Luna POV
_____________Aku berlari pergi kehalaman belakang dan menangis disana.
Maaf... maaf selama ini gue menghindar dari lo, tapi lo masih aja peduliin gue.
"Menangislah, lagipula kalo lo nangis disini gak bakal ada orang yang tau"Kata Dirga. Aku pun kaget dan langsung menghapus airmataku.
"Sejak kapan lo ada disini?"
"Tadi. Trus gue liat lo dtg dan tiba-tiba nangis. Butuh pelukan?"Tanya Dirga dan membuka kedua tangannya lebar-lebar. Aku pun langsung memukul dada bidangnya.
"Gausah, makasih. Sempet aja ya lo modus"Kata Luna.
"Ha.. kapan ya lo nangis gara-gara gue. Kapan ya lo buang air mata lo karna gue? Liat lo sedih gue jadi ikutan sedih"
"Gak usah sok dramatis lo"
"Gue..kangen sama nyokap gue,Lun. Tapi dia udah gak ada"
"Ha? L-lo serius?"
"Buat apa gue bercanda tentang kematian nyokap gue?"
"Ah, maaf. Gue gak bermaksud"
"Gapapa, lo ada waktu gak? Ntar pulang sekolah lo ikut gue ya? Gue pngn ke pemakaman nyokap gue"
"Ah,ehm..oke. tapi kenapa lo ngajak gue?"
"Nanti lo tau sendiri kenapa alasannya"
"Hm..."
*****
Bel pulang sekolah berbunyi...
Aku buru-buru memasukan bukunya ke dalam tas. Tapi tiba-tiba tangan ku ditahan oleh Noel.
"Gue mau ngomong sama lo"Kata Noel.
"Lepas. Gue gak ada waktu buat ngomong sama lo"Kataku. Aku menepis tangan Noel, tapi genggamannya erat sekali.
"Dia bilang lepas. Lo denger gak sih?"Kata Dirga tegas. Lalu Noel melepaskan tangannya dan Dirga pun mengajak Luna pergi.
Dirga membuka kan pintu mobilnya untuk ku.
"Lo bisa naik mobil?"Tanya ku
"Ya. Dan lo perempuan pertama yang gue ajak naik mobil ini"
"Ah,ohh... emangnya lo udah punya SIM?"
"Tenang aja, gue udah punya kok. Umur gue udah 17 tahun"Kata Dirga dan menunjukan SIM-nya.
"Kapan lo ulang tahun? Kenapa lo gak ngerayain ulang tahun lo yang ke-17?"
"Gue gak mau ngerayain ulang tahun gue karna itu bertepatan dengan hari nyokap gue meninggal. Kalo aja gue gak minta untuk ngerayain ulang tahun gue, nyokap gue gak akan meninggal. Nyokap gue gak akan kecelakaan karna repot-repot beli kue ulang tahun buat gue"Kata Dirga dan ia meneteskan air matanya. Baru kali ini aku melihat Dirga menangis. Aku pun mendekat dan menghapus airmatanya.
"Ini semua udah takdir,Ga. Lo jangan menyalahkan diri lo sendiri. Yang ada nyokap lo malah gak tenang disana. Maaf gue jadi mengungkit itu. Maaf, gue bener-bener gak tau"Kata ku.
"Boleh gue meluk lo?"Tanya Dirga. Aku terdiam sebentar lalu mengangguk. Mungkin yang Dirga butuhkan kali ini adalah sebuah pelukan hangat. Ia butuh seseorang untuk bersandar.
"Lo orang pertama yang tau ini,Lun. Sebelum-sebelumnya gak ada orang yang tau dan gue juga gak mau ngasih tau. Sekarang, gue ngerasa sedikit lega,Lun"Kata Dirga masih di pelukanku.
"Lo gak sendirian sekarang,Ga. Masih ada gue, Rita, Nia, Keira dan yang lain. Jangan ragu untuk cerita ke orang lain. Gue kira lo orang yang terbuka, tapi ternyata lo menutupi masalah lo sendiri rapat-rapat"Kataku sambil menepuk-nepuk punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By Me
Ficção Adolescente••••• Luna Ariesya. Gadis yang selalu merasakan cinta yang tak terbalaskan, atau kita sering mendengarnya dengan sebutan 'Cinta Bertepuk Sebelah Tangan'. Luna sama seperti gadis lainnya, ingin merasakan bagaimana rasanya dicintai. Saat ia berharap i...