part48

4.4K 262 1
                                    

"Sungguh kekasih yang baik", sebuah suara lembut terdengar di belakangnya. rene menoleh dan berhadapan dengan perempuan cantik berbaju putih yang tersenyum lembut kepadanya. Mungkin perempuan inilah satu-satunya tamu pesta ini yang mau menyapanya.

"Siapa?", rene mengernyit ketika menyadari komentar perempuan itu barusan,

Perempuan itu tertawa kecil, bahkan tawanya pun terdengar merdu, rene membatin dalam hatinya.

"Oh sehun, kekasihmu", Perempuan itu mengedikkan bahunya ke arah kepergian sehun"Dia membelamu dengan gagah berani dihadapan perempuan-perempuan menjengkelkan itu..ups", perempuan itu menutup bibirnya dengan jemarinya yang lentik, "Aku tidak boleh mengatakannya, tapi mereka memang menjengkelkan bukan? Kalau bukan karena suamiku, aku tidak akan mau menghadiri pesta ini dan berbaur dengan mereka", perempuan itu tertawa lagi.
Dia perempuan yang bahagia, rene membatin dalam hati. Perempuan cantik yang bahagia, ralat rene. Dengan gaun putih keemasannya yang indah, tatanan rambut sempurna, make up sederhana, dan tatapan matanya yang berbinar-binar penuh cinta. Perempuan di depannya ini tampak memancarkan kebahagiaan. Suaminya pasti sangat mencintainya, rene mengambil kesimpulan dalam hati.

"Ah ya maaf, aku mengoceh ke sana kemari, tetapi lupa memperkenalkan diri", perempuan itu mengulurkan tangannya dan tersenyum, "Aku seulgi"

Senyum ramah perempuan itu menular, rene membalas uluran tangan Seulgi dan ikut tersenyum lebar,

"Irene", gumamnya memperkenalkan dirinya, "Terima kasih sudah mau menyapaku"

Seulgi tersenyum lagi, dan menatap ke arah gerombolan perempuan-perempuan tadi yang sekarang sudah saling berpencar dan asyik bergosip satu sama lain,

"Jangan pedulikan mereka, mereka hanya iri padamu"

rene mengernyit,

"Iri padaku? Kenapa?"

"Ah kau pasti tak pernah mendengar dunia luar", Serena tertawa lagi, "Gosip menyebar dengan cepat di dunia elit ini. Kau adalah perempuan yang paling hangat dibicarakan akhir-akhir ini"

"Kenapa?", rene menatap Seulgi penuh ingin tahu.
"Karena oh sehun, taipan paling dingin di sini, mengajakmu tinggal bersamanya di rumahnya", Seulgi mengedikkan dagunya, "Meskipun memiliki banyak kekasih, sehun dikenal berprinsip mensterilkan rumahnya dari kehadiran perempuan. Tidak pernah ada satu perempuanpun - selain pelayan - yang bisa tinggal di rumah ini. Bahkan katanya, kekasih-kekasihnya yang dulu belum pernah ada yang menginap di rumah ini, sehun lebih memilih menemui kekasih-kekasihnya di hotel miliknya", Seulgi menatap rene dan tersenyum, "Kaulah satu-satunya perempuan yang diajaknya tinggal dirumahnya, dan bahkan tak keluar-keluar sampai sekarang. Mereka semua merasa iri, karena apa yang kau alami adalah impian mereka semua, tinggal bersama dengan bujangan paling diminati di sini"

Rene tercenung. Mereka semua tak tahu apa yang terjadi sebenarnya. rene  bukan kekasih sehun, dia tinggal di rumah ini bukan sebagai kekasih sehun, tetapi lebih seperti tawanan. Dia disekap dan dilecehkan semau sehun

"Apakah kau juga salah satu dari mereka? Mengagumi ketampanan sehun ?"

Spontan Seulgi tertawa mendengar pertanyaan rene .

"Tidak, menurutku suamiku yang paling tampan di dunia ini. Aku tidak sempat mengagumi lelaki lain", Serena tersenyum dan matanya berbinar penuh cinta ketika membayangkan suaminya.

Rene memalingkan muka, tiba-tiba merasa sedih menyadari betapa beruntungnya Seulgi  dibandingkan dirinya. Perempuan itu tampak begitu bahagia dan tanpa beban, sedang dirinya, bahkan dia tidak tahu akan dijadikan apa dirinya oleh sehun. Mata rene  berkaca-kaca ketika
membayangkan kegagalan rencananya untuk melukai sehun  yang malah membuatnya terjebak dalam cengkeraman lelaki iblis itu.

Seulgi  memperhatikan raut kesedihan di wajah rene , dan dahinya berkerut,

"Kenapa rene? Kau sakit?"

Rene menatap Seulgi  lagi, perempuan ini baik hati, mungkin

saja Seulgi  bisa menolongnya...

"Tolong aku...", rene berbisik lemah, takut suaranya ketahuan, oleh sehun ataupun para pengawalnya yang bertebaran di mana-mana, "Tolong aku keluar dari sini"

Seulhi mengernyit, jelas-jelas merasa kaget mendengar permintaan rene, matanya menatap penuh tanda tanya,

"Apa rene? Tapi... Bukankah.."

"Disini kau rupanya, aku mencarimu kemana-mana sayang", suara yang dalam itu mengalihkan perhatian Serena dari rene.

Rene menoleh dan terpesona menatap Lelaki yang melingkarkan lengannya di pinggang Serena dengan posesif. Lelaki itu luar biasa tampan, dengan rambut cokelat yang berpadu nuansa keemasan dan mata sebiru langit. Seulgi rupanya tidak main-main ketika mengatakan bahwa suaminya luar biasa tampan. rene pun, kalau memiliki suami setampan itu, pasti tidak akan mau melirik lelaki lain.

"Taeyong", Seulgi bergumam lembut, pipinya memerah, tampak malu-malu atas kemesraan terang-terangan yang dilakukan taeyong .
Suami Seulgi tampak amat sangat mencintai isterinya, rene berkesimpulan dalam hati. Lelaki itu menatap Seulgi seolah-olah akan melahapnya.

"Kita harus segera pulang. Mari kita berpamitan dulu pada tuan rumah"

"Tapi taeyong , kita baru sebentar di sini... Apakah sopan kalau..."

"Ssshh", taeyong  menghentikan protes Seulgi dan menyentuh bibir Seulgi dengan jemarinya lembut, "Aku lebih ingin berada di rumah, bersama isteriku", gumamnya penuh arti.

Siapapun mengerti apa maksud kata-kata taeyong . Bukan hanya Seulgi, pipi rene pun memerah mendengar nada kepemilikan penuh gairah taeyong  kepada isterinya. Seulgi menyentuh lengan taeyong  lembut, mengalihkan perhatian taeyong  yang tampaknya tidak bisa lepas dari isterinya kepada rene,

"Ini, kenalkan, irene ", gumam Seulgi  lembut.

reen mengulurkan tangannya dengan sopan, dan taeyong  menjabat tangannya, lalu menatapnya dengan tajam. Membuat rene merasa nyalinya sedikit menciut di bawah hujaman tatapan tajam dari mata sebiru langit itu.

"Rene yang itu?", ada tanya dalam suara taeyong ,

Seulgi  menyentuh lengan taeyong  lagi, mengingatkannya, lalu menatap rene penuh permintaan maaf,

"Gosip cepat menyebar, bahkan di kalangan laki-laki", gumamnya pada rene
meminta pengertian.
reen tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ada sedikit kekecewaan terbersit di hatinya. Taeyong  sepertinya rekan bisnis sehun. Kalau begitu, pupus sudah harapannya meminta bantuan kepada Seulgi .

"Ayo sayang, kita berpamitan", taeyong  mengangguk pada rene , lalu menarik pinggang isterinya untuk mengikutinya.

"Tunggu sebentar", Seulgi  mengeluarkan kartu emas kecil dari tasnya, "ini kartu namaku", digenggamkannya kartu nama itu di jemari rene, "Hubungi aku kapan saja kau mau. Aku pikir kita bisa bersahabat"

Dan kemudian, pasangan sempurna itu menjauh dan tenggelam di keramaian pesta. Meninggalkan rene yang masih berdiri terpaku di sana, menggenggam kartu nama itu erat-erat seolah hanya itulah tiket penyelamatannya.

***

Irene..You Make Me So Crazy  (Hunrene ) sehun ireneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang