Part 56

2.3K 140 36
                                    

Dimas membuka pintu kamar sepupunya, pelan-pelan dia masuk kedalam tidak mau mengejutkan sepupunya yang sedang berdiri didekat jendela kamarnya, atau lebih tepatnya dia - audi - sedang melamun.

Dimas tau, dimas sudah mendengar semuanya.
Dan kecurigaan dimas nyata. Bahwa antara audi dan billy ada apa-apa.

Dimas menyentuh bahu audi membuat sepupunya itu tersadar dari lamunan.
Saat audi menoleh, dimas tersenyum.

Namun senyum itu tak mengembang lama karena audi tak merespon apa-apa dan malah memalingkan wajah kembali.

Dimas menghela napas, tanganya terulur untuk menghapus jejak air mata dipipi audi.

"Kenapa harus aku, ka?" Ucap audi, lalu dimas menarik audi kepelukannya.

"Kenapa sekarang? Kenapa?" Teriak audi dengan terisak.

"Shtt.. Kaka tau, sepupu kaka ini kuat. Jangan nangis, please.." ucap dimas.

Dimas bisa merasakan eratnya audi memeluknya, seperti ada perasaan kekesalan dihati audi yang tak bisa diucapkan dan melampiaskan pada ekspresinya ketika memeluk.
Penuh tekanan.

Tanpa terasa dimas menitikan air mata juga, ingatanya kembali kemasa dimas pernah alami hal yang sama.

Dimas dan Via.

"Ka, dosa apa yang udah aku lakuin, aku ngebuat bunda nangis dan ayah kecewa sama aku, aku anak durhaka, ka.." lirih audi.

"Enggak, di. Enggak. Kamu bukan anak durhaka, semua bisa kamu perbaiki lagi."

"Tapi aku cinta sama dia, ka. hiks, Aku.. hiks, cinta sama adik aku sendiri.. hiks."

"Kamu tau, cinta long distance itu gak sulit karena ada saatnya kita bertemu, cinta beda keyakinan pun gak terlalu sulit karena masih bisa memiliki kesempatan untuk menyamakan keyakinan kita. Tapi yang sulit itu cinta serumah. Karena kemanapun kamu pergi kamu akan kembali kerumah itu. Semua masih bisa berubah, dan kamu harus yakin pasti bisa. Kamu gak mau kan liat bunda kamu nangis, kecewa sama kalian?"

Audi diam, "Kaka pernah ngerasain hal yang sama." Mendengar hal itu audi mendongkak, menatap dimas tak percaya.

"Iya, kakak pernah mencintai via seperti seorang laki-laki mencintai perempuan, tapi kakak enggak egois. Kakak menganggap perasaan itu angin lalu karena kaka tau, sebesar apapun rasa itu akan berubah jika kita masih peduli kepada orang tua. Intinya pada hati kamu. Mana yang kamu inginkan, membahagiakan orang tua, atau menyakiti mereka?"

Ceklek

Dimas dan audi menoleh kearah suara, billy baru saja membuka pintu.

"Kamu masih punya pilihan, kebahagian orang tua ada ditangan kalian." Ucap dimas sebelum melepaskan pelukanya dengan audi.

Dimas keluar, membiarkan billy masuk kedalam kamar.

Setelah masuk, billy tidak langsung menghampiri audi yang masih berdiri didekat jendela kamarnya. Billy langsung menjatuhkan badannya kekasur kakaknya, melihat atap kamar kakanya dengan pikiran yang berkecamuk.

"Maaf." Hanya kata itu yang keluar dari bibir billy setelah lama mereka terdiam.

Bahkan suara helaan napas audi bisa billy dengar.

"Kita harus berakhir." Ucap audi, walaupun berat tapi ini sudah waktunya.

Kebahagian orang tuanya ada ditangannya. Itu kata dimas. Dan audi membenarkan, demi orang tuanya audi tidak bisa egois.

Billy bangkit dari tidur telentangnya untuk menghampiri audi.

"Kamu enggak serius." Ucap billy membantah ucapan audi.

Audi memejamkan kedua matanya dan air mata itu masih mengalir.

"Kita harus berakhir." Ulang audi, "Kebahagian bunda sama ayah ada ditangan kita. aku, kamu gak boleh egois."

"Tapi kebahagian aku seluruhnya kamu." Ucap billy,
"Apa kamu ga sedikit aja mikirin kebagaian bunda dan ayah? Mereka yang udah membesarkan dan menyayangi kamu sampe saat ini." Ucap audi,

Billy termenung,
Billy bisa ada didunia karena orang tuanya, billy bisa memiliki kakak seperti audi karena orang tuanya,
orang tua yang selama ini mengurusnya dan mencintainya.

Tapi kenapa bisa billy menyakiti hati orang tuanya karena ego?

Billy menyeka air mata audi yang terus mengalir.

"Kalau kita bukan jodoh, kenapa Tuhan membuat kita saling jatuh cinta? Kalau Tuhan gak bisa membuat kita bersama kenapa harus ada rasa cinta diantara kita, hm?" Billy memberi kecupan di kening audi, membuat audi memejamkan matanya.

"Aku enggak bisa mengakhiri ini," billy menghela napasnya, terus menyeka air mata audi yang tak berhenti juga.
"Kamu dunia ku, sayang.." ucap billy yang mampu membuat audi memeluknya. Didalam pelukannya audi semakin terisak, menangis.

Kenapa Tuhan harus membuat takdir mereka seperti ini?

"Aku enggak bisa berhenti mencintai dan mengangumi kaka ku ini, aku bisa memperjuangkan cinta kita."

"Jangan bil, bunda sama ayah pasti sedih, mereka bisa marah sama kita."

"Lalu gimana? Seberapa jauh jarak kita aku gak akan bisa lupain kamu."

"Kita pasti bisa, kita akan berusah."

"Gak bisa. Aku yakin Tuhan memiliki rencana lain untuk kita, kita hanya perlu bersabar." Billy mengeratkan pelukannya, begitupun audi.

Mereka berpelukan saling diam. Sehingga keheningan terjadi, jenis keheningan yang mereka perlukan, karena dalam keheninganpun mereka bisa mengekspresikan perasaan hatinya.

"Aku punya satu permintaan," ucap audi melepaskan pelukan mereka.

"Permintaan apa?"

"Jagain bunda sama ayah."

"Kita bakal jagain mereka, kamu kok.. kaya," billy seakan kehilangan kata-kata.

"Aku bakalan jauh sama mereka. Cuman kamu yang bakalan pulang."

"Kamu bisa pulang juga, sayang.."

"Aku enggak bisa, kamu yang harus pulang dan jagain ayah sama bunda demi aku."

"Kita bisa pergi bersama, cari tempat yang akan menerima kita sekarang juga."

"Gak bisa bil. Kita harus berpisah."

"Tapi sayang, kit--"

"Semua harus berakhir." Ucap audi cepat.

Seperti keputusan seorang hakim yang tak bisa dibantah. Selain menyanggah ucapan billy, audi pun melepaskan tautan tangan mereka.

Semua berakhir.

Apa ini akhir kisah mereka?

Billy melangkah mundur, memberikan jarak yang jauh untuk mereka.

Rasanya audi ingin menahan adiknya untuk jangan pergi, tapi seperti seluruh organ tubuhnya mati. Ia tak bisa bergerak, bahkan utk berkedipun tak mau.

Billy benar benar pergi dari hadapan kakak nya.

Namun sebelum billy pergi, dia bersumpah pada dirinya sendiri bahwa sampai kapanpun dia akan mencintai kakaknya.

**

Gimana kalau ini akhir cerita nya?

*mendadakdilemparsandal samakalian*

Eh, enggak deh bercanda .. hehe

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang