Part 17

2.9K 164 37
                                    

"Stay with me in here" bisik Billy. Dan audi mengangguk meng-iya kan.

Tangan Aga mengepal, dan dengan kasar dia menghempaskan kedua tangannya yang di pegangi Sheila.

"Aga!" Bentak Sheila. Aga tak menjawab, matanya memerah menahan amarah.
Tatapan permusuhan ia berikan pada billy secara terang-terangan.

"Kalian ngapain disini?" Suara seseorang mencairkan suasana yang panas. Mereka menoleh melihat febby yang sudah berkacak pinggang dibelakang.

Aga mendengus sangat kesal, tak memperdulikan tatapan febby dan sheila, dia langsung pergi diikuti sheila.

Febby mendekati audi,
"Ka-kalian?" Sebut febby terbata-bata. Betapa kagetnya dia melihat orang yang dia suka sedang merangkul bahu sahabatnya.

"Feb-" audi maju satu langkah, tapi febby mundur.
"Gu-gue bisa jelasin" ujar audi.
Febby hanya menggeleng-geleng kepala. Tersenyum kecut.

"Good friend" Ucap febby lalu meninggalakan audi,
audi ingin mengejar tapi tangannya ditahan billy.

"Ikut gue" ucap billy tak bisa dibantah.

**

"Mau turun ga?" Tanya billy setelah menepikan mobilnya.

Audi mendengus.
"Lo ngapain sih bawa gue kesini?"

"Cari angin" jawab billy. Dia keluar dari mobil dan berjalan untuk duduk di rurumputan depan mobilnya.

Audi mengikuti langkah billy dan duduk disampingnya. Dia tidak tahu dimana mereka berada sekarang. Keadaan disini hening, pandangan kedepan hanya gelap. Hanya diberi penerangan dari bulan. Untungnya rumput yang mereka duduki kering. Angin malam menyentuh kulit mereka. Tapi billy tidak membiarkan audi lebih kedinginan, dia membuka jaket kulitnya lalu dipasangkan ke badan audi, dengan menyisakan dia sendiri hanya menggunakan kaos hitam polos. sikap billy membuat audi terkesiap.

"Ga usah. Lo pasti dingin"
Tolak audi.

"Badan lo pasti lebih dingin dengan dress tanpa lengan ini, pake aja" ucap billy. melihat audi menggigil dia rela menahan dingin, sebenarnya bisa saja billy membawa pulang audi ke rumah sekarang, tapi ntah mengapa billy ingin membawa audi ke tempat ini dulu. Ada perasaan yang menganjal dihatinya yang tak bisa dia tahan. Perasaan itu ingin sampaikan. Ntah benar atau salah. dia akan mencoba.

"Loe ngerasa ga sih.." ucap billy setelah sibuk dengan pikirannya sendiri dia mulai berbicara, audi menoleh kearahnya.

"Apa?" Hanya kata itu yang keluar dari bibir audi, audi merasa suasana menjadi tegang atau mungkin hanya perasaannya saja.

"Perasaan gue" jawab billy menggangtung. Debaran jantung keduanya berpacu dua kali lebih cepat, audi maupun billy baru pertama kali merasakan perasaan hal seperti ini.

"Perasaan lo kenapa?"
Audi bertanya dengan suara lirih, rasa penasaran lebih mendominasi perasaannya sekarang, bahkan saat tadi Aga ingin berbicara dengannya dia tidak sepenasaran ini.

Hanya suara hewan jangkrik yang terdengar setelah audi bertanya seperti tadi. Billy masih diam, mendadak lidahnya kelu. Otot-otot tubuhnya terasa mati.
Tapi tak mau semakin menderita dengan rasa ini billy harus bisa.
Tarik napas, keluarkan, Billy menoleh pada audi, saat tatapan mereka bertemu billy berkata dengan satu tarikan napas

"Gue suka sama Lo"

Akhirnya kata itu terucap dari bibirnya, walaupun dia sendiri sadar kata itu 'salah'.

Audi tertawa mendengarnya, menurutnya ini lelucon bodoh. Seorang adik menyukai kakanya. Bukannya itu bodoh.

"Mungkin yang lo maksud itu sayang" ucap audi saat tawa nya berhenti billy menatapnya tanpa berkedip Menunggu audi melanjutkan ucapannya.

"Lo itu adik gue, jadi udah seharusnya lo sayangi gue' kan?" Ucapan audi seperti pertanyaan tapi terdengar seperti pernyataan oleh billy.

Demi Tuhan dia sendiri tidak ingin memiliki perasaan ini terhadap kakanya. Tapi ini yang terjadi sekarang. dia menyukai kaka nya. seperti anak laki-laki yang menyukai anak perempuan lainnya.

"Tapi, gue beneran suka sama lo, gue cinta sama lo."

"Ga mungkin" audi mencoba mengelak.
"Km ini adik aku" tambahnya.

"Iya gue adik lo, adik yang cemburu liat kaka nya deket sama cowo lain, gue adik lo yang selalu mikirin kaka nya sebelum tidur, gue adik lo yang gabisa ngelupain lo, dan gue adik yang mencintai kaka nya"

"Stop, dont say it" potong audi.

"Perasaan kamu rumit. Itu susah, perasaan kamu salah"
Ucap audi mencoba meredam emosi yang perlahan muncul. Audi tak percaya bagaimana bisa adik nya mengungkap kan perasaan cinta. Halo. Dia adik ku. A.d.i.k

"Gue tau ini salah. Tapi gue gabisa ngelak, buat ngehindar dari lo aja gue gabisa, lo udah jadi belahan jiwa gue, hati gue selalu manggil nama lo" tatapan billy lurus kedepan.

"Sejak kapan?"
Lirih audi menatap billy.

Billy balik menatap audi,
"Sejak pertama kali kita bertemu, sejak bunda dan ayah ngasih tau kalau kita kaka adik, sejak itu gue jatuh cinta sama lo"

"Tapi lo nyebelin" ucap audi jengkel, mengingat betapa menyebalkan nya billy saat itu.

"Karena itu cara gue masuk kedalam pikiran lo, dengan bertingkah menyebalkan secara ga langsung lo selalu mikirn gue. gue selalu ada dalam pikiran lo meskipun menjadi orang menyebalkan, itu ga masalah, asalkan jangan ada orang lain yang lo pikirin selain gue"

Tatapan mereka saling terikat,
Audi menatap jauh kedalaman mata billy, dia bisa melihat ketulisan adiknya yang mencintai dia, tapi bagaimanapun itu salah. Audi juga tidak bisa lupa bagaimana jantungnya berdebar kencang saat pertama kali tatapan mereka bertemu, saat billy masuk kedalam pikirannya, saat itu juga dia kecewa terhadap kenyataan. Mereka adik-kaka.

Seandainya mereka bukan sodara.

Seandainya mereka tidak bertemu dalam ikatan keluarga.

Seandainya perasaan mereka tidak terlarang.

Jarak mereka sangat dekat membuat naluri dalam diri billy muncul dan mendorongnya untuk melakukan sesuatu, sesuatu yang pas dengan keberadaan mereka yang tidak diketahui orang lain selain mereka berdua dan Tuhan. Karena moment seperti ini pas untuk mencium seorang perempuan.

Audi merasakan hal itu.

Saat perlahan billy menghapus jarak diantara mereka audi menarik diri, kemudian beranjak dari tempatnya. Lalu berkata;

"De, kaka mau pulang"








De kaka mau pulang.
De.
Kaka.
Mau.
Pulang.
Kalimat yang harus membuat mereka menyadari tentang siapa mereka.











An;
Ada yang sedih? (Ga ada)

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang