Part 55

2.2K 143 35
                                    


"Tan, gelas nya disimpen dimana?" Teriak Via dari arah dapur.

Tante yang dimaksud Via adalah Bunda nya audi dan billy.

"Di tempat biasa, Via." Balas bunda sama teriaknya.

"Gak ada tante, udah dicari tapi gak ada." Via ikut duduk disofa didepan tv, keluar dari dapur dengan menekuk wajahnya.

"Kamu ini, emang nya gelas binatang yang bisa jalan sendiri, pasti ada di rak biasa."

"Ih serius tan, gelas di rak itu kosong, pada kemana coba?"

"Tunggu biar tante ambilin, awas ya kalau gelasnya ada, kamu harus mau pijitin badan tante."

"Ye, males. Suruh aja anak anak tante. Eh, omong-omong mereka pada kemana?"

"Mereka sama malesnya kaya kamu, tuh mereka lagi pada berenang."

Bunda meninggalkan Via untuk kedapur, sementara Via yang ditinggalkan di depan layar tv terpaku sesaat dengan siaran tv yang sedang ditonton tantenya, sebuah film .. menceritakan seorang wanita berpakaian serba putih, diatasnya tertera judul film itu .. Gangga, uh ibu-ibu ..

"Via, jangan dipindahin chanel tv nya, itu lagi seru." Teriak bunda dari dapur.

Via mendecak, film seperti ini bukan tipe nya, lalu via mencari remote. Masa bodo kalau nanti tante nya mengomel lagi.

Saat Via mencari remote tv, matanya melihat boneka beruang yang diatas meja bersebelahan dengan remote tv, mengabaikan remote tersebut, via malah mengambil bonekanya.

"Lucu banget.. punya siapa ya?" Gumam Via.
Via memainkan bulu halus beruang tersebut, tanpa sengaja menekan tombol dibalik pakaian beruangnya.

Mendadak, via menajamkan pendengaran telinganya saat suara Billy keluar menyanyaikan lagu happy birthday.

"Via, ini gelas nya .. " Bunda berhenti, terpaku mendengar suara billy. Suara yang mengatakan bahwa anaknya laki-lakinya mencintai anak perempuannya.

"Tan-te, ini .. " Via gelagapan, masih belum bisa mencerna dengan baik arti dari ungkapan kata tersebut.

Memang wajarkan jika seorang adik memberi sebuah boneka untuk kakak nya? Tapi kenapa terdengar menjanggal ketika ada suara sang adik mengatakan I love you pada kakak nya.

Bunda menjatuhkan gelas yang ia bawa dari dapur. Bunda kaget, sungguh. Ingatan bunda jatuh kepada malam ulang tahun audi.
Malam pertama kedua anaknya berdamai, malam pertama audi mendapatkan boneka tersebut, dan malam yang bunda takuti sendiri.

Malam itu .. ?

Bunda berlari menuju kolam renang, menghiraukan panggilan Via yang bingung dengan keadaan tantenya.

Kaki bunda terpaku setelah sampai dimuka pintu, rasanya ada durian jatuh menimpanya, bukan, bukan berarti bunda beruntung. Tapi, rasa duri durian itu tepat mengenai dirinya. Rasanya ada ribuan luka menggores hatinya.

Sekuat tenaga bunda menahan dirinya agar masih bisa berdiri, rasanya bunda tidak sanggup. Hati bunda terluka.

Melihat kedua anaknya sedang berciuman dikolam renang.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN?"

**

Mendengar teriakan itu, Audi langsung menjauhkan dirinya dari Billy.

Terkejut.

Dilihatnya bunda yang melihat kearah mereka dengan raut wajah, sedih dan kecewa. Marah? Sudah pasti.

Didalam air, tangan billy menggenggam tanganya.
Seakan memberitahu bahwa ini semua akan mereka lewati berdua.

Setelah mereka keluar dari kolam, audi segera mengenakan kimononya, tidak peduli rambutnya yang basah. Sementara billy langsung mengenakan kembali kaosnya.

Rasanya, audi ingin menghilang dari sini.

Bunda dengan tatapan marahnya sangat mengintimidasi dirinya.

"Bun.." lirih audi, mendekati bunda yang masih berdiri didekat pintu.

Bunda menangis.

"Apa yang kalian lakukan, hah?" Suaranya memilukan.

Audi dan billy hanya diam. Mati kata. Penjelasan apapun tetap akan menyalahkan mereka.

Bunda berlalu meninggalkan kedua anaknya, tepat seperti orang yang sudah dikecewakan, ia tak mau berbalik untuk melihatnya.

"Bunda?" Teriak audi ingin mengejar, namun tangan billy menahannya.

"Biarin bunda sendiri dulu, bunda pasti kaget ngeliat kita." Ucap billy.

Rasanya, rasanya audi ingin menangis.

Billy segera membawa audi kepelukannya, memberikan ketenangan.

Tanpa sadar, mereka berdua disaksikan oleh kedua sepupunya. Dimas dan Via.

**

Ayah mencoba membujuk agar bunda berbicara, sepulangnya ayah dari kebun, ia belum mendengar istrinya bicara. Bunda masih menangis.

"Bun, ada masalah apa? Bicara dengan ayah? Apa yang ngebuat bunda menangis?"

"Anak kita , hiks, mereka.. hiks.." bunda tak mampu melanjutkan ucapanya.

Ayah semakin mengeratkan pelukannya sebari berpikir, ada apa dengan anak mereka.

Pintu kamar mereka terbuka, ayah mendongkak untuk melihat siapa yang datang.

Anak perempuannya.

Ayah tersenyum. Namun senyum itu luntur saat melihat mata sembab anaknya.

"Ada apa, nak?" Tanya ayah,

"A-a-aku, mau minta maaf"

Ayah membangunkan badan istrinya yang sedari tadi ia peluk. Memberi tatapan memohon agar bicara.

"Bun," audi kembali berbicara, disebelahnya telah berdiri adiknya. Billy.

"Ki-kita akui salah, ta-tapi.. kita.."

"Sudah cukup. Yang kalian lakukan itu salah. Pembelaan apapun yang kalian ucapankan percuma." Bunda menyela.

"Kita memang salah bun,
ki-kita minta maap." Audi menunduk.

"Sebenarnya ini ada apa?"
Ayah berdiri menatap bingung semuanya.

"Audi, jelaskan ada apa sebenarnya?"

Audi diam, "Mereka melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh adik kaka." Ucap bunda.

"Apa?" Ayah memekik.
Lalu tatapannya beralih kepada kedua anaknya,
"Kenapa kalian lakukan itu?"

"Kami, aku dan billy juga bingung ayah.. mungkin karena .. karena kami tak saling mengenal saat kecil hingga pertemuan kami diumur yang telah dewasa seperti ini, rasa itu muncul, rasa seorang perempuan untuk laki-laki, kami tau rasa ini salah, tapi semakin kami coba hilangkan, rasa ini semakin tumbuh. ayah,
ka-kami saling jatuh cinta .. "

Bunda berdiri, dengan langkah lebar mendekati audi. Perempuan paruh baya itu menampar pipi anak perempuannya, keras.
Membuat audi membeku, tidak percaya bunda akan menamparnya sekeras ini.

Sakit.

Dan tanpa permisi, audi menitikan air matanya.

"Bunda?" Billy angkat bicara, berusaha membela.

"Diam!" Bunda berteriak.
"Mulai hari ini, kalian tidak boleh lagi bertemu."

**

Gils.. apa cuman aku aja yang nangis?
Oke, aku sedih .. akhirnya mereka akan berpisah, kisah adik kaka ini akan segera berakhir. Hiks..

Sebelum kalian tau akhir cerita ini (ending cerita udah ada ditangan aku), aku mau nanya sama kalian, menurut kalian, gimana sama akhir cerita ini?
Sad ending or happy ending?
Sertai alasan kalian !!

Sekali lagi, apus air mata *hiks*

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang