Part 35

2.1K 137 9
                                    

Billy menggengam erat handphone yang baru ia pakai untuk mengirim sebuah pesan pada seseorang yang sangat ia rindukan.

Dia merindukan seseorang yang telah mengobrak abrik hatinya. Merubah hidupnya.
Tawanya, senyumnya, tangisnya, bahkan setiap kata dan sikap sinis nya sangat ia rindukan.

Handphone itu kembali ia tatap, berharap ada pesan balasan.

Sekedar kata makian, atau apa saja yang penting ia mendapat balasan.

Pagi ini, dia malas sekali berangkat sekolah. Semenjak kepergian dia dari rumah, semangatnya hilang, jiwanya seperti dibawa pergi.
Billy lebih memilih diam, diam, dan diam.
Memendam semua sendiri membuat dadanya sesak.
Apalagi melihat, keadaan Ibu nya yang kurang baik.
Semenjak orang tua nya mengantarkan audi ke rumah nenek, kondisi ibu nya menjadi drop.

"Kamu ga sekolah?" Suara ayahnya terdengar saat billy keluar dari kamarnya.

"Kurang enak badan." Jawab billy.

"Klo gitu kamu ke dokter, jangan biarin sakit makin parah. Ibu mu saja belum sembuh total."

"Ibu ga akan sembuh sebelum audi kembali ke rumah."

"Kalau begitu bawa dia pulang, baik-baik sama dia."

Billy tertegun.

Aku bakalan bawa kamu pulang audi. Batin billy.

Suasana semakin sepi setelah ayah pergi ke kantor, dirumah hanya ada billy yang diam dikamar, bi sumi yang sedang mencuci baju, dan bunda yang sedang tertidur dikamarnya.

Billy mendapatkan handphonenya berbunyi dengan cepat dia mengambilnya lalu membuka aplikasi pesan berharap ada balasan dari audi, tapi isi pesan masuk itu dari temanya yang menanyakan kenapa dia absen dikelas.

Billy kembali turun ke dapur untuk makan , seharin dia belum mengisi perutnya, seharian ini dia hanya memikirkan audi.
Suara bi sumi mengangetkan billy yang sedang menuangkan nasi kepiringnya.

Prang

Piring itu terjatuh, tidak. Billy tidak melamun, dia hanya merasakan sesuatu yang menganjal hatinya.

"Aduh den, kenapa?" Tanya bi sumi.
Billy menggeleng, belum bisa merespon pertanyaan bi sumi.

Satu yang dipikirkan billy, keadaan audi. Hanya keadaan audi. Mendadak hatinya gelisah, batinya mengatakan keadaan audi tak baik-baik saja.

"Biar bibi yang beresin, den."
Bi sumi sudah berjongkok di hadapan billy yang menyandarkan tubuhnya ditembok untuk membereskan pecahan piring.

Billy menguatkan dirinya untuk berjalan ke kamar bundanya. Pintu yang tak terkunci dibuka pelan oleh billy, mata billy memanas saat melihat keadaan bundanya.

Bundanya sakit setelah audi pergi.

Billy mendekat, duduk disamping bundanya.

Meskipun mata bundanya terpejam, tapi bibirnya tak berhenti bergumam nama anak perempuanya.

Audi.

Billy menarik napasnya dalam-dalam. Mengeluarkannya dengan pelan, seolah memberi kekuatan untuk dirinya sendiri.

Melihat keadaan ibunya membuat tekad billy membawa audi kembali ke rumah semakin yakin.

Billy harus membawa audi pulang ke rumah, demi bunda, demi keluarga mereka.

Meskipun billy belum tau bagaimana seharusnya perasaanya sendiri.


**

Saksikan sinetron Audi billy,
#RahasiaCinta di sctv guys.. mulai hari senin!!

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang