Part 27

1.3K 56 1
                                    

Rita, Keira, dan Nia menatapku ternganga. Mereka tidak percaya aku mengalami ini.

"Luna di diagnosis Amnesia Sementara akibat trauma. Gue udah mau berusaha bantu dia buat mengingat ingatannya dia yang hilang selama 3 minggu tapi Luna menolak. Dia bilang 'paling nanti balik dengan sendirinya'"Kata Noel. Kami semua menatapnya.

"Tapi, bukannya itu bagus kalau Luna tidak mengingatnya? Kata lo akibat trauma luna jadi begini. Ya bagus dong kalau dia gak inget"Kata Rita.

"Bagus? Lo bilang bagus? Kalo Luna tiba-tiba dengan sendiri nya mengingat semua nya dia akan syok berat. Gue udah tebak itu bakalan terjadi"Kata Noel.

"Syok berat? Emang ingatan Luna yangh ilang kenapa bisa membuat Luna syok berat?"Tanya Keira.

"Stop. Hentikan. Jangan berdebat terus. Pusing gue dengernya"Kataku menghentikan mereka.

"Um...gue pulang dulu ya Lun? Gpp kan? Gue ada Les bimbel nih jam 3"Kata Nia. Dan aku mengangguk.

"Iya, gpp"Kata Ku.

"Gue juga lun. Cepet sembuh ya"Kata Keira.

"Lekas sembuh lun, cepet sekolah ya, gue kangen lo"Kata Nia dan aku mengangguk.

"Makasih"Kata ku tersenyum.

"Gue juga ya Lun. Gue mau jemput adik gue"Kata Rita dan aku pun mengangguk. Mereka pun pergi. Aku menatap Noel.

"Lo gak pulang juga?"Tanya ku.

"Gue nemenin lo disini. Emang lo mau sendirian dirumah sakit?"Tanya Noel dan aku mengeleng pelan.

"Yaudah, tidur sana."Kata Noel. Aku pun mencibirkan bibirku dan menutup kedua mataku lalu tertidur.
•••••
Keesokan paginya, aku bangun jam 8.15 pagi. Aku melihat Papa dan Mama sedang duduk di sofa. Saat melihat ku terbangun mereka langsung menghampiri ku.

"Luna.. bagaimana keadaan mu? Papa dengar dari Mama dan Dokter, kamu di diagnosa Amnesia Sementara"Kata Papa

"Ah, iya pa, luna juga gak tau harus gmna. Luna baik-baik aja kok"

"Luna, mau makan? Ini mama beliin kamu bubur lagi"Kata Mama.

"Mau,Ma"Kata Ku tersenyum dan mengangguk. Lalu sebelum aku makan, dokter darang bersama dengan perawat. Aku pun tidak jadi makan dan menaruh buburnya diatas meja.

"Selamat Pagi, Bapak,Ibuk dan Luna Ariesya"Kata Dokter.

"Selamat pagi,Dok"Kata Papa. Mama hanya tersenyum begitu juga dengan ku. Lalu Dokter tersebut mengecek keadaan ku, dan perawat itu mengukur tensi ku dan mengganti perban yang luka ditangan ku.

"Keadaan anak bapak dan ibuk sudah membaik, tensinya juga normal, Bagaimana Luna? Adik sudah dapat mengingat walaupun sedikit?"Tanya Dokter dan aku menggeleng.

"Tidak apa-apa, apa adik berniat mengikuti terapi, mungkin ini jalan terbaik"Kata Dokter dan aku menggeleng lagi.

"Tidak perlu dok, mungkin lebih baik saya mengingatnya dengan sendirinya"Kataku pelan.

"Kalo mau nya begitu, mungkin adik bisa saja syok berat, karna adik mengalami Amnesia akibat trauma."Kata Dokter dan aku terdiam.

"Baiklah, saya tidak memaksa"Kata Dokter

"Kapan anak saya bisa pulang,Dok?"Tanya Papa.

"Besok sudah bisa pulang, kalau begitu saya pergi dulu,Pak,Buk dan Luna Ariesya" setelah itu Dokter pun psrgi bersamaan dengan perawat.

"Luna, makan dulu"Kata Mama dan memberikan bubur ayamnya padaku. Aku pun makan.

"Luna, Papa berangkat Kerja dulu ya,"Kata Papa dan mengelus kepala ku, aku pun menganggukan kepalaku dan setelah itu papa pergi berangkat kerja.

Stand By MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang