.

"Oke."

Billy geram, ditempatnya dia berdiri hanya bisa menahan emosinya. Melihat audi bersama marcell yang semakin dekat seperti ada ribuan paku yang sengaja ditancapkan pada hatinya.

Tubuhnya tiba-tiba kaku. Sulit untuk digerakan.

Sampai tepukan halus dibahunya membawa billy kedunianya lagi.

"Bil, liat audi enggak?"
Billy hanya menatap kosong kearah febby yang baru datang.

"Bil, halloo" febby melambai lambaikan tanganya didepan wajah billy. tetap saja billy tak bergeming.

Kenapa ni orang?

"Billy lo kenapa?"
Tiba-tiba audi menghampiri.

"Audi, gue cariin lo. Untungnya lo blm pulang" kata febby.

"Dia kenapa?" Tanya audi pada febby melihat billy blm menggerakan wajahnya.

"Engga tau."

"Bil.." dengan teriakan dan tepukan dibahu billy tersadar dri lamunannya.

"Lo kenapa? Jangan ngelamun nanti kesambet."

"Ayo pulang!"
Billy menarik tangan audi.

"Bil, gue boleh nebeng gak?" Tanya febby.

"Boleh feb. Mobil lo masih mogok ya?" Jawab audi.

"Iya."

"Ya udah, lo dianterin billy. Gue pulang bareng marcell aja."

Mata billy tiba-tiba melotot kearahnya.
"lo apaan sih? Lo tetep pulang bareng gue." Ucap billy.

"Gabisa bil, gue ada urusan sama marcell." Audi melepas tangan billy.

"Lo anterin febby ya. Gue masih ada urusan sama marcell"

Tanpa menunggu jawaban billy, audi pergi menghampiri marcell.

"Engga apa-apa." Kata audi seakan bisa membaca kecemasan diwajah marcell.

"Kita duluan ya!" Marcell pamit pada mereka.

Tanpa menunggu lagi, billy pergi mencari mobilnya. Tentu, dibelakangnya sesorang mengikuti.

"Mau nganterin gue kan?" Tanya febby.

"Hm" gumaman billy, febby anggap sebagai jawaban, iya.

Dan hari ini, rencana audi kedua, berhasil.

Demi kebaikan kita, bil. Ucap audi dalam hati ketika sudah duduk dikursi penumpang mobil marcell.

Ada sedikit perasaan tidak tega dihatinya.
Tapi mau gimana lagi? Dari pada semakin lama, semakin besar rasa itu tumbuh, maka akan semakin sulit.

**

#audibilly1project . Gasabar nunggu #tvseries mereka tayang :D


Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang