Keesokan paginya, saat aku terbangun, aku bingung. Kenapa aku bisa berada di tempat tidur ku? Perasaan kemarin aku tidur di karpet deh, apa aku tidur sambil berjalan? Tidak mungkin. Trus apa Noel yang mengangkat ku ke atas tempat tidur? Ah udahlah gausah dipikirin. Mending mandi trus sekolah.
•••••
Daritadi aku hanya diam dan tidak banyak bicara. Padahal daritadi Noel menatapku dalam diam.Sampai di sekolah, aku berjalan duluan dan Noel berada tak jauh dari ku. Aku berhenti melangkah, dia ikut berhenti melangkah. Aku menoleh sedikit di belakang dan dia sedang menatap ku. Apa sih mau nya dia?! Aku membalikan badan ku dan menatapnya.
"Apa sih mau lo? Kok lo ngikutin gue gini?"Tanya ku menatapnya heran.
"Lo gak mau ngomong sesuatu sama gue?"Tanya nya dan memasukan kedua tangannya kedalam kantong celana.
Ngomong? Ngomong apa? Jadi bener dia yang ngangkat gue ke tempst tidur?
"Lo gak tau apa pura-pura gak tau?"Tanya Noel menatap ku sambil tersenyum miring.
"Apa mungkin..--"
"Ya, lo benar. Gue yang ngangkat lo. Lo gk mau ngomong 'thanks' atau apa gtu?"
"Lo nolongin orang kok pamrih gtu sih? Gak ikhlas bgt. Thank's. Puas lo?" Aku pun membalikan badan ku dan melanjutkan langkah ku yang tertunda.
Kalo emang gak ikhlas nolongin, ngapain ngangkat gue gitu? Dasar modus. Tunggu bentar, waktu dia ngangkat gue ke tempat tidur apa dia nyari kesempatan dalam kesempitan? Wah parah. Aku pun refleks menyilangkan tangan ku di depan dada.
"Pikiran lo itu jauh bgt. Lo kelewatan. Walaupun gue nakal tapi gue tau batas"Kata Noel lalu berjalan mendahului ku.
"Sialan. Gue lupa dia bisa baca pikiran" Aku pun berjalan masuk ke kelas.
•••••
Saat jam pelajaran, aku tidak fokus mendengarkan arahan dari guru. Aku hanya fokus memikirkan gmna caranya membuat Axel membenci ku dan tidak mendekati ku lagi.Gmna caranya Axel jauhin gue. Gue gak tau gmna caranya Axel benci sama gue dan jauhin gue. Hal apa yang dibenci sama Axel? Sial, gue gak bisa mikir rencana apa.
Aku menatap ke sebelah kanan tempat Noel duduk, dan dia sedang menatap ku sambil mengerutkan keningnya. Aku pun menatap ke depan dan mendengarkan ajaran guru.
•••••
Bel Istirahat berbunyi, kami berempat makan bersama dikantin. Saat kami sedang asik mengobrol, Noel datang menghampiri meja kami."Gue mau ngomong sama lo"Kata Noel menatap ku.
"Sama gue?"Tanya ku menatapnya.
"Iya sama lo. Buruan"Kata Noel menarik tangan ku.
"Ih, kok pake narik segala. Guys, gue pergi dulu ya. Kalo gue lama kalian langsung aja ke kelas"Kataku yang masi di tarik Noel. Noel mengajak ku pergi ke halaman belakang tepatnya di bawah pohon rindang.
"Lepasin tangan gue, no. Sakit"Kataku meringis lalu Noel refleks langsung melepaskannya.
"Sorry" aku pun mengusap-usap pergelangan tangan ku yang sakit dan membekas itu.
"Mau ngomong apa sih?"Tanya ku menatapnya.
"Lo bilang lo butuh plan buat ngejauhin Axel dari lo. Gue tau rencana nya apa"Kata Noel tersenyum tipis.
"Apa?"Tanya ku penasaran.
"Rencananya adalah.. gue.. jadi.. pacar pura-pura lo"Kata Noel. Mataku terbelalak. Dia bilang apa?!
"Ih, lo gila apa? Gak, gue gak mau pake rencana itu. Eh tunggu dulu. Lo lagi-lagi baca pikiran gue ya?!"
"Ya. Kalo lo gk mau, rencana apa lagi yg bisa buat Axel jauhin lo? Coba lo pikir-likir lagi deh"Kata Noel memasuk kedua tangannya kedalam kantong celana. Sepertinya itu memang kebiasaannya. Aku terdiam sambil menatapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By Me
Genç Kurgu••••• Luna Ariesya. Gadis yang selalu merasakan cinta yang tak terbalaskan, atau kita sering mendengarnya dengan sebutan 'Cinta Bertepuk Sebelah Tangan'. Luna sama seperti gadis lainnya, ingin merasakan bagaimana rasanya dicintai. Saat ia berharap i...