Part 21

1.3K 52 0
                                    

"Luna, gue suka sama lo, gue sayang sama lo, gue cinta sama lo. Gue mau lo jadi pacar gue. Pliss, terima gue"Kata Axel memeluk ku. Aku terdiam. Mataku terbelalak. Aku speechless.

Lalu Axel merenggangkan pelukannya, dan hendak mencium ku. Aku pun langsung mendorongnya keras.

"Axel! Lo ini apaan sih! Gue gak suka sama lo, gue gak sayang sama lo, gue gak cinta sama lo dan gue gak bisa nerima lo. Mau berapa kali sih mesti gue bilangin?! Semuanya udah berubah. Gue udah bilang cewek gk cuman gue aja! Kalo emang ini yang di omongin, gue pergi!"Kataku lalu meninggalkan Axel sendiri dan berjalan masuk ke kantin, bergabung dengan Rita,Keira, dan Nia.

"Lo ngomong apa sama kak Axel?"Tanya Keira kepo.

"Gk ada, bukan apa-apa"Kataku tersenyum tipis.

"Kalian udah pesen makan?"Tanya ku lagi

"Udah, gue juga udah pesenin lo kok. Oh, itu makanannya dtg"Kata Nia tersenyum. Lalu kami pun makan bersama.

Tak lama kemudian. Vero datang ditemani 2 dayangnya, dan menggebrak meja kami. Aku pun terkejut dan menatapnya tajam.

"Lo bilang lo gk suka lagi sama Axel! Trus apa maksudnya gambar ini?!"Kata Vero menatapku tajam dan memberikan ponsel nya padaku. Aku terkejut saat menatap ponsel Vero. Ada sebuah foto saat Axel hendak mencium ku. Mataku terbelalak. Aku mengepalkan kedua tanganku dan mengigit bibir bawahku.

Shit. Gue dijebak. Awas aja lo Axel!

"Ver, lo salah paham paham. Gue dijebak"
Vero tidak terima. Lalu dia menjambak rambutku.

"Gak usah bohong lo! Apa perlu gue buat lo pindah lagi dari sekolah?!"Kata Vero setengah berteriak. Banyak orang dikantin yang menatap kami.

Tenang,Luna..jangan pingsan kali ini. Gue harus kuat. Bersabar sedikit saja.

Aku menepis tangan Vero kasar.

"Gue gak bakal pindah dari sekolah! Gue korbannya disini,Ver. Gue dijebak"Kata ku.

"Gak usah ngeles deh lo! Gue udah berulang kali peringatin lo jangan deketin Axel! Tapi lo udah kelewatan!"

"Emang kakak pacarnya kak Axel? Bukannya kak Axel gk punya pacar ya? Kok marah-marah ke Luna sih?"Tanya Keira.

"Diem lo! Gue gak ada urusan sama lo!"Kata Vero menatap tajam Keira.

"Harusnya lo berusaha menjauhi Axel dari gue. Lo harusnya gak ngebiarin Axel deketin gue. Lo harusnya gak ngelakuin ini ke gue. Cuma gara-gara cowok, hubungan kita sebagai se--" aku belum selesai bicara, Vero langsung memotong.

"Banyak omong lo!"Kata Vero dan hendak menamparku. Mataku terpejam. Aku takut. Siapa lagi kali ini yang akan menolong ku? Atau sebaliknya, tak ada yang menolongku?

"Ada apa ini? Gini perlakuan kakak kelas di depan adik kelas?"

Aku membuka mataku, dan menatap laki-laki yang ada di depan ku sekarang. Kak Iras? Kak Irvan? Intinya salah satu dari mereka yang menyelamatkan ku. Sekarang dia sedang menahan tangan Vero. Vero menarik tangannya kembali.

"Kalian berdua, ikut saya ke ruang BK" aku menatap kak kembar. Dahi yang lebar dan datar. Wajahnya mulus. Badan yang bongsor juga tinggi. Kak Irvan. Kak Irvan menyelamatkan ku lagi.

Aku dan Vero berjalan mengikuti Kak Irvan ke ruang BK.

Sampai di depan ruang BK, Vero masuk duluan, dan kak Irvan menunggu di depan ruang BK. Aku menatapnya sambil tersenyum tipis.

"Makasih lagi kak"Kataku tersenyum.

"Gak perlu berterima kasih. Karna emg ini yang harus dilakukan. Kalian buat ulah dan mengganggu orang-orang yang makan di kantin"Kata Irvan datar. Aku senang kak Irvan menolongku. Tapi aku juga sedih saat kak Irvan mengatakan itu. Mengira aku ini mengganggu orang.

"Kak Irvan pasti merasa terganggu ya? Maaf ya kak. Luna juga sebenarnya gak mau cari ribut"Kataku pelan

"Hm. Mending lo masuk sana. Gue pergi dulu"Kata Irvan masih dengan tampang datar dengan kedua tangannya yang dimasukan ke kantong celana lalu pergi. Aku pun masuk ke dalam ruang BK. Disana Vero sudah duduk menunggu ku. Dia tersenyum padaku. Jelas saja itu senyum palsu.

"Ini dia Luna buk. Ibu tanya saja sama dia. Kita kan bertegur sapa dikantin karna kita saling merindukan kan? Kita kan sepupu"Kata Vero tersenyum. Senyum maksa.

"Benar yang dibilang Vero?"Tanya Bu Gita. Guru BK yang terkenal galaknya.

"Ah,i-iya buk"Jawab ku gugup.

"Baik, kali ini kalian saya maafkan. Lain kali tidak ada ampun. Kamu lagi Vero, baru beberapa hari disini bikin ribut harusnya mencontohkan yang baik ke adik kelas mu. Dan kamu Luna, jangan buat keributan lagi"Kata Bu Gita.

"Baik buk"jawab kami kompak.

"Sekarang kalian masuk ke kelas, pelajaran sudah di mulai"Kata Bu Gita. Kami pun keluar dadi ruang BK, dan sekarang kami berdua sedang saling berhadapan.

"Awas aja lo nyebarin kalo gue sepupu lo dan deketin Axel lagi! Ini peringatan terakhir gue!"Kata Vero lalu pergi. Saat Vero sudah pergi cukup jauh. Aku menghela napas kasar. Dan aku bersimpuh dibawah. Aku tidak kuat lama-lama begini. Aku tidak tahan. Seberapa lama lagi aku harus bertahan. Sampai kapan? Aku muak begini terus.
Kepala ku terasa berat. Aku jarang tidur belakangan ini, sekarang aja jadi mengantuk. Aku pun mengeluarkan ponsel dari saku rok ku.

Luna Ariesya : Rita, bilang gue ijin sekarang. Gue lagi di UKS.

Rita Valerria : lo kenapa Luna? Sakit lagi? Gue susul ke UKS sekarang ya?

Luna Ariesya : gaperlu. Ada pak Larry, Rit. Dia kan galak bgt kalo ada yang minta ijin untuk nemenin tmn yang sakit.

Rita Valerria : maaf gak bisa nemenin lo Lun. Semoga cepet sembuh ya🙂

Luna Ariesya : makasih Rit.

Aku pun menaruh kembali ponsel ku kedalam saku rok ku, dan berdiri perlahan lalu berjalan ke UKS.
•••••
Sampai di UKS, aku bertemu dengan perawat yang bernama Rika. Dia suster yang waktu itu merawatku.

"Kak Rika, punya obat tidur gak? Luna, belakangan ini susah tidur"Kataku lemas.

"Ada, tapi ada keluhan lain gak?"

"Hm.. sering pusing gitu terus kadang mual. Udah beberapa kali sering pingsan"

"Kamu lagi ada masalah? Atau kamu mengidap penyakit? Bisa bahaya kalau di diamin terus, udah di bawa kerumah sakit?" Aku menggeleng pelan.

"Dulu, luna pernah mengidap PTSD. Luna takut itu kambuh lagi"Kataku menangis.

"Astaga.. apa penyebabnya? Pasti ada penyebabnya kan?" Aku pun mengangguk pelan.

"Luna takut sama kekerasan. Luna gak bisa dikasarin. Jadi nya yang begini. Dulu luna pernah di Bully. Luna jadi trauma"

"Yasudah, sekarang lebih baik kamu berbaring, dan minum obat ini"Kata Rika dan memberikan obat, aku pun meminumnya dan berbaring di tempat tidur. Tak lama kemudian, aku memejamkan mataku dan tertidur.
________________________________________

Tbc.

Maaf kalo ada yang Typo😆

Stand By MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang