Sesuai perkataan Noel kemaren, aku dan Noel pergi ke Bandung sepulang sekolah. Di mobil aku merasa sedikit canggung dan daritadi hanya melihat keluar jendela. Walau ada suara musik hidup namun masih terasa sepi.
Setiba di Bandung dan kami sampai di Rumah Sakit. Kami memasuki kamar 204. Aku hanya melihat Tante Anisa dan kakak Noel yang bernama Nathan. Kulihat Tante Anisa dalam keadaan siuman dan tersenyum menatap Noel.
"Noel... kamu datang lagi, Mama senang... Luna.. sudah lama gak ketemu, sini tante peluk dulu.. tante kangen"Kata Tante Anisa-Mama Noel. Aku pun tersenyum dan mendekat lalu memeluknya.
"Iya tante, Luna juga kangen sama tante, oh iya, ini untuk tante"Kata ku dan memberikan parcel berisi buah-buahan dan sebuket bunga yang ku beli barusan saat perjalanan ke Bandung.
"Makasih banyak Luna.. gk perlu repot-repot bawa beginian, di jenguk aja tante udah seneng"
"Iya gak apa tante, gk ngerepotin kok"Aku pun tersenyum. Lalu aku beralih menatap Nathan. Kakak Noel yang beda 3 tahun dengan Noel.
"Hallo, kak Nathan. Apa kabar"Sapa ku tersenyum.
"Baik kok. Lo sendiri?"Sapanya balas tersenyum.
"Baik juga"
"Gimana kabar Leo? Kuliah dimana dia sekarang?"
"Singapura,kak."
"Wah, semoga sukses ya"
"Amin kak"
"Kak Nathan kuliah dimana?"
"Di universitas gajah mada"
"Ohh... sukses ya kak"
"Iya makasih"Kata Nathan tersenyum.
"Om Fahri mana tante?"Tanya ku
"Masih kerja, tdi sempat kemari tapi karna ada meeting penting jadi harus balik ke kantor.. um.. Nathan, Noel.. kalian bisa keluar sebentar? Mama mau ngomong berdua sama Luna" Noel dan Nathan saling bertatapan. Namun sedetik kemudian mereka sama sama membuang muka. Tatapan apa itu? Kenapa mereka berdua tanpak tidak akur?
"Hm."Gumam Nathan
"Iyaa"Kata Noel yang hampir bersamaan dengan Nathan. Lalu mereka berdua pun keluar dari kamar. Aku pun duduk di sofa dan menatap tante Anisa.
"Ada apa tante?"
"Bagaimana Noel disana? Masih nakal? Suka keluar malam-malam? Masih suka bolos? Apa dia masih suka merokok?" Aku tersenyum, tante anisa begitu perhatian dengan Noel. Tpi kenapa Noel malah mem-bangkang dulunya.
"Ah.. Luna liat Noel mulai ada perubahan,tan, kalo keluar malam, Luna gak tau tapi kayaknya sih enggak, Noel jarang bolos, kalo merokok, Luna pernah pergokin dia sekali, tapi setelah itu Luna gk pernah liat lgi Noel merokok. Luna gk tau dibelakang Luna Noel gmna, trus, kalo diliat-liat Noel itu sebenarnya pintar"
"Ohh.. bagusdeh.. tante minta tolong, bimbing Noel ya.. tante tau Noel sebenarnya pintar, umur 6 tahun dia sudah pintar membaca,menulis dan berhitung, saat SD juga sering mendapat juara kelas. Tapi tante gak tau kenapa sewaktu SMP Noel jadi suka membangkang dan nakal gtu"
"Mungkin karna pubertas atau memang perilaku teman-temannya"
"Iya, mungkin itu benar"
"Tante Lisa dan Lana, apa kabar kabar?"
"Baik tante.."
"Yaudah deh, ini udah jam 19.35 malam. Besok kalian sekolah loh, hati-hati dijalan ya"
"Iya tante, pamit pulang dulu, cepet sembuh tan"Kataku dan menyalimi tangan Tante Anisa lalu keluar dari kamar. Saat aku keluar dari kamar tidak ada siapa-siapa, lalu aku mendengar seseorang berdebat di belokan koridor, aku pun mendekat perlahan dan ku intip.
".... buat apa lo kesini... berani juga lo jenguk ya.."Kata seorang laki-laki berporos tinggi, tegap. Menggunakan kemeja kotak kotak merah. Aku terbelalak.
Kak Nathan? Noel?
Lalu aku melihat Noel mendongak. Shit. Aku ketauan.
"Luna? Lo ngapain disini? Udah lesai ngomongnya?"Tanya Noel gugup. Aku hanya mengangguk lugu.
"Kak Nathan, Noel.. kalian ngomongin apa barusan?"
"Gak, bukan apa-apa"Kata Nathan tersenyum.
"Yuk pulang"Ajak Noel dan menarik ku.
"Kak Nathan, Luna pulang dulu ya.. see you"Kataku tersenyum. Belum sempat mendengar balasan Kak Nathan, Noel sudah menarik ku sedikit kasar. Ada apa dengannya hari ini?
Di perjalanan, Noel sedikit mengebut dijalan. Aku jadi takut dan mengencangkan sabuk pengaman ku. Aku ingin berbicara tapi tidak berani mengawali pembicaraan. Tapi Noel semakin mengebut.
"Lo kenapa? Pelan-pelan, No, gue takut"Kataku dan menatapnya. Dia masih fokus menatap jalan dan makin menancap gas.
"NOEL!!"aku berteriak memanggil namanya. Lalu tiba -tiba dia menepi di pinggir jalan. Untungnya aku dan dia pakai sabuk pengaman jadi masih aman.
"Lo kenapa sih hari ini, lo bisa cerita ke gue kalo lo gak keberatan"Katakum dan dia lalu memukul stir mobilnya.
"Arghh!" Noel pasti kesal. Tapi kenapa?
Tiba-tiba, dia melepaskan sabuk pengamannya, menarik ku ke dalam pelukannya. Aku mendengar dengan jelas suara detak jantungnya yg begitu cepat.
"Lo kenapa?"Tanyaku pelan. Dan masih diam di pelukannya.
"Tetap seperti ini selama 5 menit boleh kan?"Tanya nya dan aku hanya diam.
5 menit kemudian, dia melepaskan pelukannya dan mulai tenang. Noel menghela nafas berat.
"Lo...kenapa?"Tanya ku pelan. Kali ini kalo dia tidak menjawab, aku tidak akan bertanya lagi.
Noel hanya menggeleng pelan dan tersenyum kecil lalu melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda.
Sampai di rumah, Noel langsung masuk ke dalam kamar tanpa berkata-kata.
*****
Keesokan paginya, setiba disekolah, Noel menggenggam erat tangan ku, aku menatapnya."Lo, masih belum mau cerita?"Tanya ku pelan.
"Gue.. masih belum sanggup ceritainnya" Kata Noel pelan.
"Oke, gue ngerti. Gue selalu siap buat lo. Lo boleh cerita kalo lo udah sanggup"Kataku dan Noel hanya balas tersenyum.
"Luna.."
"Hm?"
"Will you be my girlfriend?" Aku terkejut dengan perkataan Noel. Sontak aku menghentikan langkah ku dan menarik kembali tangan ku.
"Noel, lo--lo apaan sih. Jangan gini,No. Lo sepupu gue lo tau itu"Kataku, dan Noel mendekatiku lalu memegang pundaku
"Gue suka sama lo Lun, gue sayang sama lo Lun, gue gak mau kehilangan lo Lun, lo jangan mandang dari status kita. Dimata gue, lo cuman seorang perempuan cantik,Lun" aku tertegun mendengar kata-katanya.
"Ta-tapi, gue gak pernah berpikiran gitu"
"Karna lo masih suka sama Kakak kelas itu? Lun, lo liat di belakang lo. Masih ada laki-laki yang mau sama lo tapi lo malah mengejar yang gak bisa digapai"
"Jangan gini, Noel. Gue--"
"Apapun yang lo khawatirkan, gue akan tanggung jawab. Gue yakinin kalo kita pacaran diam-diam. Itu kan yang lo inginkan?"
"Noel--Um..Kasih gue waktu untuk berpikir. Gak semudah itu membuat keputusan, gue takut gue salah ambil keputusan"
"Oke, gue akan menunggu jawaban lo, sampai lo siap untuk menjawabnya"Kata Noel lalu mencium keningku lembut. Aku terpaku. Lalu aku tidak lagi berani menatapnya dan langsung pergi masuk ke kelas.
Selama jam pelajaran, aku menjadi tidak fokus mendengarkan pelajaran. Arghh.. kenapa jadi kepikiran begini sih.
__________________________________________Tbc.
Jangan lupa Vote💞
Follow my instagram : @dwisintya_
(Kalomausilahkanfollow)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By Me
Teen Fiction••••• Luna Ariesya. Gadis yang selalu merasakan cinta yang tak terbalaskan, atau kita sering mendengarnya dengan sebutan 'Cinta Bertepuk Sebelah Tangan'. Luna sama seperti gadis lainnya, ingin merasakan bagaimana rasanya dicintai. Saat ia berharap i...