Chapter Fourteen [A]

4.9K 282 80
                                    

Siang ini Adil lumayan buru-buru meninggalkan rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang ini Adil lumayan buru-buru meninggalkan rumah. Pasalnya, laga perdana Pakistan National Championship 2019, dua jam lagi akan digelar. Sebagai penggemar bola terutama mantan pemain, Adi merasa wajib menyaksikan bekas klubnya menggelinding bola di lapangan.

Tidak biasanya bus menuju Lyari Town sepenuh ini. Adil yang berada di kursi paling belakang memantau isi bus. Hampir seluruhnya disesaki oleh para suporter Karachi FC. Mereka mengalungkan syal di leher, mengenakan jersey khas Karachi serta mencoret-coret wajah dengan pewarna yang dominan hijau—mengikuti dominan warna baju Karachi FC. Bendera klub di salah satu genggaman penumpang, menarik perhatian Adil. Pria itu tersenyum memandangnya. Mendadak ingatan membawanya ke tahun-tahun lalu, saat pertama kali resmi jadi pemain Karachi FC. Bendera inilah pelecut semangatnya kala itu. Ingin rasanya sekarang dia mencium bendera tersebut. Sepuluh menit sebelum tiba di People's Football Stadium, seorang pria berumur menyapa Adil. Ternyata beliau mengenal Adil sebagai mantan pemain. Beliau sempat menanyakan kabar Adil dan mengenang cerita insiden di final Pakistan National Championship 2015. Sama-sama mereka membahas peluang Karachi FC tahun ini.

Area di sekitar People's Football Stadium sore itu ramai oleh lautan manusia. Mereka datang dengan atribut suporter, lengkap menenteng trompet dan gendang. Itu membuat tribune stadion berkapasitas 25.000 orang nyaris tak menyisakan bangku kosong. Pendukung dari Zhob Blues juga tak kalah banyak. Adil sendiri memilih duduk di tribune timur dekat tempat duduk pelatih dan pemain cadangan.

Begitu kick off babak pertama dilakukan, gemuruh penonton langsung meledak di udara.

Pemain-pemain Karachi FC langsung main menekan di awal-awal laga. Gaya permainan mereka tampak matang dan sangat agresif. Berbekal formasi 4-4-2 pemain Karachi banyak menciptakan peluang. Tercatat tiga kali, lewat sepakan kiri striker pemain utama, sudulan pemain sayap dan satu tendangan sudut. Adil di tempat duduknya bahkan ikut berteriak ketika semua peluang itu gagal dikonversi. Barulah di menit ke 43, gol pertama Karachi FC bersarang di gawang lawan, lewat tendangan dari luar kotak penalti. Sontak suporter Karachi sorak-sorai. Pendukung Zhob Blues lemas. Hingga turun minun skor 1-0 tidak berubah.

Pada babak kedua tensi pemain Zhob jadi meninggi. Coach Javed—pelatih Karachi FC di bibir lapangan memberikan sejumlah instruksi. Adil paham instruksi itu berarti merapatkan pertahanan. Dari kacamata penonton, Adil sadar permainan anak-anak Zhob lebih berkembang. Formasi mereka bahkan berubah dari 4-3-3 jadi 4-4-2 dengan mengandalkan dua striker saja di depan. Mereka berhasil menciptakan peluang pada menit ke 67. Sayang, tendangan pemain depannya masih bisa ditangkap penjaga gawang. Demi mengamankan skor, akhirnya Karachi FC menambah keunggulan di menit 80 lewat tendangan pemain sayap kiri. Tampaknya hingga jelang laga berakhir, tim Zhob kesulitan memanfaatkan beberapa peluang.

Peluit panjang wasit, akhirnya nyaring berbunyi. Pertandingan laga pembuka Pakistan National Championship 2019 resmi selesai. Pemain-pemain Karachi FC gembira. Suporter di tribune membahanakan suara, loncat-loncat kegirangan merayakan kemenangan pertama. Adil juga demikian. Dua meter dari tempat duduk pelatih, Coach Javed tampak memeluk anak-anak asuhnya yang kembali ke bibir lapangan. Adil pernah merasakan pelukan orang yang sudah banyak menemaninya di laga-laga domestik itu.

Amnesia: Karachi Untold Story (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang