Part 36

2.3K 148 6
                                    

Matahari di hari minggu mulai bersinar.
Audi mulai membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk.
Kepalanya terasa pusing tapi tidak terlalu parah. Matanya melihat kesekeliling, badanya terasa pegal-pegal.

"Ah.." Audi meringis saat tangannya memegang dahinya.

Tiba-tiba dokter memasuki kamar rawat audi sambil membawa beberapa alat pemeriksaan.

"Selamat pagi, kamu sudah bangun?" Dokter langsung memeriksa suhu badan audi.

"Kenapa aku bisa disini, dok?" Ucap audi terdengar pelan.

"Kemarin temen kamu yang bawa kamu ke puskesmas, katanya kamu jatuh ke danau."

Audi tersenyum miris.

"Keadaan kamu udah baikan, kan?"

"Badan ku terasa pegel, sama ini lumayan sakit" audi menunjuk kearah dahinya yang dipasang perban.

Dokter tersenyum simpul, lalu melepas perban audi untuk digantinya.

"Aww." Ringis audi.

"Tahan ya!!"

Setelah selesai mengganti perban dan mengecek semua keadaan audi, dokter kembali keluar. Sebelumnya dokter menyarankan agar audi jangan dulu banyak bergerak. Hingga yang dilakukan audi hanya berbaring bosan dikamar yang ada dipuskesmas ini.

Lima belas menit kemudian, nenek masuk membawa rantang plastik yang dikira audi makanan nya untuk sarapan.

"Pagi.. cucu nenek yang cantik." Yeah nenek selalu memuji cucu kesayangannya ini, membuat audi tersipu malu mendengar pujianya.

"Pagi nenek.." balas audi, audi mencoba menyandarkan badanya di ranjang kasurnya.

"Gimana keadaan kamu? Masih ada yang sakit?" Raut wajah nenek sangat khwatir, audi yang melihatnya merasa bersalah, audi merasa selalu membuat orang-orang yang didekatnya cemas karena sikapnya.

Audi ga mau liat nenek sedih.

"Aku baik-baik aja , nek. Nenek bawain apa? Aku laper." Audi merengek.

"Nenek bawa sayur bayam. Kesukaan kamu."

"Umm, kayanya lezat." Gumam audi saat nenek mulai menyuapinya.

Sore ini audi diperbolehkan pulang. Ntah siapa yang menyiapkan semuanya, saat audi memasuki kamarnya, banyak hiasan yang tertempel dibagian dinding hingga kasurnya. Semuanya terlihat sangat indah. Mata audi berbinar, lalu menatap neneknya seakan menanyakan siapa yang membuat ini. Nenek malah mengedikan bahunya tanda tidak tahu.

Audi mengambil balon yang terbang diudara terhalang langit-langit kamarnya, lalu membaca tulisan,

"I'm sorry."

Audi semakin bingung, siapa yang meminta maaf padanya?

Pintu balkon terbuka, seseorang berjalan masuk kekamarnya dengan tangan kanan yang memegang balon berwarna putih dengan tulisan yang sama dengan balon yang audi pegang.

"Aku tau aku salah, aku udah bikin kamu sakit, aku cuman takut kamu kenapa-kenapa kalau ngelamun terus, aku ga sengaja lakuinnya, aku minta maaf. Aku emang bukan teman yang baik. I'm sorry." Lirih fita dihadapan audi, hati audi terhenyuk dengan semua yang dilakukan fita.

Audi mendekat lalu mengambil balon yang dipegangi fita.

"Kita emang baru kenal, dibilang temen deket juga enggak. Tapi kamu ga perlu lakuin ini buat minta maaf sama aku, karena aku ga marah. Kamu ga perlu minta maaf, fita."

Fita menunduk, hingga terdengar suara isakan.

Audi membawa fita kepelukanya.

"Aku udah maafin kamu, kamu jangan nangis, please."

Malam ini audi kembali duduk disofa balkon kamarnya, semilir angin malam tak mengganggu aktifitas melamunnya. Yang ia butuhkan hanya ketenangan, kesunyian, dan kesendirian.

Sore tadi sebelum fita pulang dari rumah neneknya, fita menceritakan semua yang telah terjadi selama audi tidak sadarkan diri setelah terjatuh, audi jadi mengetahui jika azof sedang marah pada fita, fita menangis karena hal itu. Karena fita menyukai azof , dan fita tidak mau azof marah kepadanya.

Audi menghembuskan napasnya, mengeratkan jaket pada tubuhnya yang mulai merasa menggigil.
Audi bangkit dari duduknya saat merasa sudah bosan.

Matanya sempat menangkap sorot sinar lampu mobil yang masuk keperkarangan rumah neneknya. Audi kembali keluar balkon, ingin tahu siapa yang datang semalam ini.

Hingga mobil itu berhenti dan ada seseorang yang keluar dari mobilnya membuat audi refleks menahan napas.

Dadanya semakin sesak, hingga saat audi menghembuskan napas nya yang berat, tubuhnya meluruh kebawah. Dunianya kembali terhenti berotasi saat melihat siapa yang datang.

Seseorang yang sedang ia hindari dan dirindukannya.

Siapa lagi kalau bukan ...

**

Hahahaiiiii...
Gue update nih, komentar kaliannya mana???

Ditunggu vote nya ya

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang