part42 dan par43

6K 277 26
                                    

Akan sy lanjutkan part 42 nya di coment an ini ok..
Silahkan cek .

                     Part43

Sudah hampir dua minggu rene dikurung di dalam kamar putih ini, tidak boleh keluar sama sekali. Hari-hari rene dilalui dengan menatap ke luar dari jendela lantai dua ke pekarangan rumah sehun

Rene sudah merasa begitu muak dan frustrasi karena bosan. Setelah memaksakan kehendaknya malam itu, sehun tidak pernah mengunjungi rene lagi.

Mungkin dia sedang bersenang-senang dengan kekasih barunya. Rene mencibir, mencoba mengabaikan perasaan seperti tercubit di dadanya. Tetapi kalau memang benar begitu, kenapa sehun tidak melepaskannya?

Apakah karena lelaki itu tahu bahwa rene berniat membunuhnya, jadi dia menawan rene di sini karena menganggap rene ancaman yang berbahaya? Kalau begitu kenapa sehun tidak membunuhnya sekalian?

Beberapa lama terpaku di jendela, rene menyadari bahwa ada kesibukan yang tidak biasa di luar sana. Beberapa mobil tampak lalu lalang keluar masuk rumah sehun  yang biasanya lengang. Sehari-hari pemandangan yang didapat rene hanyalah pemandangan pengawal-pengawal sehun dan beberapa pelayan yang lewat di halaman depan rumah.

Kali ini rene melihat ada mobil bunga dan mobil katering. Apakah sehun akan mengadakan pesta? Kalau iya, mungkin saja kesempatan rene untuk melarikan diri bisa muncul kembali.

Sedang larut dalam lamunannya, tiba-tiba pintu kamar putih membuka. Rene bahkan tidak menolehkan kepalanya sedikitpun. Karena yang masuk ke kamar ini selalu hanya chen yang mengantarkan makanan, dan pelayan yang membersihkan ruangan dan membawakan pakaian ganti untuknya - tentu saja di bawah pengawasan chen.

Rene  tidak pernah berinteraksi dengan chen lagi setelah kejadian kemarin, dan sepertinya lelaki itu juga tidak berniat untuk mengajaknya berbicara. Lagipula rasa bersalah yang ditanggung rene terlalu besar. Karena dialah chen dihajar oleh sehun, bekas-bekas hajaran itu masih ada dari memar-memar di wajah chen dan hidungnya yang patah.

Setiap melihat chen, rene disergap perasaan ngeri dan rasa bersalah yang luar biasa. Sehun mengancam akan membunuh siapapun yang lengah dan membiarkan rene lolos. Apakah sepadan mengorbankan satu nyawa demi meloloskan diri?

Rene memang tidak kenal dengan chen, tetapi kalau mendapatkan kebebasan dengan mengorbankan nyawa orang lain, tetap saja terasa tidak benar baginya....

"IRene."

Itu suara sehun. Rene terlonjak saking kagetnya. Dia menolehkan kepalanya, dan sehun -lah yang berdiri di tengah ruangan, lelaki itu tadi sepertinya terdiam, mengamati rene yang sedang melamun sambil memandang rene yang sedang menatap ke luar jendela.

Otomatis rene mengepalkan tangannya, reaksi impulsifnya ketika menyadari aura sehun yang berkuasa memenuhi ruangan.
sehun melirik tangan rene yang terkepal, dan senyum sinis muncul di bibirnya. Lelaki itu menolehkan kepalanya ke belakang dan rene baru menyadari ada orang lain di belakang sehun, seorang laki-laki berbadan kecil dan sedikit gemulai,

"Ini shindong," gumam sehun tenang, "Dia akan mempersiapkanmu untuk nanti malam," Setelah berkata begitu, sehun melangkah mundur, membalikkan tubuhnya dan meninggalkan kamar itu.

Mempersiapkannya untuk apa?

***

Irene..You Make Me So Crazy  (Hunrene ) sehun ireneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang