extra6 b

4.6K 241 28
                                    

"Apakah kau sudah berubah pikiran tentang usulanmu semalam?," rene  menatap sehun  yang baru saja memasuki kamar, tidak biasanya sehun  memasuki kamar sedemikian larut, dan lelaki itu tampak lelah.

Sehun  menatap rene sekilas, lalu melepas pakaiannya dan masuk ke kamar mandi, ketika keluar dari sana, lelaki itu tampak segar dengan piyama hitamnya,

"Aku tidak mau membahasnya lalu membuatmu marah-marah sepanjang malam," dengan kasar sehun  menggosokkan handuk ke rambutnya yang basah, kemudian melempar handuk itu dan menatap rene  "Kau pasti akan keras kepala dan tetap pada pendirianmu, mempertahankan anak itu"

"Tentu saja, aku tidak akan menerima kemauan konyolmu untuk menggugurkan anak ini karena anak ini tidak bersalah"
"Kita akan berdebat lagi malam ini ya," sehun  mendesah lelah, "Aku lelah i rene , yang aku tahu, anak ini akan melukaimu lalu membunuhmu"

"Sehun" seru rene  setengah marah, "Dia hanya janin kecil yang tidak berdaya!"

"Oke!," lelaki itu membentak, tampak tak tahan dengan semua perdebatan mereka, "Silahkan, lanjutkan kehamilanmu itu... tetapi..," mata sehun  menajam, "Kalau sampai kau kenapa-kenapa gara-gara kehamilan ini, aku tidak akan berkompromi"

Sehun  mengalah. rene terpana, sebelumnya sehun tidak pernah mengalah secepat itu. Rene tadi sudah mempersiapkan argumen yang panjang, pembelaan mati-matian, bahkan ancaman putus asa menyangkut kehamilannya ini. Dan sehun  semudah itu mengalah kepadanya.

"Kenapa?," sehun  menatap rene  marah, tampak tak nyaman dengan tatapan takjub rene ,

rene langsung mengalihkan pandangannya dengan pipi merona, "Tidak-tidak ada apa-apa"

"Tetapi aku punya satu syarat," gumam sehun  tenang, seolah-olah baru mengingatnya.

Rene  terkesiap dan menatap sehun  waspada, dan reaksi itu membuat sehun  menahan tawanya.

"Tenang irene , kau tegang seperti senar yang akan putus, aku tidak sedang akan menjatuhkan bom ke kepalamu"

"Apa syaratmu?"
Pandangan sehun  berubah sensual, "Aku tidak mau kehamilan itu menggangguku jika aku menginginkanmu"

Pipi rene memerah, tersipu sekaligus marah atas kata-kata egois sehun.  Jangan-jangan itu adalah salah satu usaha

Sehun  mengganggu kehamilannya...

"Baik," rene  mendongakkan kepalanya, mencoba terlihat menantang, "Asalkan kau melakukannya dengan lembut dan tidak melukai bayiku"

Sehun hanya menganggukkan kepalanya, ketika dia akhirnya menatap rene, matanya menyala dengan sensual, "Apakah kau masih pusing seperti semalam?"

Rene  tidak pusing lagi. Tetapi kearoganan sehun  yang tersirat itu membuatnya ingin menantangnya. Sehun  pasti akan bercinta dengannya ketika rene sudah tidak pusing. Dan rene  tidak akan bisa. Tidak akan mampu menolak pesona gairah sehun

Dengan berpura-pura dia memegang kepalanya, mengernyit,

"Sebenarnya aku masih pusing"

"Benarkah?," sehun  menatapnya tajam bercampur kecemasan, "Kau sudah minum obat penambah darah dari dokter? Mereka bilang kau kurang darah"

"Sudah...," sedikit geli rene  melirik sehun.  tetap berusaha berakting kesakitan.

Lelaki itu menatap irene lama dan intens, tampak menggertakkan gigi. Semula rene  bingung kenapa, tetapi ketika dia melirik ke bawah, dia menyadari bahwa sehun sudah siap, keras, dan bergairah di sana.

Lelaki itu sudah begitu bergairah, dan rene tinggal bilang ya, lalu mereka akan bercinta di ranjang dengan penuh gairah seperti biasa... tetapi tidak! Rene tidak akan membuat itu begitu mudah bagi sehun , rene  ingin menghukum sehun  karena hatinya masih sakit atas usulan sehun untuk menggugurkan kandungannya.

"Aku pusing sekali," rene  sengaja membuat suaranya terdengar lemah, "Aku mau tidur," Dengan gerakan sakit dibuat-buat rene mengangkat selimut ke bahunya dan membuat posisi tidur yang nyaman.

Sehun hanya berdiri sejenak di tengah ruangan itu dan menatap rene. Dia sudah dua hari tak bercinta dengan isterinya itu. Biasanya setiap hari. Dan itu semua karena kehamilan itu. Tapi mau bagaimana? Dia tidak mungkin memaksa rene yang sedang sakit kan?

Sedikit mendesah, merasakan kepimilikannya yang begitu keras sampai terasa nyeri. Sehun  melangkah ke ranjang dan membaringkan diri, tetapi Sialan! Dia tidak bisa tidur, gairah terlalu menggelegak di dalam dirinya, meminta dipuaskan.

"Sehun ," suara rene  menggugah penyiksaan yang dialaminya.

"Apa irene ?," sehun  menjawab kasar.

Diam-diam rene  tersenyum mendengar nada tersiksa dalam suara sehun . Rasakan kau, Tuan  oh sehun  yang arogan, soraknya dalam hati,

"Aku... aku pusing..., maukah kau memijit kepala dan pundakku?"

***

Irene..You Make Me So Crazy  (Hunrene ) sehun ireneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang