Part 40

2.3K 135 7
                                    

Mobil Billy telah tiba didepan gerbang tinggi yang menjulang kelangit namun belum ada tanda-tanda seseorang akan membukanya.

Billy membunyikan klaksonnya sekali lagi. Satpam yang biasa ada didepan kini tidak terlihat keberadaanya.

Audi turun dari mobil, mencari orang rumah untuk membukan kunci gembok.

"Bi!!" Audi teriak. Memanggil siapa saja nama orang yang dia ingat, "Bunda!!! Ayah!!"
Audi juga memencet bel rumah tapi tidak ada yang menyahut.

Billy berdiri disampingnya.
"Kayanya di rumah ga ada orang." Ucap Billy.

"Tapi mereka kemana?"

Billy pun bingung.

Mereka berdiri depan gerbang dengan wajah lelah.

Beberapa menit kemudian, ada taxi yang berhenti didepan mereka, Bi sumi dan Satpam rumah turun bersama. Audi dan Billy segera menghampiri.

"Bi, bibi dari mana?" Tanya Billy.

Bi sumi menjawab, "dari rumah sakit den. Nyonya masuk rumah sakit."

Billy segera membawa audi ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, audi langsung menunggu ibu nya sadar. Beberapa jam kemudian, ayah baru saja datang dengan pakaian kerjanya.

"Ayah," ucap audi bergetar.

"Anak ku! akhirnya kamu pulang." Ayah memeluk audi.

"Maaf.." lirih audi.

"Sekarang sudah ada ayah yang akan menunggu. Lebih baik kamu pulang dulu, ka" ucap Billy.

"Kamu yang membawa kakak mu pulang?" Tanya ayah pada billy menghiraukan ucapan billy sebelumnya.

"Ayah pasti lelah. Lebih baik ayah pulang dulu, biarkan aku yang menjaga bunda." Ujar Audi. Memotong pembahasan yang tak perlu dibahas.

Masih sama dengan sebelumnya, ayah menghiraukan ucapan lain.
Ayah memeluk billy.
"Terimakasih. Maaf, sebelumnya sempat meragukan kamu, anak ku." Ucapa ayah.

Semua mata melirik ke arah bunda yang berbaring, mereka tidak salah lihat saat jari jari tangan itu bergerak.

"Bunda." Sebut audi.
Mata bunda perlahan terbuka, audi menggenggam tangan bundanya berharap memberi kekuatan. "Aku ada disini, bun."

Sekarang, semua keluarga berkumpul di kamar rawat rumah sakit setelah masing-masing mengistirahatkan diri.
Bunda tak berhenti menyunggingkan senyum dibibirnya melihat anak gadisnya.

"Audi.." panggil bunda.
Audi mendekat, "iya bun?"
"Kamu gemukan, sayang."
Audi terperejat, memang selama dirumah nenek, meskipun keadaan mood nya buruk, tapi pola makanya teratur bahkan semakin banyak. Audi tersenyum menanggapi ucapan bundanya.
Paling nanti jika audi kembali ke rutinitas sekolahnya, berat badanya kembali turun. Pikirnya.

"Maafin aku bunda." Ucap audi.

"Kamu ga usah minta maaf, kamu enggak salah."

"Tapi karena aku pergi, bunda jadi sakit."

"Mungkin cuacanya aja kurang baik. Keadaan kamu gmna? Udah baikan?"

"Em, udah bun. Besok aku mulai sekolah."

"Terimakasih sayang, karena kamu mau kembali." Gumam bunda.

Makan malam bersama dadakan yang dilakukan ayah, audi dan billy di restauran dekat rumah sakit diisi dengan keheningan.
Ayah hanya bisa memperhatikan dalam diam kedua anaknya yang sejak tadi tak saling bicara.
Sesekali ayah menangkap basah saat billy menatap kakak nya. Ayah tak bisa membaca arti dari tatapan anak laki-laki nya itu.

"Ayah sudah selesai. Apa kalian masih ingin disini?" Ayah membuka pembicaraan.

"Aku mau ke kamar bunda." Audi beranjak setelah membereskan makanya, tanpa menoleh kearah billy.

Ayah hanya mengangguk, setelah audi tak ada disana, ayah berbicara, "sebenarnya, ada apa yang terjadi pada kalian?"

Billy yang merasa pertanyaan itu menohok untuk nya sampai dia tersendak oleh makananya.
Ayah geleng kepala, lalu mendekatkan air minum pada billy. "Hati-hati mengunyah nya." Ucap ayah.

Seharusnya, billy pasti bisa menghindar dari pembahasan ini.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang