Mimi tiba di Bandara hari ini. Pamannya menepati kata-katanya dengan menyelesaikan berkasnya keesokan harinya.
Mimi menyempatkan diri menjenguk Silver dan Grey mengatakan berita kepergiannya. Meskipun mereka bawahan, tapi mereka adalah teman seangkatannya. Terlihat dari kesamaan code name mereka.
Mimi mengenakan baju serba hitam dan menggerai rambutnya. Ia baru saja turun dari pesawat.
Sebenarnya, Mimi bingung kenapa pamannya harus mengirimnya ke Inggris dibanding tetap di Indonesia.
Tapi, biarlah Mimi tidak terlalu peduli hal detail seperti itu. Mimi melihat seorang pria memegang kertas namanya, Cordelia.
Sepertinya dialah yang akan mengantar Mimi ke mansion pamannya. Mimi menghampiri dan memberikan barang-barangnya kepada pria tersebut.
Setibanya di mansion, Mimi takjub ternyata mansionnya sangat besar dan dikawasan elit. Mimi kira hanya akan seperti rumah biasanya, mengingat seorang agent tidak boleh mencolok.
Mimi merasa rumah ini sangat sia-sia jika hanya dipakai untuk satu orang mengingat luasnya dan fasilitasnya mencukupi kehidupan 15 orang.
"Cih, disana dia terlihat sederhana. Disini dia malah menghamburkan uang nya untuk rumah tak terpakai." Mimi kesal mengingat rumahnya di Indo hanya sebuah rumah sederhana.
Mimi melihat sekelilingnya, kemudian tersenyum tipis. Semua furniture di rumah ini sangat sesuai dengan seleranya, dari warna nya yang dominan hitam putih dan modelnya yang cukup simple.
Mimi pun segera memilih kamarnya dari 6 kamar yang ada. Ia mengemasi barang-barangnya kedalam walk in closet nya.
Pamannya bilang besok ia sudah bisa memulai kegiatan kuliahnya.
Mimi tidak pernah sekolah, tapi dia sudah cukup muak melihat film-film sekolahan. Mimi mulai berpikir untuk memilih membuat image polos atau image badass.
Jika melihat kepribadiannya ia pasti memilih badass, tapi mengingat pekerjaannya ia tak bisa mencolok dan membuat orang-orang mengingatnya.
Mimi menghela nafas, sudah jelas ia harus tampil polos tapi ia tak berjanji akan terus seperti ini melihat situasi besok.
***
Mimi sudah siap, ternyata ada pelayan disini yang mengurusi makanan dan keperluannya. Ia berpikir harus berterima kasih pada pamannya.
Mimi keluar dan seorang pria sudah membukakan pintu mobil. Ia berpikir sejenak.
"Tidak bisakah aku mengendarai mobil sendiri?" Tanya Mimi, ia harus tampil sederhana jika ingin image polos. Ia bahkan hanya memakai celana jeans pendek dan baju putih tanpa lengan.
Menurut Mimi inilah definisi sederhana baginya. Tidak menyangka sebaliknya.
Pria tersebut seperti sudah menduganya dan menyodorkan kotak berisi 3 kunci mobil berbeda dan menunjukkan garasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Play With Me, Boys.
Любовные романыMimi tak percaya ia akan berada dalam situasi seperti ini. Sulit dipercaya memang, ia sebagai agent rahasia tak bisa melakukan apa-apa ketika berhadapan dengan dua pria ini. Dua pria berbahaya sedang berada di depannya saling menatap tajam seakan s...