Kim Seokjin ❤ Reader
××××××××
"Perfect."
Ini untuk yang ketujuh kalinya aku menilai penampilanku dari cermin.
Gaun putih yang lebih terlihat feminim dan santai sudah melekat ditubuhku sejak satu jam yang lalu.Tanganku menyeka keringat yang membasahi dahi dan mencoba duduk dengan nyaman ditepi tempat tidur.
Mataku memeriksa detik jam yang melingkar ditanganku.5 menit lagi.
Triing...
"Ah, pesan." dengan jemari bergetar aku memeriksa ponselku yang sudah kusimpan didalam tas putih.
Jin Oppa
- Aku didepan
Deg.
Aku menelan ludahku dengan susah payah.
Dia sudah didepan."Hah..." kuhembuskan napas, mengatur detak jantungku yang berdetak diatas normal.
Kakiku melangkah ke ruang tamu. Membukakan pintu untuk kekasihku itu.
"Selamat datang." sambutku, tersenyum hangat seperti biasanya.
Namun tanggapan pria dengan jaket coklat itu berbeda dari biasanya.
Matanya menatapku tanpa berkedip, dan mulutnya tanpa sadar terbuka sejak tadi."Oppa?"
"Ah, Ne. Hahaha... maaf.
Kau... Sangat cantik."Pujiannya membuatku menunduk malu.
"Kau siap?"
Aku mengangguk. Dan menerima uluran tangannya yang sudah menungguku.
"Ayo."***
"Oppa, apa aku harus membawa sesuatu, maksudku... kue misalnya, atau buah, atau bunga?"
"Sayang, apa kau berencana menjenguk seseorang yang sakit?
Kau tidak perlu membawa apapun, cukup tersenyum dan bersikaplah senormal mungkin." sahut Jin, dengan senyuman hangatnya.Aku menggeleng dan mencoba tersenyum, "Seperti ini? atau seperti ini?" tanyaku sambil menunjukkan beberapa jenis senyuman terbaikku.
"Hahaha, sayang. Kau cukup tersenyum seperti ini." ia menarik pipi kiriku dengan tangan kanannya, sedangkan yang lain dia biarkan terus menyetir.
"Oppa, menyetirlah dengan benar."
"Aku bahkan bisa menyetir dengan mata tertutup." ujarnya, dan berniat menutup mata.
"Hei! Oppa! Jangan gila!
Kita bahkan belum menikah, dan kau sudah ingin mengajakku mati bersama?!" bentakku, dan menghasilkan ledakan tawa dari laki-laki tampan disisi kiriku."Jadi, kau sudah sangat ingin menikah.
Apa karena aku tampan, jadi kau takut ada wanita yang lebih cantik yang akan merebutku darimu?""Ck," aku hanya berdecak kesal dan mengalihkan pandanganku pada bayangan cahaya yang bergerak cepat dari jendela mobil.
Jin masih tertawa disana, membiarkanku yang bergumam kesal disampingnya.
"Baiklah, baiklah, hei... Apa yang kau lihat disana?"
"Lebih baik melihat langit malam dari pada melihat wajah jelekmu itu." gumamku, berusaha untuk tidak terdengar ditelinganya.
"Apa? Apa yang sebenarnya kau katakan, sayang? Berbicaralah dengan jelas."
Aku hanya menggeleng tanpa berniat menatapnya.
"Hei. Tatap aku." pintanya, menarik pelan tangan kiriku.
Aku menggeleng, lagi.
"Oppa! Apa yang kau lakukan!" aku berteriak setelah tersentak, karena laki-laki gila disampingku menginjak rem mobilnya secara tiba-tiba.
Dia mendengus dan menarik wajahku dengan kedua tangan yang menempel pada kedua pipiku. "Sudah kubilang, tatap lawan bicaramu jika sedang bicara. Jangan bergumam seperti tadi." cetusnya, sedikit menekan pipiku.
"Aku tidak bergumam."
"Jadi apa tadi namanya?
Dan apa yang kau katakan tadi? Katakan dengan jelas."Aku tidak bisa mengatakan apapun, karena dia terus menekan kedua pipiku.
"Katakan."
"Ck, kau jelek! Kau tidak tampan!" ketusku, setelah berhasil melepaskan kedua tangannya.
Jin kembali menempelkan telapak tangannya dengan pipiku dan menatapku tajam. "Apa kau bilang tadi?
Kau bilang aku apa? Tidak apa?
Katakan sekali lagi."Aku menggeleng, takut.
"Aku ini tampan! Jika kau bisa menemukan laki-laki yang lebih tampan dariku, bawa dia kemari dan tunjukkan padaku." bentakkannya membuatku menutup mata rapat-rapat.
"Maaf." desisku.
Dan dia tertawa, entah apa yang lucu, tapi jelas aku mendengar tawanya. Jin melepaskan siksaannya dari pipiku dan mengacak rambutku, "Kau cantik. Tidak ada yang lebih cantik darimu.
Dan tidak akan ada yang bisa merebut diriku darimu." tegasnya."Apa?"
"Kau tuli?"
Aku menggeleng, namun aku masih tidak mengerti yang baru saja ia katakan. Dia mengatakannya dengan begitu cepat.
"Ulangi." pintaku, dan Jin menggeleng.
"Ulangi!" sekarang aku yang menekan kedua pipinya.
"Ulangi, Kim Seokjin. Aku tidak mendengarmu!
Kau bilang apa tadi? Aku apa?
Dan tidak ada apa?"Dia tersenyum dan kembali menekan kedua pipiku, kali ini kami saling menyiksa satu sama lain.
"Kau ingin aku mengulanginya lagi?"
Aku mengangguk.
"Kau sangat cantik. Tidak ada yang lebih cantik darimu.
Dan juga, tidak ada yang lebih tampan dariku.
Ingat itu." ejanya dengan penuh menekanan.Aku mengangguk dan tersenyum semanis mungkin. Dengan sekejap mataku tertutup rapat, hanya deruan napas, dan sedikit lumatan manis yang kurasakan saat ini.
Dia menciumku, tanpa berniat untuk melepaskan. Walaupun ia tahu, sudah banyak sekali mobil yang berperang membunyikan klakson dibelakang sana.
×××××××>
Kelanjutannya [ 2 ]
Follow me! 👉 FInotV
KAMU SEDANG MEMBACA
- IMAGINE WITH BTS - [REVISI]
FanficReader ❤ BTS Kumpulan cerita pendek tentang kehidupanmu bersama Bangtan Boys. Dengan sejuta bumbu rahasia di dalamnya, kau bisa mencicipinya sendiri dan menjadikannya sebagai bacaan favoritmu. ✨FInotV, 281215