Part 61 [END]

3.8K 137 39
                                    

Dari sekian banyak pertanyaan hanya ini yang sulit mereka berikan jawabannya.
Mereka tidak bisa mengungkapkan kebenaran yang sudah didepan mata.
Rasa ketakutan dan kesedihan berdampingan bersama mereka.

Mendengar isakan tangis dari anak perempuanya ayah semakin memejamkan kedua matanya, berusaha mengusir segala ketakutan, apapun yang akan terjadi, anak perempuanya harus tau kebenaran.

Ayah mendekati anak perempuanya yang sedang duduk dilantai tanpa memperdulikan dinginya lantai rumah sakit ini, wajahnya yang basah karena air mata membuat hati ayah seperti ada yang meremas.

"Kenapa ayah.. kenapa?" Oh tidak, jangan, jangan tanyakan itu lagi sayang. Ayah bergumam dalam hati. Ayah akan memberi tahu yang sebenarnya, asalkan kamu baik-baik saja, ayah mohon sayang. Ayah terus berbicara pada dirinya sendiri tanpa mampu mengeluarkan dari mulunya.

Derap langkah kaki mendekat disebelahnya membuat ayah mendongkak melihat bunda yang sama sedang menangis.

Mengambil tempat disamping ayah, bunda ikut duduk dilantai. Tanganya terulur mengelus kepala anaknya.

Dengan suara bergetar, bunda berkata;

"Billy bukan anak kandung kami."

Ayah tercengang, mulutnya terbuka lebar dengan keterkejutan akan keberanian istrinya mengucapkan hal itu.

Berbeda dengan Audi, butuh proses cukup lama untuknya mengertikan ucapan bundanya.

Billy bukan anak kandung kami.

"A-apa ma-maksud bunda?" Suaranya lirih namun penuh penekanan.

"Jangan!!" Ayah menekan suaranya, "Jangan lakukan ini," ayah memperingati bunda. ayah tau, dari awal bunda selalu ingin menyembunyikan kebenaran ini, karena bunda selalu ingin melihat anak laki-laki yang mereka anggap anak sendiri tumbuh seperti sodara kandung bagi Audi.

"Bunda, apa maksudnya?" Kini suara audi meninggi, merasa lelah atas sebuah kebohongan orang tuanya.

"Kami menemukannya."
Lagi-lagi ayah tidak percaya bunda mengatakannya.

Perkataan yang sebenernya menyakiti dirinya sendiri, perkataan yang menjadi kutukan untuk mereka agar tidak mengucapkannya. Tapi keadaan sekarang telah memaksa bunda untuk mengatakan kepada anak perempuanya.

Bunda sangat menyayangi Audi, bunda juga tidak mau melihat audi menderita. Apa bunda salah mengatakan kebenaran?

Kami Menemukan Nya.

kata-kata itu seperti mantra yang bisa melumpuhkan. Audi kembali menangis, kini jawaban dari pertanyaan nya sudah terjawab.

Mengapa suster mengatakan bahwa tidak ada kecocokan darah dari tubuh mereka karena mereka bukan sodara kandung.

Kebohongan dari orang tuanya membuatnya hidup menderita karena berpikir telah mencintai seorang anak yang terlahir sama dari rahim ibunya. Namun kebenarannya bahwa mereka bukanlah lahir dari rahim ibu yang sama.

**

Audi memandangi wajahnya yang tertidur diatas tempat tidur rumah sakit dengan badan penuh peralatan medis.

Dokter telah behasil menemukan darah yang cocok dengannya sehingga Billy bisa lepas dari masa kritisnya.

Namun, melihat kondisinya sekarang ini tetap membuat hati siapapun bersedih.

Banyak luka disekitar wajahnya, kepalanya yang diperban, lehernya mengenakan gip, dan banyak selang yang dipasang agar detak jantungnya bisa terhubung pada layar monitor disebelahnya, tidak itu saja, dibagian tangan pun ada selang yang menjadi penghubung dengan cairan yang digantung didekatnya. Kedua kakinya juga dipasang gip. Audi berdoa semoga ini tidak akan seburuk yang dibayangkan.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang