27. (❤ J-Hope) Please

13.8K 1K 28
                                    

Jung Hoseok ❤ Reader

××××××××

"Hoseok, please.
Jangan tinggalkan aku."

Laki-laki bertubuh tinggi itu sama sekali tidak menghiraukan kata-kataku.
Ia terus berdiri menghadap pintu, memunggungiku.



"Hoseok, aku minta maaf.
Sungguh.. Aku benar-benar bodoh melakukan hal itu.
Aku.. Aku.."

"(Yn).." ia mendesahkan namaku dengan helaan napasnya.

"Ne? Kau mau memaafkanku?
Aku berjanji. Aku akan-"

"(Yn)." sekali lagi ia memanggil namaku.

Suaranya benar-benar dingin dengan sedikit kelembutan, membuat hatiku seperti tercakar-cakar.
Perih.

Tapi rasa perih yang kurasakan tidak bisa menandingi rasa sakit yang tengah ia rasakan saat ini.

Rasa sakit yang diciptakan oleh kekasihnya sendiri.
Kekasih yang bodoh bukan?

Ya, kekasih yang bodoh itu adalah aku.

Tak apa jika kalian katakan aku bodoh, aku bisa menerimanya.

×××

Laki-laki ini bernama Jung Hoseok.
Dia baik, sopan, ramah, periang.

Dia sempurna.

Tapi semua kebaikan dari laki-laki sempurna itu ku sia-siakan begitu saja.
Kubuang begitu saja.

Tanpa berpikir panjang aku menerima cinta dari orang lain.
Berusaha menyembunyikan kisah cinta keduaku darinya. Mencoba tetap tersenyum seperti biasa saat bersamanya, menerima semua yang dia berikan, mengenggam erat tangannya, semuanya kulakukan seperti biasa.




Hingga sampai saatnya Tuhan memberikan pelajaran yang pantas untuk kebodohanku itu.

"(Yn)?"

Suaranya tetap dalam nada lembut walaupun ia sudah menangkap basah aku yang tengah bergandengan tangan dengan laki-laki lain.

"Si-siapa dia?"

Bahkan ia tidak langsung meneriakiku saat aku tidak menjawab pertanyaannya.

"Apa kau... Kau selingkuh?"

Lembut. Masih dalam kelembutan yang sama.

Kelembutan yang berhasil membelah jantungku menjadi dua. Membuatnya cacat, membuatnya tak berdaya dan mati.

Benar.
Sungguh!
Rasa sakitnya pasti membekas, tak berkurang sedikitpun sepanjang hidupku.

Kebodohan yang paling menjijikan itu sudah kujalani selama empat bulan.
Tanpa kupelajari terlebih dahulu apa akibat dari sebab yang kuperbuat.

Akibat terburuk yang berdampak pada hati polos seorang laki-laki bermarga Jung yang sudah setia berbagi segalanya padaku selama hampir tiga tahun.





"Hoseok, aku mohon.
Aku tidak akan mengulanginya lagi."

Aku berjanji.
Walaupun aku tahu, aku tidak pantas lagi untuk berjanji.

Bahkan, aku merasa sangat busuk. Tak pantas dikatakan seorang gadis baik hati.
Cih, benar-benar tak pantas.

"Sungguh, aku tidak mengerti bagaimana pikiranku saat itu.
Aku menerimanya tanpa pikir panjang.
Aku tidak memikirkan perasaanmu saat itu. Aku benar-benar seperti terhipnotis olehnya."

Alasan! Bullshit!

Bahkan aku tahu apa jawaban yang ada dipikirannya saat ini.

Omong kosong !
Dasar sampah!

Ya, mungkin itulah deretan kalimat makian yang ia teriakkan diotaknya.

"Hoseok, please!
Berikan aku kesempatan. Aku berjanji tidak akan menyia-nyiakan kesempatan berharga darimu lagi."

Please!
Dengarkan aku Hoseok!

Dia sama sekali tidak menjawab permohonanku.
Itu sangat pantas untukku.
Menganggapku seperti angin yang dingin, menusuk, bahkan mengukir banyak goresan tepat didadanya.

"Hoseok..."

Aku menangis.
Bahkan sejak tadi airmataku sudah menetes begitu banyak.

"Please..."

Sekali lagi aku memohon.

Aku berniat memegang lembut tangannya yang mengepal.

Tidak.
Aku tidak pantas menyentuhnya sedikitpun.

"Aku minta maaf." desisku, berdoa agar ia memaafkanku.



"(Yn).."

Mungkin panggilan itu akan sangat kurindukan nanti.
Panggilan lembut penuh kasih sayang.
Dari laki-laki yang kusakiti.

"Hoseok, kau tahu aku tidak bisa hidup tanpamu."

Ku usap kasar air yang mengalir dipipiku.

"Maafkan aku. Kumohon tatap aku Hoseok."

Suaraku sudah sangat serak sekarang.
Biar saja, aku hanya ingin sepasang mata indah itu manatapku lagi.

"Kumohon. Tatap aku dan katakan sesuatu Hoseok!"

Bahkan sekarang aku yang berteriak padanya.
Bukan hanya saat ini, tapi hampir beratus kali aku berteriak padanya. Memuaskan rasa egois yang tertanam sangat besar didalam diriku.




"Aku pernah mencintaimu lebih dari siapapun dan kau juga menyadari itu.
Aku tidak yakin, untuk bisa memaafkanmu.
Bahkan aku tidak yakin bisa kembali tersenyum setelah semua ini berlalu."

Akhirnya ia mengucapkan kata-kata yang terus terpendam didadanya sejak tadi.
Kepalan tangannya beralih menggenggam gagang pintu apartemenku.

Ia menunduk.

"Terimakasih sudah membuat hatiku merasakan rasa kasih sayang selama ini (yn)." ucapnya.

Menusuk. Menggores. Mencekam.
Kata-katanya membuatku membeku dan menghancurkanku tanpa henti.

Airmata penyesalan terus mengalir dengan deras dari mataku.

"Hoseok, please!
Jangan katakan itu!
Berikan aku kesempatan dan tatap aku."

Aku memberanikan diri untuk memegang tangannya, berusaha mengalihkan pandangannya padaku.

"Aku tidak bisa menatapmu lagi. Maaf."

Kalimat itu terucap dari bibir manisnya sebelum membuka pintu dan berjalan keluar.

Bahkan ia mengucapkan kata maaf, saat berakhirnya hubungan ini.

×××××××× END

[Follow > FInotV ]

[Baca juga > Destiny [BTS Fanfiction] ]

- IMAGINE WITH BTS - [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang