part62

4.4K 259 7
                                    

Rene  terbangun ketika merasakan lengannya disengat. Dia

membuka mata dan bertatapan dengan wajah muda berkacamata

membuka mata dan bertatapan dengan wajah muda berkacamata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

yang sangat tampan dan ramah.
"Maaf aku membangunkanmu," lelaki itu tersenyum ramah, "Aku sedang menyuntikkan obat untuk lukamu. Aku sudah berusaha melakukannya selembut mungkin, tetapi sepertinya aku tak selembut yang kukira"

Rene  mengamati lelaki itu dari jas putih yang dikenakannya, dia adalah dokter.

Lelaki itu mengikuti arah pandangan rene  dan tersenyum,

"Perkenalkan, aku Dokter luhan, aku dokter yang merawatmu kemarin ketika kau dibawa ke sini, Kepalamu pasti sakit ya? Kau terbentur cukup keras, aku menjahit 12 jahitan di sana"

"Kecelakaan?," rene  berusaha mengingat semuanya- tetapi ingatan terakhirnya hanya sampai pada teriakan sehun dan pelukannya yang begitu erat, sebelum semuanya menjadi gelap.

"Ya kecelakaan, kata polisi mobil kalian di sabotase dan remnya blong. Mobil kalian terguling dan kepalamu membentur, untung kami dapat menyelamatkanmu"

"Bagaimana dengan sehun ?," rene  bertanya cepat, sabotase itu pasti dilakukan oleh musuh sehun  yang mendendam kepadanya. Apakah sehun  terluka? Ataukah lelaki itu sudah mati? Dan kenapa bukannya senang tetapi rene  malahan merasa cemas?

"Maafkan aku mengecewakanmu," suara khas itu terdengar dari pintu, "Tetapi aku masih hidup"

Rene  menoleh dan melihat sehun  berjalan memasuki ruangannya, dengan kemeja hitam dan penampilan yang luar biasa sehat dan tak kelihatan kalau dia baru saja mengalami
kecelakaan. Tanpa sadar rene  mengernyit, menyesal telah mencemaskan sehun. Lelaki itu mungkin iblis, jadi susah mati, gumam rene  menyumpah dalam hati.

"Bagaimana kondisinya dokter?," sehun  mengalihkan tatapan matanya dan menatap Dokter luhan  yang masih berdiri di sana, memeriksa infus rene .

Senyum di wajah Dokter luhan  tak pernah pudar hingga rene  menyadari dua lelaki di depannya ini begitu kontras, yang satu begitu dingin dengan nuansa muram gelap yang melingkupinya, dan yang satunya tampak begitu cerah, penuh senyum seolah-olah dia membawa Matahari di atas kepalanya.

"Kondisinya sudah membaik, tetapi dia masih harus istirahat dan berbaring beberapa hari di sini. Saya belum bisa merekomendasikan dia dibawa pulang seperti permintaan anda tuan sehun ," ekspresi Dokter luhan  berubah serius meskipun masih penuh senyum, "Itu akan berbahaya untuknya, kepalanya terbentur parah dan goncangan sekecil apapun akan membuatnya mual dan muntah dan kesakitan. Anda tentu tidak ingin hal itu terjadi kepadanya kan?"

"Berapa hari sampai dia bisa normal kembali?," sehun  membicarakan rene  seolah-olah Lana tidak ada di ruangan itu.

Dokter luhan  tampak menghitung,

"Maksimal tujuh hari, tetapi tidak menutup kemungkinan kalau kurang dari tujuh hari perkembangannya sudah membaik, kami akan merekomendasikannya untuk bisa dirawat di rumah"
Sehun tercenung. Tujuh hari, dan rene  berada dalam area publik yang cukup berbahaya. Otaknya berputar memikirkan keamanan seperti apa yang harus diterapkannya untuk menjaga rene . Kai masih dalam pengejaran dan Jackal berada entah dimana, masih mengincar mereka. Sehun harus menjaga rene  dengan ekstra hati-hati.

Dokter luhan  mengangkat bahunya, dan tersenyum pada rene,

"Baiklah nona irene , saya harus kembali bertugas. Saya yakin Anda akan segera sembuh", senyumnya yang secerah Matahari memancar lagi, membuat rene  terpesona, bahkan setelah Dokter luhan pergi.

Sehun menatap rene  dan mencibir,

"Jangan bermimpi", desahnya kesal.

Rene menatap sehun  dan mengernyit,

"Apa maksudmu?"

"Kau menatap dokter itu dengan tatapan bodoh dan terpesona seperti gadis yang melihat lelaki pertamanya.....Oh maaf", senyum sehun  benar-benar mengejek, "Aku lupa kalau kau sudah tidak gadis  dan akulah lelaki pertamamu"

Rene  benar-benar marah kepada sehun, lelaki itu benar-benar perpaduan dari semua yang dia benci, kurang ajar, tidak sopan, dan menjengkelkan. Mungkin karena itulah Tuhan menciptakannya dengan kesempurnaan fisik yang luar biasa, untuk mengimbangi sifat buruknya.

Sehun  duduk di kursi sebelah rene  dan menatap lurus,
"Aku ulangi, jangan pernah kau terpesona pada dokter muda itu, dia pasti dari kalangan keluarga konvensional dan aku yakin, pendidikan moral dan keluarganya tidak akan menoleransi kau, perempuan yang sudah dinodai oleh oh sehun "

"Hentikan!!", rene  menggeram, tak tahan akan kata-kata sehun  yang sepertinya sengaja digunakan untuk menyakitinya. Kepalanya terasa berdenyut-denyut, seperti ditusuk dengan tongkat besi. Dia meringis dan memegang kepalanya.

Ekspresi sehun  langsung berubah, lelaki itu berdiri dari kursinya dan setengah duduk di ranjang, memeluk rene ,

"Irene ? Kau kenapa? Rene..?"

"Tidak... Aku tidak apa-apa, maafkan aku, kepalaku cuma sedikit sakit"

"Berbaringlah", sehun  membantu merapikan bantal-bantal di belakang rene, lalu dengan pelan membaringkan rene di ranjang.

Rene  memejamkan matanya, merasakan denyutan itu mulai mereda, dan mendesah.

"Bagaimana?"

Rene menarik napas panjang dan membuka mata, menemukan wajah luar biasa tampan itu menatapnya dengan cemas, benar-benar cemas, bukan sesuatu yang dibuat-buat.
Apakah sehun  benar-benar cemas? Tapi bagaimana mungkin? Bukankah lelaki ini adalah lelaki kejam yang menghancurkan keluarga dan orangtuanya?

Tapi ingatan rene kembali kepada malam kecelakaan itu, sekarang terpati jelas dalam ingatannya kalau sehun benar-benar merengkuhnya malam itu, memeluknya erat-erat dan menahan guncangan-guncangan untuk melindunginya. Mungkin kalau bukan karena dipeluk sehun, tubuh rene sudah terlempar, dan bukan hanya kepalanya saja yang terluka. Malam itu, sehun jelas-jelas melindunginya. Tapi, kenapa? Pertanyaan-pertanyaan itu kembali membuat kepala rene sakit, dia memejamkan matanya lagi.

Hening sejenak, kemudian sehun menghela napas,

"Istirahatlah, kalau kau perlu apa-apa, kau tinggal menekan tombol di dekat ranjang."

Dan kemudian sehun pergi menutup pintu dengan pelan dari luar.

***

Irene..You Make Me So Crazy  (Hunrene ) sehun ireneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang