Chapter Four [D]

6.3K 440 80
                                    

4 tahun lalu | The Jinnah Stadium, Islamabad

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4 tahun lalu | The Jinnah Stadium, Islamabad

Lautan manusia memenuhi The Jinnah Stadium. Sorak-sorai membahana di segala penjuru sejak wasit meniupkan peluit. Di lapangan ke dua tim dari Karachi FC dan Islamabad FC melagakan salah satu duel final terbaik sepanjang gelaran Pakistan National Championship. Di 2015 ini banyak orang termasuk komentator bola seluruh Pakistan hampir menjagokan Karachi FC yang mengejutkan banyak pihak. Dari babak penyisihan mereka menampilkan permainan impresif, bahkan mampu menjegal juara bertahan Multan Academy di semifinal.

Di dua puluh menit pertama, penonton yang diperkirakan berjumlah 48.000 terus meneriakkan yel-yel, terutama suporter tuan rumah. Mereka berjingkrak, memekik suara, meniupkan trompet, dan menyalakan glow stick—menghidupkan malam. Kedua tim masih kuat dengan skor kacamata.

Luar biasa, kini bola dikuasi kembali oleh para pemain Karachi FC setelah menggagalkan serangan balik Islamabad FC, komentator bersuara.

Pertandingan sudah memasuki menit ke tiga puluh tujuh. Setelah mendapat bola operan dari pemain sayap kiri, Adil menggiring bola dengan kecepatan sedang. Dia berhasil membawa bola melewati setengah lapangan. Dengan gerak tipu menyilang kaki, Adil sukses mengecoh hadangan pemain nomor punggung enam dari tim lawan. Adil yang berada di sisi kiri lapangan lawan melakukan operan pendek ke salah satu kawannya yang sudah masuk kotak penalti. Kawannya itu lantas berlari lebih dekat ke arah gawang. Sementara di depan gawang lawan, pemain Islamabad FC sudah menjamur. Tentu mereka tidak ingin kebobolan.

Adil yang berada di area kosong, langsung mendapat operan balik dari kawannya. Tidak membuang waktu Adil melepaskan tendangan kuat, menjurus ke gawang.

Adil Meerza sudah menendang bola, dan....

Bola tendangan Adil tepat mengenai tiang gawang. Kiper lawan gagal menangkap bola yang begitu cepat kembali melambung ke area kotak penalti. Wajah-wajah panik datang dari para pemain Islamabad FC. Bola tadi mengarah ke Adil seperti anak kucing yang menemukan induknya.

Pemain belakang Islamabad FC yang jaraknya lebih dekat ke Adil langsung bergerak cepat. Dia harus memotong bola sebelum benda bulat tersebut menyentuh kaki Adil. Dengan setengah berlari pemain belakang itu menganyunkan kaki, melepaskan tendangan—di saat yang sama Adil melakukan hal serupa. Nahas, tendangan pemain belakang lawan tepat bersarang di betis kanan Adil. Kuat, dan menimbulkan bunyi. Bola melayang di bawah betis kedua pemain yang masih berada di udara.

Seketika Adil merasa kakinya remuk.

Sementara itu di bangku penonton, suporter langsung ricuh. Fahad yang khusus datang menyaksikan pertandingan ini, menegang. Pria itu menganjurkan kepala ke kiri dan ke kanan, berusaha menghindari baris suporter yang menutupi pandangannya. Tak puas dia maju ke pagar pembatas tribune. Benar kini Adil sudah telentang pasrah. Dari layar utama yang digantung di sisi utara tribune, tampak Adil memukul-mukul tangannya ke rumput lapangan, giginya saling mengunci dan matanya menyipit.

Astaga tendangan pemain belakang Islamabad FC sepertinya berefek pada kaki Adil Meerza. Penyerang Karachi FC ini tampak kesakitan.

Adil meringis memegang betisnya. Selang beberapa detik, kaus kaki putih yang membungkus betisnya timbul darah. Pemain-pemain Karachi FC mendadak gusar, mereka mendekati Adil yang luar biasa menahan sakit. Wasit berlari menghampiri kerumunan, dan langsung menghentikan sementara pertandingan. Dari sisi lapangan petugas medis bergegas, mereka membawa tandu. Dengan sigap petugas medis menggotong Adil keluar lapangan.

Sayang sekali, penyerang Karachi FC harus ditandu keluar lapangan....

Fahad berlari dari pagar tribune. Bagaimanapun caranya dia harus ke kamar ganti pemain.

.....bersambung ke Chapter Five [A]

Author Note:

*Chapter Four [D] gak tahu deh, apa narasinya "bola" atau tidak. Sempat pesimis sih waktu mau mendeskripsikan part ini, soalnya belum pernah menarasikan suasana pertandingan sepak bola.

*Chapter Four semuanya sudah complete.

*Mau pindah Chapter, berarti selamat tinggal setting rumah sakit

*Eh, iya rencananya mau ganti cover. Tunggu ya kejutan cover Amnesia yang baru, pokoknya dijamin kece badai.

*Dear silent readers, vomment please!

Amnesia: Karachi Untold Story (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang