Jeon Jungkook ❤ Reader
###
"Bedebah!"
"Oh, ayolah. Apa kau harus berbicara sekasar itu?"
Aku menyeringai, menatap tajam pada kedua mata yang membalas dengan tatapan yang tak kalah tajam kepadaku. "Kau pikir kau hebat setelah melakukan itu? Iya?!" tanganku menarik jaket denimnya cukup keras.
Pria itu menepis tanganku, "Kau pikir aku melakukan itu demi siapa, hah?!" Telunjuknya mengarah padaku, "Kau!"
"Apa aku pernah memintamu untuk membunuhnya?!"
Hening.
Pria dengan rambut hitam kelam itu melepas jaketnya dan melempar benda itu ke sembarang tempat.
"Kau lihat ini?" Dia menunjuk kaos putih yang tadi tertutupi oleh jaketnya. "Darah siapa ini?!"
Aku mengalihkan mataku dari tubuhnya, "Kau sudah kehilangan akal, kau psikopat!"
"Ya! Jadi kenapa?"
Dia membuka kaos putih itu dan menginjaknya di lantai, "Jika dia tidak mendekatimu, aku tidak akan seperti ini, (yn)." desisnya, mulai mendekat ke arahku.
Kakiku memilih mundur perlahan, "Kau sudah gila, Jeon Jungkook."
Pria itu mengangguk, "Aku gila karenamu!"
Mataku menyelusuri ruangan yang baru sekali ku datangi ini—rumah milik pria yang tak mengalihkan tatapannya dariku, aku mencoba mencari celah untuk kabur dari sini.
"Kau hanya milikku."
"Tidak!"
"Kau hanya mencintaiku."
"Kau salah, Jungkook!"
"Kau akan menjadi istriku."
Aku menggeleng lemah, dia sudah berdiri tepat di hadapanku dan hanya berjarak beberapa senti saja. Aku memberanikan diri untuk menatapnya, walaupun bibirku sudah bergetar, "Sadarlah, aku ini istri temanmu, aku istri Park Jimin."
Kedua tangannya memegang lenganku cukup kuat, menggoncang tubuhku, "DIAAM!"
Jungkook menghempaskan tubuhku ke lantai, "DIA SUDAH MATI!"
Aku memegangi lenganku yang terasa nyeri, karena terhempas cukup keras di lantai, "Kau pembunuh."
Jungkook tertawa dengan keras, dia menarik daguku untuk menatapnya, "Kau yang berkata bahwa kau ingin aku membatalkan pernikahan kalian."
"Itu perkataanku setahun yang lalu, saat perjodohan itu baru kuketahui."
"AKU TAK PEDULI!"
"Aku sempat berkata padamu, untuk tidak mengganggunya-"
"DIAM."
"karena aku mulai mencintainya."
"DIAM, SIALAN!"
"AH!"
Aku memegang kepalaku yang baru saja ia benturkan dengan keras ke dinding, pandanganku mulai gelap.
Namun aku masih bisa melihat Jungkook yang menatapku dengan sangat khawatir, "K-Kau berdarah, sayang. Ba-Bagaimana ini?!"
Dia mengacak rambutnya sendiri dan berlari meninggalkanku, entah kemana.
Aku meringis, air mataku mengalir sangat deras. Ketakutan, kesedihan, bercampur menjadi satu.
Pandanganku yang menggelap dan kepalaku yang berdenyut dengan sangat menyakitkan, membuat tubuhku terkulai, terbaring di lantai.
'Sayang, kau sudah siap dengan pernikahan kita besok?'
'Kita akan pergi ke Amerika, hehe!'
'Sayang, sudah seminggu aku diikuti oleh seseorang. Kau juga harus berhati-hati.'
'Aku mencintaimu, aku tak akan meninggalkanmu, (yn).'
Air mataku semakin deras mengalir, saat lintasan demi lintasan suara Jimin menggema di dalam kepalaku.
Pria yang ku yakini tengah terkapar di toilet bandara dengan kepala yang terpisah dari tubuhnya.
Rencana bulan madu yang mengenaskan.
Hancur.
Hidupku benar-benar hancur.
Hanya karena seorang mantan kekasih yang terobsesi terhadapku.
Hanya karena seorang mantan kekasih yang-
"Tak apa, sayang. Aku masih di sini."
Mataku yang hampir tertutup masih bisa memandang seorang pria yang baru saja kembali, dia duduk di samping kepalaku.
Kemudian dia tersenyum, senyuman yang membuat rasa ketakutanku memuncak.
Tangannya terangkat tinggi, aku tidak bisa melihat dengan jelas, namun bisa ku yakini dia sedang menggenggam sesuatu.
"Aku mencintaimu, (yn)."
Sesuatu yang sangat tajam dan tipis terasa mengiris dadaku, masuk ke dalam, merobek kulit serta daging di rongga dadaku.
Aku berteriak cukup keras, mataku menatap lurus pada wajahnya.
Dia tersenyum.
Kemudian mengangkat tangannya, wajahnya mendekat padaku. Ia menempelkan telinganya pada dadaku.
"Ah, maaf, sayang. Sepertinya masih kurang tepat."
Dia mengangkat tangannya lebih tinggi lagi.
"Kali ini kau akan merasa lebih baik, sayang."
Dan yang ku rasakan hanya rasa sakit yang teramat sangat, saat benda yang sama menggores jantungku.
Napasku terhenti.
Tangisan Jungkook memekik ke seluruh ruangan.
Bersamaan dengan tawanya yang menyembur keluar.
"Sekarang saatnya aku menyusulmu, sayang."
...Psychopath.
###END
Ayoloh, creepy!
Gak tau dapat idenya darimana, jari ngetik sendiri.
Padahal ngetiknya pas malam minggu.
Ya, walaupun malam minggu nyatanya memang horror, sih.
:))Kamu yang silent reader...
mau saya doain jomblo karatan, ya?!
KAMU SEDANG MEMBACA
- IMAGINE WITH BTS - [REVISI]
Fiksi PenggemarReader ❤ BTS Kumpulan cerita pendek tentang kehidupanmu bersama Bangtan Boys. Dengan sejuta bumbu rahasia di dalamnya, kau bisa mencicipinya sendiri dan menjadikannya sebagai bacaan favoritmu. ✨FInotV, 281215