77. (❤ BTS) Pervert

15.7K 1K 66
                                    

Spesial buat kalian

All member & Reader

××××××××××

"(Yn) kau dimana?"

Aku mendengus sekilas dan membalas pertanyaan dari benda persegi empat panjang yang sengaja ku tempelkan pada telinga kananku.

"Di halte, Jimin. Sabarlah sebentar."

"Kami sudah menunggumu selama satu jam dan kau menyuruhku sabar?!" suara serak Kim Taehyung terdengar, membuatku mendesis kesal.

"Kau ingin aku kesana atau tidak!" bentakku, aku memandang orang-orang disekitarku, mereka menatapku dengan wajah terkejut.

"Ah, maaf." bisikku kepada mereka. "Semua ini gara-gara kau." desisku kembali berbicara pada ponselku. Aku sedikit bergeser dari kerumunan orang-orang yang menunggu bis yang sama denganku.

"Hah! Kau terlalu lama! Dimana posisimu?!" teriak Jungkook.

"Aku di halte, bodoh! Berapa kali aku harus menjawab pertanyaan yang sama?!" ketusku, memijat pelan pelipisku yang berdenyut.

Taehyung terkekeh disana, "Baiklah... baiklah, aku akan menjemputmu. Tunggulah 5 menit lagi."

"Tidak perlu, bisnya akan datang 2 menit lagi."

Tutt.

Kusudahi panggilan konyol tersebut dan kembali memandangi jalan, jika saja ada bis yang akan lewat.

***

6 menit, aku sudah menunggu selama enam menit di tempat yang sama dengan langit malam yang semakin gelap. Bis dan Kim Taehyung yang terhormat itu belum juga tampak di bola mataku. Keduanya sama-sama pemberi harapan palsu.

Tit... Titt...

"(Yn)!"

Mataku mengikuti asal suara yang memanggilku. Ah, trio gila sudah datang sebelum bis muncul.

"Kalian terlambat!" keluhku, masuk kedalam mobil dan duduk pada kursi penumpang bagian belakang disebelah Jimin.

Jungkook menaikkan volume musik, berniat mengacuhkan segala omelanku.

"Kenapa harus naik bis? Kau kan punya mobil." tanya Jimin, menyandarkan kepalanya pada pundak sebelah kiriku.

Aku mendengus, mendorong kepala laki-laki itu dengan jari telunjukku. "Kau pikir itu mobilku? Itu milik kakakku, dan hari ini dia bekerja."

"Sembunyikan saja kunci mobilnya." saran Taehyung yang tengah mengangguk-angguk mengikuti irama musik dengan kedua tangan yang fokus menyetir.

"Dan biarkan dia menaiki bis ke kantornya." lanjut Jungkook yang ikut mengangguk-angguk, dan mereka tertawa bersama.

"Haha, terima kasih untuk saran hebat kalian. Tapi tidak, terima kasih.
Kau ingin melihatku tidur diluar rumah saat ketahuan menyembunyikan kuncinya?"

"Kau bisa tidur di rumah kita, kau tidak perlu takut." sahut Jimin yang tengah memandangi layar ponselnya.

Jungkook yang duduk didepan menoleh menatapku, "Itu benar, kaukan sudah sering menginap disana."

Aku hanya mengangguk-angguk, malas menimpali perkataan manusia-manusia kurang kerjaan dan kurang ajar ini.

Entah kenapa dan sejak kapan aku sudah akrab dengan anak-anak yang setengah nakal dan setengah tak tahu malu ini, seingatku kami hanya berada dalam satu ekstrakulikuler yang melibatkan seni dan traveling didalamnya.

- IMAGINE WITH BTS - [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang