Kebebasan keluar masuk kamar ini dinikmati oleh rene sepenuhnya. Oh, dia memang masih bermaksud pergi, tapi tidak sekarang. Dia masih trauma akan kejadian itu. Setidaknya di rumah ini dia aman. Chen masih mengawasinya diam-diam ketika dia mondar-mandir keluar kamar, terutama ketika dia berjalan-jalan di taman. Tetapi rene belajar untuk mengabaikannya.
Sore itu, suasana rumah sangat sepi, dan rene berjalan menelusuri area lantai satu rumah itu. Rumah itu sangat luas dengan lorong-lorong yang tidak tahu akan menuju kemana, sepertinya tidak cukup satu hari untuk menjelajahi keseluruhan rumah itu. Rene berhenti di sebuah pintu yang terbuka dan sedikit mengintip. Dia terpesona menemukan rak-rak tinggi yang memenuhi dinding-dindingnya, penuh dengan buku!
Dengan bersemangat rene memasuki ruangan itu, dan berdiri terkagum-kagum sambil mengamati buku-buku di dalam rak itu. Sehun rupanya penggemar buku-buku sastra klasik, berbagai bacaan tampak menggoda siap untuk dinikmati,
"Kau sepertinya suka membaca," suara sehun mengejutkan
Rene , dia menoleh dan saat itu baru menyadari kalau sehun duduk di sudut ruangan, di meja kerjanya yang besar dan mempelajari berkas-berkas perusahaannya, lelaki itu menatapnya dengan mata cokelatnya yang tajam.
Dengan angkuh rene mendongakkan dagunya, "Ya aku suka membaca, tetapi buku-buku mahal di sini termasuk yang tidak bisa kubeli," rene tanpa sadar mengernyit.
"Kau boleh membaca di sini," sehun menawarkan tampak begitu berbaik hati. Tetapi rene merasakan ada sesuatu di
sana, sesuatu yang berbeda yang sedikit menakutkan baginya. Ketegangan seksual yang memenuhi ruangan ini terasa begitu tidak nyaman. Dan meskipun tawaran sehun terasa begitu menggoda, rene tidak berani."Aku tidak akan mengganggumu," sehun mengangkat alis melihat rene nampak ragu-ragu. "Aku tidak akan mengganggumu, irene ," lelaki itu mengulang lagi kata-katanya, "Aku bahkan tidak akan berdiri dari kursi ini"
Rene menatap sehun curiga, "Tidak bisakah aku meminjam buku-buku ini dan membawanya ke kamarku?"
Sehun menggelengkan kepalanya. Oh, tentu saja bisa, gumam sehun dalam hati, tetapi dia akan kehilangan kenikmatan menggoda rene , dia ingin rene terpaksa berada di ruangan ini, bersamanya, "Tidak bisa buku-buku itu mahal, aku tidak yakin kau akan menjaganya dan tidak merusakkannya"
Kata-kata sehun terasa menyinggung rene, jangan-jangan sehun bahkan menyangka rene ingin mencuri buku-buku mahalnya. Kurang ajar lelaki itu. Tetapi ajakan sehun untuk membaca buku di ruangan yang sama terasa begitu menggoda. Dan lelaki itu jelas-jelas menantangnya, menyadari betapa besarnya ketegangan seksual di antara mereka, dan memaksa rene menunjukkan diri apakah akan menjadi pengecut ataukah berani menghadapi sehun .
Rene sedikit mengentakkan kakinya dan melangkah mendekati sofa, diambilnya salah satu buku di rak itu dan dia duduk, berusaha tampil nyaman di sana.
Sehun tersenyum. Gadis itu jelas-jelas ingin menantangnya. Dan kehadiran rene di ruangannya sangat menarik
perhatiannya, dia bahkan tidak tertarik lagi akan pekerjaan di mejanya. Dilipatnya kedua tangannya di meja dan dia mengamati rene yang sedang berakting membaca itu dengan intens."Kenapa kau menatapku seperti itu?," rene akhirnya mencetuskan apa yang ada di dalam pikirannya, sehun sudah sejak beberapa menit lalu hanya duduk dan menatapnya. Lelaki itu memang tidak mengganggu, bahkan lelaki itu sama sekali tidak beranjak dari tempat duduknya. Tetapi pandangan matanya yang intens dan penuh gairah itu terasa sangat mengganggu. Membuat seluruh saraf tubuh rene mengejang ke dalam gelenyar panas yang membuat suhu ruangan ber-AC itu tiba-tiba terasa panas.
"Aku hanya ingin mengetahui seberapa jauh kau akan pura-pura berakting membaca. Setelah itu mungkin kau bisa menyadari betapa besarnya ketegangan seksual di antara kita," gumam sehun dengan tenang, tidak bergeser sedikitpun dari tempat duduknya, tetapi tampak begitu mengancam.
Pipi rene memerah mendengar perkataan sehun itu, dengan marah dibantingnya buku itu di sofa dan berdiri, "Kurasa sebaiknya aku pergi"
"Takut, rene ?," sehun bergumam dengan nada mencemooh, "Kau takut kalau kau akan menyerah dalam pelukanku ya?
Aku tadi menawarimu di sini, ingin melihat seberapa jauh kau berani berdua saja bersamaku di dalam satu ruangan... ternyata kau lari ketakutan seperti kelinci yang akan dimangsa"
Oh Ya! Tatapan sehun kepadanya memang seperti elang yang akan memangsa kelinci buruannya. Rene merasa sudah sewajarnya dia ingin menyelamatkan diri.
"Aku akan keluar dari sini""Kau memang harus keluar dari sini, karena kalau tidak pilihanmu hanya satu, berbaring di ranjangku"
"Itu hanya ada dalam mimpimu!," rene setengah berteriak, berlari ke pintu dan membanting pintunya keras -keras, masih didengarnya tawa sehun mengiringi kepergiannya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Irene..You Make Me So Crazy (Hunrene ) sehun irene
Romance"Kau Adalah Kelemahanku" oh sehun- irene and sehun cerita berawal dari sebuah balas dendam seorang wanita yang cantik bernama irene tidak bisa di tuntaskan.dan berujung ia jatuh dalam pesona iblis dalam kegelapan oh sehun.lelaki berwajah bak malai...