"Audi, sayang.. buka pintunya, nenek mau bicara" nenek mengetuk pintu kamar audi yang terkunci sejak pagi.
"Aku mau sendiri, nek" jawab audi dari dalam.
"Ada temen kamu datang sayang.." ucap nenek.
Audi diam tak menjawab ucapan neneknya, ntah sedang apa cucu nya didalam, perasaanya sangat khwatir.
"Azof mau ketemu kamu, keluar dulu sebentar" nenek masih berusaha membujuk audi agar keluar.
Nenek mencium bau gosong dari dapur, karena memikirkan sikap cucu nya yang mendadak mengurung diri dikamar dia sampai lupa dengan masakanya.
Nenek kembali ke dapur untuk membereskan masakan yang gosong. Tiba tiba azof menemui nenek didapur.
"Nek, gimana keadaan audi?" Tanya azof.
Nenek menggelengkan kepala.
"Sejak pagi dia ngurung diri dikamar, nenek ga tau sebabnya apa. Nenek bingung. Nenek juga khwatir, orang tua nya nitipin dia disini biar keadaanya membaik, ternyata nenek ga bisa bantu apa-apa buat cucu nenek."Azof yang datang bersama fita merasakan rasa khwatir yang ada didiri nenek audi.
"Kalau boleh aku mau bicara sama audi, nek?"
"Boleh, boleh aja. Tapi, nenek juga ga tau cara kamu bisa bicara sama audi sementara kamarnya selalu dikunci."
"Biar aku coba bicara sama dia."
Nenek mengangguk, lalu mengantar mereka kedepan kamar audi.
Azof menempelkan telinganya dipintu, berusaha mendengarkan suara dari dalam, namun tidak ada sedikitpun suara yang azof dengar. Begitupun, fita. Dia ikut menempelkan telinganya, lalu berkata tanpa suara.
"Ga ada suara apa-apa."
Azof mengangguk meng iya kan.
Diketuk dua kali pintu kamar audi oleh azof.
"A-audi, ini aku.. azof" ucap azof gugup.
"Hari ini aku mau ngajak kamu main, ka-kamu jadikan ikut aku?" Ucap azof.
Didalam, audi tidak menjawab perkataan azof, handphone yang dari tadi ia pegang tanpa dihidupkan disimpan didalam laci, menyisir rambutnya yang berantakan menjadi lebih rapih, setelah menarik napas dalam-dalam akhirnya audi membuka pintu.
Bagaimanapun caranya dia harus bisa melupakan perasaanya.
Azof tersenyum kala melihat audi keluar dari kamarnya.
"Akhirnya kamu mau keluar juga." Sapa azof.Audi melihat azof lalu tersenyum, matanya melirik orang disebelah azof.
Ada fita.
Dan ntah kenapa ada rasa kecewa saat mengetahui azof mengajak teman barunya juga.
Audi mencoba tersenyum kearah fita yang dibalas senyum tulus oleh fita.
"Aku, ngajak fita juga buat main bareng kita, gpp kan?" Tanya azof hati-hati.
Audi hanya mengangguk, karena ga mungkin menolak, dia hanyalah teman lama azof. Ga berhak mengatur atau melarang siapa yang akan bermain dengan azof.
Mereka berjalan untuk turun kelantai dasar, nenek yang baru keluar dari dapur melihat cucu keluar dari kamar langsung senang.
"Audi, akhirnya kamu mau keluar dari kamar." Nenek memeluk audi, matanya berbinar senang.
"kalian mau pergi? Biar nenek kasih bekal ya, kamu mau bawa strawberry, atau nenek buatin kalian kue dulu?""Nek, gausah repot-repot." Potong azof.
"Kita berangkat sekarang, nek." Ucap audi.
Diluar, dua sepedah sudah berjejer. Azof mengambil sepedahnya begitupun fita. Audi yang tak mempunyai sepedah sempat ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
FanfictionAudi Marissa : "Jangan sampai aku jatuh cinta pada dia, Dia itu adik ku" Billy Davidson : "Sebenarnya aku ingin mengatakan aku menyukai mu tanpa harus memanggil mu , kaka"