part45

4.5K 239 8
                                    

Sehun masuk dan rene menunggu dengan penuh antisipasi. Sehun mengenakan jas hitam legam yang rapi. Rambutnya yang sedikit panjang hingga menyentuh kerah disisir ke belakang, membuatnya tampak seperti iblis tampan yang begitu menggoda.

Lelaki itu melangkah memasuki ruangan dan rene merasakan sehun tertegun sejenak menatap wajah rene yang sudah dirias sedemikian cantiknya.

Tetapi kemudian mata sehun menatap ke arah rene yang masih mengenakan baju biasa yang selalu digunakannya di kamar itu. Mata sehun menggelap seolah ada badai yang akan menerjang di sana,

"Kenapa tidak kau pakai gaunmu?," desis sehun pelan.

Rene mundur selangkah, menyadari intensitas kemarahan dalam suara sehun. Lelaki satu ini mungkin menderita post power sindrome sehingga mudah naik darah kalau keinginannya tidak diikuti, batin rene  dalam hati.

"Aku tidak mau," rene menegakkan dagunya menantang, meski batinnya sedikit kecut.

"Gaun itu khusus dipesankan untukmu," kali ini suara sehun sedikit menggeram, menahan kesabaran.

rene melirik gaun indah itu, gaun itu luar biasa indahnya, dan rene sudah jatuh cinta pada gaun itu sejak pandangan pertama. Tetapi dia tidak boleh mengenakan gaun itu,
meskipun batinnya berteriak-teriak ingin merasakan gaun secantik itu sekali saja.

Tidak! Dia tidak boleh mengenakan gaun itu, itu sama saja dengan mengakui penguasaan sehun atas dirinya.

"Aku tidak mau memakainya," rene berhasil mengeraskan suaranya hingga terdengar Lantang, "Aku bukan bonekamu yang bisa kau perintah-perintah semaumu!"

"Boneka katamu?," sehun melangkah maju dan otomatis rene  melangkah mundur, "Kau pakai baju itu atau aku akan memperkosamu sekarang juga di lantai. Supaya kau tahu bagaimana aku memperlakukan bonekaku!"

Jantung rene berdetak sekejap merasa takut akan ancaman sehun. Apakah sehun akan melaksanakan ancamannya? Tetapi melihat mata yang menyala karena marah itu, rene tiba-tiba sadar bahwa sehun tidak main-main. Lelaki ini menyimpan iblis di dalam dirinya, dan ketika iblis itu keluar, sehun tidak akan segan-segan berbuat kejam.

Salah sendiri kau menantang Iblis ini, irene! rene mengutuk dirinya sendiri dalam hati.

"Irene, kenakan gaun ini atau aku akan benar-benar membuatmu menyesal," sehun mulai mendesis marah.

Tangannya meraih gaun hijau itu dan melemparnya dengan sembarangan ke arah rene  yang langsung menangkapnya dan memegang gaun itu dengan hati-hati.

Sehun memperlakukan gaun semahal dan seindah ini layaknya memperlakukan kain lap. Lelaki iblis ini memang tidak paham keindahan! Tanpa sadar kebencian rene  meluap lagi kepada sehun, dorongan untuk menantang sehun
amatlah besar. Meskipun sisi lain dirinya berteriak untuk tidak menantang sehun lebih jauh lagi.

Mereka berdua berdiri berhadap-hadapan, udara di antara mereka sangatlah tegang. Senyap dan tanpa suara, hanya dua mata yang saling menatap dan saling menantang.

"Pakai gaun itu, irene," kali ini sehun melangkah mendekat, seolah tak sabar.

Rene langsung mundur selangkah lagi, menjauhi sehun, jantungnya berdegup kencang. Dia mulai merasa takut,

"Baiklah, aku akan memakainya, kau keluar dulu dari sini!, teriaknya marah karena dipaksa menyerah, air mata hampir menetes dari matanya.

Tetapi sehun bergeming, lelaki itu menggertakkan gerahamnya menahan marah,

"Aku tidak akan pergi. Kesempatanmu sudah habis, tadi aku sudah berbaik hati memberikan kesempatan padamu untuk ikut pesta dan memakai gaun bagus. Sekarang cepat pakai gaun itu," sehun tidak menaikkan suara sama sekali, tapi kemarahan di dalam suaranya menjalar ke udara dan memaksa rene melakukan apa yang diinginkannya.

Dengan menahan air mata, dan menahan malu, rene melepas pakaiannya di depan tatapan sehun  yang berdiri kaku menatapnya, kemudian mengenakan gaun itu. Gaun itu luar biasa bagusnya, meluncur pelan membungkus tubuhnya dan terasa sangat pas. Sejenak rene  melupakan perasaan frustrasi atas pemaksaan sehun  dan larut dalam keterpesonaan atas keindahan gaun itu di tubuhnya.
Sehun mengamati rene sejenak dalam balutan gaun indah itu. Rene  tampak seperti dewi hutan yang diturunkan dari khayangan, luar biasa cantiknya.

"Bagus," geram sehun, lalu dengan gerakan cepat meraih gaun itu dan merobeknya dari tubuh irene.

Rene terpana ketika sehun merobek gaun itu di bagian dada. Gaun seindah dan sebagus itu rusak sudah, dengan robekan kain dan benang yang berjuluran, dan kristal-kristalnya jatuh bertebaran dengan suara dentingan pelan di lantai. Mata rene berkaca-kaca, tidak menyangka sehun akan sekejam itu, merobek sebuah gaun yang sedemikian indahnya demi memamerkan arogansi dan kekuasaannya. Sungguh lelaki yang kejam!

"Kenapa kau tampak ingin menangis?," Kau tidak mau memakai gaun ini bukan?," gumam sehun sambil menatap rene  tajam, "Maka kukabulkan permintaanmu"

Dengan gerakan tiba-tiba, sehun meraih rene , mencengkeram punggung rene merapat ke arahnya. rene mencoba meronta tapi tak berdaya

"Mulai sekarang kau harus berfikir ulang kalau mau menantangku. Aku bukan orang baik dan aku tidak segan-segan berbuat kejam," Bibir sehun terasa dekat dengan bibir

rene, dan napas lelaki itu sedikit terengah.

Kepala Sehun menunduk dan sejenak rene merasa pasti bahwa sehun hendak menciumnya. Tetapi entah kenapa leher lelaki itu menjadi kaku dan mengurungkan niatnya.

Sehun  mendorong rene  menjauh. Lalu membalikkan tubuhnya ke
"Shin!," suara shin sedikit keras ketika memanggil perias wajah yang gemulai itu.

Pintu terbuka, dan shin terburu-buru masuk. Lelaki itu terkesiap mendapati kondisi rene  yang penuh airmata dengan baju itu - baju eksklusif rancangan desainer terkenal, satu-satunya di dunia, yang sangat mahal dan pasti membuat iri semua perempuan itu - sekarang menjuntai sobek di dada rene  dengan kondisi menyedihkan dan tak karuan. Riasan mahal masterpiece untuk wajah rene  juga tak karuan karena bekas air mata di wajah rene .

"Bereskan dia," sehun tidak menatap rene lagi, lelaki itu langsung keluar dan membanting pintu di belakangnya dengan marah.

***

Irene..You Make Me So Crazy  (Hunrene ) sehun ireneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang