63. (★ Rap Monster & Jungkook) Hurt

12.9K 936 21
                                    

Kim Namjoon & Jeon Jungkook

××××××××

Namjoon yang tengah berbaring dengan tatapan yang terus terfokus pada benda pergi panjang ditangannya itu tersentak, saat pintu kamarnya dibuka dengan kasar oleh seseorang.

Kedua alis laki-laki bermarga Kim itu saling bertautan, bingung.
"Ada apa?" tanyanya.

Orang yang merusak waktu santai seorang Kim Namjoon itu hanya menatap leader-nya dengan wajah kusut. Wajah yang tidak pernah terlihat sebelumnya.



Namjoon tahu dia akan mendapatkan berita buruk dari laki-laki yang masih berdiri bersandar pada pintu.

"Katakan." bentak Namjoon, melepaskan ponselnya dan bergeser untuk duduk bersandar diatas tempat tidur. Dia tahu ini akan menjadi pembicaraan yang serius.

"Hyung." akhirnya laki-laki itu bersuara. Suara serak yang lagi-lagi jarang sekali Namjoon dengar, kecuali jika laki-laki itu sedang terserang flu berat.

Namjoon menghela napas panjang dan menghembuskannya perlahan, "Katakan saja, aku akan mendengarkan.
Ada apa, Jungkook?"

"Aku benar-benar merasa gila, Hyung.
Aku tidak bisa seperti ini, aku tidak bisa!
A-Aku... Hatiku sangat sakit, Hyung.
Aku merasa hidupku sudah tidak berarti lagi." kalimat terpanjang yang Namjoon dengar dari bibir Jeon Jungkook hari ini.



Sejak tadi pagi--ah, tidak. Lebih tepatnya dari semalam, laki-laki yang sudah ia anggap sebagai adik itu tidak mengeluarkan satu katapun dari bibirnya.
Dan sekarang, akhirnya ia akan mendapatkan alasannya.

"Ada apa? Kenapa kau bisa berpikir seperti itu?" Namjoon bertanya dengan nada sesantai mungkin, berusaha membuat Jungkook merasa nyaman untuk mencurahkan semua bebannya.

Jungkook melangkah gontai dan duduk ditepi tempat tidur Namjoon. Menunduk, menatap kosong kearah lantai.
"(Yn)," sahutnya, ia segera mencekam baju bagian dadanya, seakan ada yang baru saja menggores jantungnya dengan pisau. "Aku bahkan tidak bisa menyebut namanya, Hyung. Rasanya sakit sekali."

Namjoon, seorang kakak yang lebih tua darinya mulai merasa tidak tega melihat adiknya begitu merasa terluka.

"Sudahlah, just forget her.
Diluar sana ada banyak sekali gadis yang lebih baik darinya."

"Aku tidak mau melupakannya. Aku tidak bisa melupakannya, Hyung."



Namjoon kembali menghela napas kasar, ia tahu persis bagaimana keromantisan dari pasangan ini.
(Yn) adalah gadis yang sangat baik, sangat sulit untuk menemukan sosok gadis sepertinya didunia yang sudah sangat berkembang ini.
Gadis baik, perhatian, dia sangat sempurna untuk laki-laki manja seperti Jeon Jungkook.

Namun semua gadis pasti akan lelah jika harus terus menerus mengalah dengan seorang pria, sifat kekanak-kanakan Jungkook pasti sudah membuatnya muak.

"Kalau begitu, hubungi dia." ujar Namjoon.
Membuat Jungkook menatap sosoknya yang masih duduk bersandar, dengan mata berkaca-kaca.

Jungkook kembali menunduk, "Tidak, aku... Aku hanya tidak bisa melakukannya." ia mulai menangis, dan terus menggelengkan kepala.

Namjoon yang cukup dewasa dan mengerti akan perasaan sakit yang tengah Jungkook rasakanpun mulai bergerak, duduk disisi kiri adik kecilnya. "Aku tidak tahu harus mengatakan apalagi padamu, Jungkook." ucapnya, pasrah. Mengusap pundak Jungkook yang bergetar.

Jungkook mengangkat kepalanya yang terasa berat, dengan mata merah yang terus mengeluarkan airmata. "Cukup katakan semuanya akan baik-baik saja," pintanya, terus terisak. "Ka-Katakan, katakan rasa sakit ini... hanya untuk sesaat dan... aku akan merasa lebih baik." Jungkook memelas dengan isakannya yang terasa menusuk pada telinga sampai ke hati laki-laki dihadapannya.

"Ucapkan sesuatu, Hyung." lanjutnya.



Namjoon masih diam, ingin rasanya ia menangis untuk menemani adiknya. Namun itu sama sekali tidak membantu, dia harus berusaha membuat Jungkook merasa lebih baik.
Tapi, nihil. Dia tidak mendapatkan kalimat terbaik untuk bisa membuat rasa sakit yang dirasakan remaja dihadapannya itu sedikit berkurang.

"Sorry, Kook. I can't tell you lies.
Aku tidak bisa membohongimu." akhirnya Namjoon berucap dengan dua bahasa sekaligus, karena dia benar-benar tidak bisa mengucapkan kalimat yang ingin Jungkook dengar.

Jungkook makin terisak, dengan kepala yang tertunduk lebih dalam, tubuhnya bergetar.
Ia menangis, dan Namjoon membiarkan adiknya itu meluapkan semua airmata bersamanya.

Jungkook membenamkan wajahnya pada dada kakak laki-lakinya itu, menangis dan terus menangis.
Dan ia menggerakkan bibirnya yang bergetar.

"Please."

×××××××END

Vote!
Follow me! 👉 FInotV

- IMAGINE WITH BTS - [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang