Chapter Three [A]

7.9K 559 162
                                    

Pagi ini ketika semuanya sedikit lebih baik, Lintang merasa perlu untuk menghirup udara Jamshed Town sepagi mungkin. Bermodalkan secangkir kopi, wanita tersebut menegakkan diri di jendela kamar. Bahkan setengah jam lalu, Lintang sudah membersihkan diri di kamar mandi. Rupanya tidur sedikit banyak membantu melupakan masalah, walaupun tidak benar-benar hilang. Lintang meletakkan cangkir di kosen jendela. Dia menjauhkan pandangannya ke luar. Gedung perkantoran, hotel, pusat perbelanjaan, menara, masjid berpadu membentuk satu komposisi menarik. Jamshed Town sendiri berlokasi di pusat Karachi, dan menjadi salah satu daerah terpadat.

Sebagai ibu kota dari provinsi Sindh, Karachi menjelma sebagai pusat keuangan dan industri di Pakistan. Banyak pelancong dari Eropa dan Asia mengawali destinasinya di Karachi. Wilayahnya yang berbatasan dengan laut Arab, menjadikannya sebagai pelabuhan utama negara Pakistan. Selain itu, kota ini dikenal sebagai rumah bagi segala macam etnis seperti Sindhi, Pashtun dan Punjabi.

Tak berapa lama, pintu kamar terbuka. Ayesha muncul. Dia melemparkan senyum ramah. Lintang bisa menangkap wajah sahabatnya yang setengah kaget.

"Rapi benar pagi ini...," Puji Ayesha. Dia menyusul Lintang dekat jendela. "Semalam tidurmu bagaimana?"

"Lumayan nyenyak," jawab Lintang pendek.

"Hari ini kamu jangan ke rumah sakit dulu," larang Ayesha. Penampilan Lintang yang lengkap mengenakan rok panjang dan kemeja, mau tak mau, memaksanya berkata demikian. "Lagi pula aku sudah menyuruh Fahad ke sana."

Lintang sudah menduga kalau Ayesha akan mencegahnya. "Fahad sendirian di sana?"

"Kemungkinan seperti itu."

"O...," desah Lintang.

"Nanti agak siang aku akan ke kampus. Aku berencana mengurusi cuti kuliah Adil untuk semester ini." Semalam Ayesha berpikir untuk bergerak cepat mengurus hal ihwal yang berkaitan dengan Adil. Sulit membayangkan jika Lintang yang sudah setengah depresi menjadi orang tunggal yang mengurusi Adil. Bisa-bisa wanita itu juga akan menjadi salah satu penghuni Omi Hospital. Dan jelas benar, yang dibutuhkan Adil saat ini adalah cuti. Karena akan ada banyak hari yang diperlukan Adil pasca siuman nanti. "Sekalian nanti aku titip izin seminggu untuk kamu ke pihak fakultas."

"Tidak perlu!" tolak Lintang.

"Hei, ini demi kebaikanmu."

Lintang hanya menatap Ayesha, sekali. Sekeras apa pun dia menolak, Ayesha akan tetap bersikukuh melakukan itu. "Kalau begitu terima kasih."

Usai kepergian Ayesha, Lintang kembali menyeruput kopi. Hari ini, sudah pasti tak ada yang bisa dia lakukan di apartemen. Sementara rumah sakit menjadi terlarang untuknya. Kampus baru saja menjadi tempat yang harus dihindari seminggu ke depan. Lintang mengamati ampas kopi di pantat gelas. Bola matanya bermain-main. Meski Ayesha menutup aksesnya, tapi dia tahu ke manakah harus melangkah.

***

Kira-kira jam sepuluh setelah Ayesha pamit ke kampus, Lintang bergegas. Dia mengambil syal di lemari, melingkarinya di leher dan beranjak dari kamar. Wanita itu meninggalkan apartemen setengah buru-buru. Apapun nanti yang akan dikatakan Ayesha; entah itu larangan, marah atau nasihat, sungguh Lintang tak peduli. Pada akhirnya, menetap di kamar dan tekurung tidak bisa memberikan apa-apa padanya.

Lintang menghentikan taksi di depan apartemen. Tujuan pertamanya siang ini adalah menuju terminal pusat kota. Lokasi terminal jauhnya hanya sepuluh menit menggunakan kendaraan dari apartemen.

Udara lumayan panas ketika Lintang menjejakkan kaki di terminal. Luas lokasinya tak seberapa besar. Hanya 4000 m2. Sepanjang mata memandang yang dominan tampak, deretan bus dan keramaian orang-orang. Sebagian besar adalah penumpang luar kota. Barisan bus sendiri dibagi berdasarkan jalur distrik. Beberapa kali keluar daerah membuat Lintang hafal tempat ini. Wanita tersebut lantas menyusuri barisan bus. Dia berhenti di barisan ke empat. Sebuah papan bertuliskan Gulshan Town tergantung di atas barisan bus ini. Gulshan Town—daerah inilah yang mengganggu isi kepalanya sejak pagi.

Amnesia: Karachi Untold Story (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang