Part 50

2.6K 140 11
                                    

"Apa masalah ini termasuk kedalam alasan kamu gak suka febby juga?"

Billy berdecak mendengar pertanyaan Audi yang belum habis membahas masa lalunya.

"Iya." Jawab billy tegas.
"Aku gak pernah suka semua hal yang berhubungan dengan dia." Lanjutnya, Audi bergerak melepaskan pelukan mereka.

"Sekarang, Aku ngerti kenapa kamu selalu bersikap jutek sama febby. Aku janji, mulai sekarang febby enggak akan deketin kamu lagi."

"Good. Aku udah cape terus-terusan liat sikap menjijikannya." Kata billy diiringi kekehan.

"Ya, sekarang aku harus bersihin lagi luka kamu." Ucap audi mengalihkan arah pembicaraan.

Setelah memeras saputangan dan membungkus sedikit es batu, tangan audi terulur untuk menyentuh luka disudut bibirnya, sesaat pandangan billy tak bisa terlepas dari pergerakan audi, hingga tanpa sadar billy menahan tangan audi yang akan menyentuh lukanya.

Audi sedikit tersentak kaget, detak jantungnya mulai berpacu lebih cepat saat tatapan mereka bertemu.

Audi bisa merasakan kedua pipinya merona melihat perlakuan billy.

"Bil," lirih audi, "aku harus beresin bersihin luka kamu." Ucapnya.

Kini billy menyimpan tangan audi kesampingnya.
"Tapi gak pake tangan kamu."

"Ma-maksud nya?" tanya audi gelagapan.

Tanpa menjawab pertanyaan audi, billy mendekatkan wajah mereka, hingga masing-masing bisa merasakan deru napas mereka. Detik selanjutnya, audi mengerti maksud billy saat bibir mereka bertemu dan terjadi gerakan, meski audi harus melakukannya hati-hati karena takut menyakiti billy.

"Audi, kamu dimana sayang?"

Audi segera melepaskan ciuman mereka saat mendengar teriakan bundanya. Dengan jantungnya yang berdetak kencang, audi segera bangkit secara tiba-tiba dan menjatuhkan baskom yang berisi bongkahan es batu menimbulkan suara cukup keras.

"Bil, kakak kamu ada didalam?" Teriak bunda yang kini telah mengetuk pintu kamar billy.

"Shht.." billy memegang bahu audi, "kamu harus tenang, kalau kamu gugup kaya gini, hubungan kita bisa dicurigai. Kamu ga perlu khwatir. Sekarang buka pintunya." Ucap billy dengan menatap lembut, membuat audi mencoba tenang dan segera berdiri untuk membuka pintu, sementara billy berpura-pura terbaring lemah diranjangnya.

"Ya, bun?" Tanya audi setelah membuka pintu kamar billy dan langsung berhadapan dengan bundanya.

"Eh, tadi bunda masuk kamar kamu tapi kosong, tau nya kamu ada disini. Lagi apa?"

"Em.. aku, lagi.. ini bun.." audi merutuki dirinya yang kelewat gugup.

"Kenapa?" Bunda merasa tak sabar ingin mendengar jawaban audi hingga akhirnya bunda menerobos masuk kedalam.

"Ya ampun, billy! Kenapa wajah kamu?"
Bunda bergegas mendekati anak laki-laki nya dengan rasa cemas yang tinggi.

"Eh bun, bunda tenang aja." Audi meredam gugupnya. "Tadi aku disini buat ngobatin luka billy."

"Tapi kenapa dia bisa luka?"

"Em mungkin dia berantem, aku juga gak tau jelas penyebabnya." Audi membersihkan peralatan bekas ia mengobati billy. "Tadi ada apa ya bunda mau nyariin aku?"

"Bunda cuman mau kasih tau kamu, liburan semester ini kita ke bogor"

"Em ide yang bagus bun. Aku keluar dulu buat simpen barang ini, ya. Kaya nya billy juga lelah, mangkannya dia ketiduran."

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang