Jeon Jungkook ❤ Reader
Tumpukan kertas dan cahaya menyilaukan dari komputer di hadapanku menjadi teman setia diruangan besar yang sudah lama kosong ini.
Berkas-berkas yang menyiksa membuatku harus berdiam lebih lama di kantor yang sudah menjadi tempatku untuk menambah pemasukan selama 1 tahun.
Ya, setidaknya sedikit membantu meringankan kewajiban suamiku sebagai kepala keluarga.
Aku tidak pernah dituntut untuk bekerja. Bahkan disaat aku diterima bekerja di sini, suamiku membentakku habis-habisan. Diikuti oleh ibu mertuaku yang ikut menginap hanya untuk menambah ocehan dari suamiku.
Mereka mengatakan bahwa aku adalah seorang istri dan cukup membiarkan suamiku untuk bekerja.
Aku tahu, pekerjaan suamiku di dunia hiburan itu sangat membantu menutupi pengeluaran dari kami berdua. Tapi jika aku hanya berdiam diri dirumah dan menunggunya pulang, itu sangat membosankan.
Apalagi jika dia harus mengikuti konser di luar negeri, aku hanya akan memeluk lututku dan berteman dengan televisi yang tidak pernah kumatikan.
"Ah! Akhirnya!" aku menghempaskan punggungku yang terasa sudah sangat kaku itu disandaran kursi, mengangkat kedua tanganku tinggi-tinggi dan memutar kepalaku untuk menghilangkan sedikit kepenatan disekujur tubuhku yang hanya duduk seharian ini.
Akhirnya berkas-berkas gila itu sudah selesai dan kurasa besok aku bisa libur, karena semua tugasku sudah ku selesaikan dengan tuntas.
Aku mematikan komputer dan menyandang tasku, bersama berkas yang akan kuletakkan di meja pimpinan kantor.
"Selamat malam, Dung Ju!" ucapku semangat saat melewati salah satu pekerja yang sedang membersihkan lantai ruangan kami.
"Wah, Nona Jeon kau lembur lagi? Tapi kau sangat bersemangat hari ini." jawab laki-laki yang sudah memiliki dua anak itu.
"Iya, ini sangat melelahkan.
Ah, tidak kok. Aku bersemangat untuk segera memeluk bantal empukku." jawabku dengan senyuman lebar.Sebenarnya, alasannya karena suamiku sudah berjanji untuk menjemputku malam ini.
"Memeluk bantal atau memeluk laki-laki yang selalu muncul di televisi itu?" tanyanya lagi dengan nada mengejek.
"Hahaha, kau ada-ada saja. Kalau begitu aku pulang dulu. Hati-hati dengan roh gentayangan disini ya!" ucapku beranjak untuk meninggalkannya.
"Hahaha, mereka semua temanku (yn).
Baiklah, hati-hati dijalan! Sampaikan salam hangatku pada suamimu! Katakan aku mencintainya, ya!" aku bisa mendengar ia berteriak dari dalam ruangan yang baru saja kutinggalkan."Oke! Oh iya, katakan pada istrimu aku menyayanginya dan aku akan menikahinya besok! Hahaha!" balasku dengan kata-kata yang tidak masuk akal. Padahal aku sama sekali tidak mengenal siapa istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
- IMAGINE WITH BTS - [REVISI]
FanfictionReader ❤ BTS Kumpulan cerita pendek tentang kehidupanmu bersama Bangtan Boys. Dengan sejuta bumbu rahasia di dalamnya, kau bisa mencicipinya sendiri dan menjadikannya sebagai bacaan favoritmu. ✨FInotV, 281215