Part 37

2.2K 141 5
                                    

Billy menghela napas panjang setelah menghabiskan segelas air mineral yang disediakan bi sumi. Hari minggu pagi billy habiskan waktu dengan berolahraga, mencoba menyibukan diri agar sejenak bisa melupakan perasaanya.

Samar-samar dari arah kamar terdengar suara batuk bundanya. Billy segera menemui bunda, billy melihat ayah yang sedang memberi obat. Keadaan bunda belum juga membaik, billy menghampiri bunda, mengambil tempat duduk disamping bundany, bunda tersenyum walau billy tau bahwa senyum itu palsu. Bunda terlalu sedih melihat anak perempuanya meninggalkan rumah.

Billy bangkit saat tangan bunda mengelus kepalanya, billy bukan ayah yang bisa menerima kepura-puraan bundanya.

"Mau kemana kamu, bil?" Suara ayah terdengar saat billy melangkahkan kakinya.

Billy melirik bundanya sebelum menjawab.
"Aku mau jemput audi, aku mau dia pulang. Dia harus tau keadaan bunda."

"Jangan bil.." suara bunda nya lirih. "Biarin dia nenangin diri disana, bunda enggak apa-apa. Bunda sakit bukan karena hal itu."

"Bun, aku gabisa bunda bohongin. Aku tau bunda sedihkan? Bunda kangen sama audi, tapi bunda gabisa apa-apa. Yang bunda lakuin cuman mikirin dia. Sementara dia aja ga peduli sama keadaan bunda. Liat sekarang keadaan bunda, bunda sakit karena terlalu banyak pikiran."

"Cukup Billy!" Teriak bundanya lalu terisak.

Ayah geleng-geleng kepala.
"Sejak kapan ayah ajarin kamu bicara sekasar itu, hah?" Ayahnya ikut teriak dihadapan billy.

"Yang perlu disalahkan itu kamu. Kamu yang ngebuat audi pergi, kalau kamu bisa jadi adik yang baik, kaka kamu ga akan sebenci ini sama kamu. Dan dia ga akan ninggalin bunda nya sendiri demi menjauh dari kamu." Ucap ayah.

Billy termenung. Kedua tanganya mengepal disamping saku celananya.

"Aku bakal tanggung jawab. Aku bakal bawa dia pulang."

"Terserah kau saja, billy. Jangan salah kan kami jika kaka mu jadi lebih membenci mu. Kau memang anak keras kepala."

Billy pergi dari kamar orang tuanya. Tekadnya sudah yakin dia akan pergi mencari audi, dimanapun audi berada, sejauh apapun tempat tinggal neneknya, billy akan mendatanginya. Sebesar apapun rasa benci audi pada dirinya, cinta itu selalu ada dihatinya.

**
Pukul sembilan malam, billy tiba dirumah neneknya dibogor. Selama hidup baru pertama kali billy mendatangi rumah ibu dari bundanya. Billy harus beberapa kali melewati jalan yang salah sampai harus berputar arah. Billy selalu bertanya pada orang-orang jika dia merasa tersesat hingga sampai lah dia selarut ini dirumah yang ditujunya.

Setelah turun dari mobil, billy segera mengetuk pintu rumah nenek, udara dingin malam ini membuat badannya menggigil, setelah hampir menunggu lima menit pintu rumah terbuka, nenek nampak tidak mengenali sang tamu yang tak lain adalah cucu lelakinya.

"Siapa, ya?" Tanya nenek.
Billy mencium punggung tangan neneknya sopan.
"Aku billy, nek. Cucu nenek dari jakarta." Jawab billy. Beberapa detik nenek sempat terpaku ditempatnya sebelum nenek berhisteris.
"Cucu nenek? Astaga.. kamu sudah besar. Ternyata kamu lebih tampan dari yang orang tua kamu ceritakan, ayo masuk! Eh dengan siapa kamu kesini, cu?"
Nenek lalu menuntun cucunya masuk kedalam rumah.

Kake yang sedang menonton tv terkejut melihat istrinya membawa seorang anak laki-laki kedalam rumahnya dengan rangkulan dilengan.
"Siapa yang kamu bawa, istri ku?" Tanya kake.

"Ini cucu laki-laki kita. Lihat dia lebih tampan dari kamu saat masih muda" ucap nenek nya yang diisi kekehan.

Kake nampak senang. Lalu memeluk billy.

"Nek, dimana audi?" Tanya billy setelah nenek dan kake nya selesai berbicara memuji ketampanannya.

"Audi? panggil dia kaka sayang.. dia kan lebih tua dari kamu." Koreksi neneknya.

"I-iya nek, maksud aku kaka audi." Rasanya aneh saat bibirnya mengucapkan kaka audi.

"Dia ada dikamarnya, nenek engga tau dia udah tidur atau belum. Nenek coba panggilin ya. Dia bakalan seneng banget kalau tau kamu datang." Ucap nenek yang tak tau masalah dari kedua cucu nya ini.
Billy hanya tersenyum.

Nenek mengetuk pintu kamar audi namun tak mendapat jawaban. " audi, ada adik kamu datang dari jakarta. Kamu ga mau nemeuin dia dulu? Audi.. apa kamu udah tidur?" Nenek melihat lampu kamar audi telah mati lalu turun kembali menemui billy.

"Kayanya audi udah tidur, nenek liat lampu kamarnnya udah dimatiin. Em, mending kamu langsung istirahat aja. Besok pagi kalian bisa ketemu." Ucap nenek.

Billy hanya mengikuti kata nenek. Selain itu, badanya terasa pegal mengharuskan dia beristirahat.

Paginya, semua keluarga dirumah nenek sudah berkumpul untuk sarapan bersama. Tapi, audi belum juga turun. Nenek kembali mengetuk pintu kamar audi yang tak mendapat jawaban. Mulai khawatir dengan keadaan audi didalam kamar nenek meminta kakek untuk membuka paksa pintu yang terkunci didalam.

Kakek dan billy berhasil mendobrak pintu kamar audi, semua nya terkejut saat tak menemukan keberadaan audi didalam kamar.

Billy berdecak, dia merasa audi telah mengetahui keberadaanya dan lari darinya.

Mau sampai kapan kita kaya gini, sayang? Batin billy mendesah kecewa.
Bagaikan air dan minyak, apa kita memang tak bisa bersatu. Dibalik rasa benci itu aku yakin kamu memiliki perasaan yang sama. Cinta, meski cinta kita memang salah.

**

Aku update...
Billy udah nyampe dirumah neneknya tapi belum juga ketemu audi. Kira-kira audi kemana (?)

Anyway.....

JANGAN LUPA MALAM INI NONTON SINETRON AUBIL "RAHASIA CINTA" TAYANG PERDANA. AAAAARH CAN'T WAIT..

SEMUANYA WAJIB NONTON YA !!

((CAPLOCK JEBOL MAAFKAN))

Jangan lupa vote dan komen ya sambil nunggu jam 7 malem !!

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang